Analisis Rancangan Aliran Proses Dalam Upaya Meminimumkan Proses Yang Tidak Memberi Nilai Tambah Melalui Value Stream Mapping Pada UD. Usaha Rezeki Prabot

Universitas Sumatera Utara Perhitungan takt time pada proses pengetaman Tabel 5.21 Tabel 5.21 Perhitungan Takt Time pada Proses Pengetaman dan Pengepresan. No Komponen Scrap Kebutuhan proses perakitan Custumer demand rateweek unit Takt time menitunit 1 2 3 4 5 Sisi samping Sisi atas Sisi bawah Pembatas Daun pintu 1 1 1 1 1 44 24 24 172 150 45 25 25 174 152 19,2 34,56 34,56 4,96 5,68 Perhitungan takt time pada proses pengetaman dan pengepresan Tabel 5.22 Table 5.22 Perhitungan Takt Time pada Proses Penyikuan. No Komponen Scrap kebutuhan proses perakitan Custumer demand rateweek unit Takt time menitunit 1 2 3 4 5 Sisi samping Sisi atas Sisi bawah Pembatas Daun pintu 1 1 1 1 1 45 25 25 174 152 46 26 26 176 154 18,78 33,23 33,23 4,91 5,61

5.3 Analisis

Berdasarkan perhitungan waktu siklus, waktu standart yang digunakan untuk mengukur lead time yang dibutuhkan untuk merancang aliran proses dengan menggunakan value stream mapping kemudian dibuat current state map dan untuk usulan digunakan future state map dalam hal ini adalah: 5.3.1 Analisis Current State Map Current state map yang terdapat pada sub bab 5.2 sebelumnya akan dijadikan acuan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi di sepanjang value UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara stream. Tahapan analisis yang dilakukan terhadap current state map adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokan kegiatan yang termasuk value added dan non value added. Dalam tahapan ini akan dikelompokan aktivitas yang termasuk dalam value added dan non value added. Pengelompokan ini dilakukan untuk setiap komponen sebelum tiba di bagian perakitan. Nilai untuk value added time diperoleh dari waktu proses yang terdapat pada current state map. Sedangkan untuk non value added time adalah lead time dari masing-masing proses tersebut yang juga diperoleh dari current state map. Pengelompokan aktivitas untuk komponen sisi samping dapat dilihat pada Tabel 5.23 berikut. Tabel 5.23 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Sisi Samping Kegiatan value added Waktu siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Penyikuan 192 Kayu dari tempat penyimpanan sementara dibawa ke mesin ketam pres dan menunggu untuk diproses. 96 Pengetaman dan pengepresan 50 Kayu dibawa ke mesin ketam. 10 Pemotongan 115 Kayu dibawa ke mesin potong 5 Relief 60 Dibawa ke mesin spindle dan menunggu untuk diproses. 304 Pemahatan 371 Dibawa ke mesin pahat dan diproses. 105 Pengelompokan aktivitas untuk komponen sisi atas dapat dilihat pada Tabel 5.24 berikut: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Sisi Atas Kegiatan value added Waktu siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Penyikuan 35 Kayu dari tempat penyimpanan sementara dibawa ke mesin ketam pres. dan menunggu untuk diproses 93 Pengetaman dan pengepresan 25 Kayu dibawa ke mesin ketam. 10 Pemotongan 30 Kayu dibawa ke mesin potong. 5 Proses Pen 20 Dibawa ke mesin pen dan menunggu untuk diproses. 450 Profil 35 Dibawa ke mesin profil dan menunggu untuk diproses. 335 Pengelompokan aktivitas untuk komponen sisi bawah dapat dilihat pada Tabel 5.25 berikut. Tabel 5.25 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Sisi Bawah Kegiatan value added Waktu siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Pengetaman dan pengepresan 35 Kayu dari tempat penyimpanan sementara dibawa ke mesin ketam pres dan menunggu untuk diketam dan diproses. 90 Pengetaman 25 Kayu dibawa ke mesin ketam. 10 Pemotongan 35 Kayu dibawa ke mesin potong. 5 Siku 20 Dibawa kem mesin siku dan menunggu untuk diproses. 430 Pasak 10 Kayu dibawa ke mesin pasak 5 Profil 25 Dibawa ke mesin profil dan menunggu untuk diproses. 320 Pengelompokan aktivitas untuk komponen Pembatas dapat dilihat pada Tabel 5.26 berikut. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Pembatas. Kegiatan value added Waktu siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Pengetaman dan pengepresan 240 Kayu dari tempat penyimpanan sementara. 90 dibawa ke mesin ketam pres dan menunggu untuk diproses. Pengetaman 400 Kayu di bawa ke mesin ketam. 10 Pemotongan 280 Kayu dibawa ke mesin potong. 5 Siku 160 Dibawa kem mesin siku dan 430 Pasak 80 menunggu untuk diproses. 5 Profil 400 Dibawa ke mesin profil dan menunggu untuk diproses. 320 Pengelompokan aktivitas untuk komponen Daun Pintu dapat dilihat pada Tabel 5.27 berikut. Tabel 5.27 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Daun Pintu Kegiatan value added Waktu Siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Penyikuan 210 Kayu dari tempat penyimpanan sementara dibawa ke mesin ketam pres dan menunggu untuk diproses. 90 Pengetaman dan Pengpresan 175 Kayu dibawa ke mesin ketam. 10 Pemotongan 245 Kayu dibawa ke mesin potong. 5 Proses Pen 140 Dibawa kem mesin siku dan menunggu untuk diproses. 430 Profil 175 Dibawa ke mesin profil dan menunggu untuk diproses. 320 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Pengelompokan aktivitas untuk perakitan dapat dilihat pada Tabel 5.28 berikut. Tabel 5.28 Pengelompokan Aktivitas untuk Komponen Perakitan. Kegiatan value added Waktu siklus detik Kegiatan non value added Waktu detik Perakitan 690 - - Pengeboran 808 Pintu diukur dan menunggu untuk diproses. 315 Pengetaman 420 Pintu menunggu untuk diproses. 720 Pendempulan dan penghalusan 530 - - Setelah mengelompokkan aktivitas mana yang termasuk value added dan non value added, selanjutnya akan dibandingkan waktu antara value added dan non value added setiap komponen dengan memasukkan nilai total value added dan non value added untuk melihat besarnya pemborosan yang terjadi. Perbandingan antara aktivitas value added dan non value added dapat dilihat pada Gambar 5.14. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Gambar 5.14 Diagram Batang Perbandingan Value Added dan Non Value Added Activities Perbandingan antara value added activities dan non value added activities dapat dilihat pada Gambar 5.14 menunjukkan bahwa pemborosan terbesar terjadi pada proses pengetaman, penghalusan hingga perakitan. Dari current state map dapat diketahui bahwa total lead time produksi di UD. Usaha Rezeki Prabot adalah 167,45 menit. 2. Menganalisis waktu siklus Waktu siklus dari setiap proses yang merupakan value added time terkadang memiliki unsur non value added di dalamnya yang disebut non value creating time. Waktu siklus yang terlalu lama dalam pengerjaan suatu proses juga dapat menyebabkan adanya non value creating time. Misalnya pada komponen sisi atas, waktu set up mesin profil yang lama 5 10 15 20 25 30 35 40 45 value added non value added M eni t UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara menyebabkan kayu menunggu untuk diproses. Waktu set up ini terjadi berulang-ulang karena setiap perubahan bentuk profil menyebabkan perubahan cetakan pada mesin. Waktu set up ini dapat dikurangi dengan mengelompokan komponen yang memiliki profil yang sama dikerjakan secara bersamaan sehingga hanya dibutuhkan sekali set up untuk membuat satu jenis pintu. 3. Menentukan akar permasalahan dari pemborosan yang terjadi Pemborosan dalam bentuk waktu menunggu yang terjadi di UD. Usaha Rezeki Prabot kemudian dicari penyebabnya dengan menggunakan tool 5 Why yang dapat dilihat pada Tabel 5.29. Tabel 5.29 Penggunaan Metode 5 Why dalam Pemecahan Masalah No Metode 5 Why Permasalahan: pemborosan waiting time 1 why? Aliran proses produksi bertahap dan lead time yang panjang 2 why? Letak mesin tidak teratur 3 why? Transfortasi yang berulang-ulang 4 why? Terbatasnya material handling dan mesin yang tersedia. 5 why? Set up mesin yang berulang-ulang Dari Tabel 5.29 dapat diambil kesimpulan bahwa akar masalah dari terjadinya pemborosan waktu menunggu disebabkan karena set up mesin yang berulang-ulang, sehingga menyebabkan lead time yang panjang dalam pengerjaan, serta matherial handling yang tidak tersedia saat diperlukan, sehingga pekerja harus mencarinya terlebih dahulu. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Selain melakukan analisis terhadap pemborosan yang terjadi, juga dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan takt time yang lebih rendah dari cycle time yang terjadi pada beberapa proses. Perbandingan takt time dan cycle time dapat dilihat pada Tabel 5.30 berikut. Tabel 5.30 Perbandingan Takt Time dan Cycle Time No Proses Waktu siklus menit Takt time menitunit 1 Penyikuan sisi samping Penyikuan sisi atas Penyikuan sisi bawah Penyikuan pembatas Penyikuan daun pintu 3,2 0,58 0,50 4 3,5 18,78 33,23 33,23 4,91 5,61 2 Pengetaman dan pengepresan sisi samping Pengetaman dan pengepresan sisi atas Pengetaman dan pengepresan sisi bawah Pengetaman dan pengepresan pembatas Pengetaman dan pengepresan daun pintu 0,83 0,42 0,42 6,67 2,92 19,2 34,56 34,56 4,96 5,68 3 Pemotongan sisi samping Pemotongan sisi atas Pemotongan sisi bawah Pemotongan pembatas Pemotongan daun pintu 1,92 0,50 0,58 4,67 4,08 19,64 36,00 36,00 5,02 5,76 4 Proses pen sisi atas Proses pen bawah Proses pen pembatas Proses pen daun pintu 0,33 0,33 2,67 2,33 37,56 37,56 5,03 5,79 5 Pasak sisi atas Pasak sisi bawah Pasak pembatas 0,17 0,17 1,33 37,56 37,56 5,03 6 Relief sisi samping 1 20,09 7 Profil sisi atas Profil sisi bawah Profil pembatas Profil daun pintu 0,42 0,42 6,67 2,92 39,27 39,27 5,08 5,79 8 Perakitan Pengeboran Pengetaman kembali Penghalusan 8,47 13,47 7 8,83 41,14 41,14 43,20 45,47 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara dapat diketahui bahwa hampir semua proses memiliki takt time yang lebih rendah dari cycle time kecuali proses pengetaman dan profil untuk komponen. 4. Analisis fishbone Diagram sebab akibat adalah diagram yang menunjukan sebab akibat yang timbul dalam proses produksi dengan pertanyaan “mengapa” akar penyebab masalah dapat diketahui dan dievaluasi menggunkan sebab- akibat fishbone diagram. Seperti ditunjukkan pada Gambar 5.15 lead time process adalah permasalahan yang terjadi selama proses produksi Gambar 5.15 Diagram Fishbone Gambar 5.15 menunjukan, bahwa lead time process yang panjang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain manusia man power, mesin machenery, metode methods, lingkungan environment. Lead Time Process yang panjang Manusia Lingkungan Metode Kerja Mesin Kurangnya perawatan mesin Terbatasnya jumlah mesin Tidak ada standart operation prosedure Bising Kurangnya memperhatikan keselamatan kerja Panas Rendahnya skill Pengerjaan yang berulang-ulang Kurang nya perawatan mesin Tidak ada standart operational prosedure Pengerjaan yang berulang- ulang Terbatasnya jumlah mesin Kurangnya koordinasi dalam bekerja Rendahnya skill Lead time process yang panjang Lingkungan Manusia Mesin Metode kerja Panas Bising UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara BAB 6 PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN

6.1 Hasil Rancangan