Latar Belakang Masalah Rancangan Aliran Proses Dalam Upaya Meminimumkan Proses Yang Tidak Memberi Nilai Tambah Melalui Value Stream Mapping Pada UD. Usaha Rezeki Prabot

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang sama. Untuk memenangkan persaingan tersebut perusahaan dituntut untuk mempunyai suatu strategi dalam meminimumkan atau menghilangkan pemborosan disepanjang aliran proses produksi secara berkesinambungan baik dalam bentuk kualitas, jumlah produksi dan pengiriman tepat waktu. Aliran proses merupakan urutan perkerjaan atau aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi barang dan jasa. Disepanjang aliran proses produksi terdapat aktivitas-aktivitas yang memberi nilai tambah value added, tidak memberi nilai tambah non value added yang mengakibatkan pemborosan. Dalam upaya meminimumkan proses yang tidak memberi nilai tambah non value added bagi perusahaaan diperlukan suatu upaya perbaikan pada aliran proses produksi dan aliran informasi melalui value stream mapping. Value stream mapping merupakan alat perbaikan toosl dalam perusahaan untuk membantu memvisualisasikan aliran proses produksi secara menyeluruh meliputi semua aliran proses dalam sistem produksi. Menurut Deming, setiap upaya UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara perbaikan dalam meminumumkan atau mengurangi pemborosan yang ada dalam sistem industri akan membuat aktivitas proses dalam industri akan menjadi lebih baik secara keseluruhan Gaspersz,V.4.2011. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada perusahaan produksi mebel dengan menggunakan value stream mapping telah berhasil merinci besar aktivitas yang memberi nilai tambah value added activity rata-rata sebesar 50,30, aktivitas yang tidak memberi nilai tambah non value added activity sebesar 21,83, dengan mengurangi waste sepanjang aliran proses produksi dan memperbaiki management jig yang lebih baik Hartini, 2009. Pada rancangan sistem produksi PT. Gunung Bayur yang memproduksi bushing spring, shackle spring dan lain-lain, banyak terdapat aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah pada sistem produksi non value added yang merupakan suatu pemborosan bagi perusahaan, dengan menggunakan value stream mapping dari hasi analisis didapatkan ada tiga jenis pemborosan yaitu waktu tunggu sebesar 25,95, produk cacat sebesar 18,51 dan gerakan yang tidak perlu sebesar 14,81, dengan 1 aktivitas value added dan 3 aktivitav non value added dengan total lead time sebesar 42,683 menit atau sebesar 52,57 dapat mereduksi lead time dari big picture mapping kondisi awal Asep R, 2008. UD. Usaha Rezeki Prabot adalah perusahan manufaktur yang merupakan industri kecil menengah bergerak dalam bidang produksi mebel, sebagian besar UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara produknya adalah pintu, kusen dan jendela yang sangat umum digunakan pada perumahan, perkantoran dan perusahaan lainnya. Perusahaan ini tentunya ingin menjadi yang terbaik dalam menghasilkan produk tepat waktu dan kualitas yang lebih baik, kenyataan dilapangan permasalahan yang sering dihadapi oleh UD. Rezeki Prabot adalah mengalami kerterlambatan waktu dalam penyelesaian pesanan konsumen terutama jenis pintu panel petak 7, sehingga hasil produksi tidak mampu mencapai target kuantitas yang telah ditetapkan. Pada tabel 1.1 adalah data permintaan pintu panel petak 7 selama satu tahun mulai Maret 2011 sampai Pebruari 2012. Tabel 1.1. Data Permintaan Pintu Panel Petak 7 tahun 2011- 2012 No Bulan Permintaan unit Terselesaikan unit 1 Maret 72 65 2 April 68 63 3 Mei 70 63 4 Juni 70 62 5 Juli 68 58 6 Agustus 74 60 7 September 72 65 8 Oktober 71 59 9 Nopember 73 67 10 Desember 69 61 11 Januari 74 65 12 Pebruari 72 62 Total 853 750 Sumber: UD. Usaha Rezeki Prabot Dari tabel 1.1 terlihat bahwa permintaan pintu panel petak 7 sebanyak 853 unit pintu dan hanya terlesaikan tepat waktu sebanyak 750 unit pintu. Agar produk terselesaikan tepat waktu dan kepuasan konsumen meningkat dapat dilakukan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara dengan cara mengurangi lead time process. Pengurangan lead time process dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pemborosan yang terjadi di lantai produksi. Shigeo Shingo merumuskan tujuh jenis pemborosan yang terjadi sering terjadi diperusahaan, ketujuh jenis pemborosan tersebut adalah kelebihan produksi overproduction, gerakan yang tidak perlu unnecessary motion, transportasi yang berlebih excessive transportation, waktu menunggu Waiting time, proses yang tidak tepat inappropriate processing, persediaan yang tidak penting uncecessary inventory dan cacat defect Singo.S, 1989. Tabel 1.2 menunjukkan persentase jenis pemborosan yang terjadi pada UD. Rezeki Prabot selama proses produksi pembuatan pintu panel petak 7 berlangsung, Tabel 1.2 Data 7 Pemborosan UD. Usaha Rezeki Prabot No Pemborosan Simbol Frekuensi Frekuensi kumulatif Persen Persen kumulatif 1 Proses yang berlebihan X1 8 8 27,59 27,59 2 Menunggu X2 7 15 24,14 51,72 3 Transportasi X3 6 21 20,69 72,41 4 Gerakan yang tidak perlu X4 4 25 13,79 86,21 5 Cacat X5 2 27 6,90 93,10 6 Produksi yang berlebih X6 1 28 3,45 96,55 7 Persediaan berlebih X7 1 29 3,45 100,00 Sumber : UD. Usaha Rezeki Prabot Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti pada Tabel 1.2 diatas dapat dijelaskan bahwa untuk kategori nilai X1, X2 dan X3 adalah sebesar 72,42 dan untuk kategori nilai X4, X5 adalah sebesar 20,69, selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 diagram Pareto berikur ini. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1: Diagram Pareto Pemborosan pada UD. Usaha Rezeki Prabot

1.2 Rumusan Masalah