Koperasi Unit Desa KUD

keberadaan sektor pertanian didalam perekonomian suatu Negara perlu diuraikan peranan sektor pertanian itu dalam pembangunan yakni : a. Sektor pertanian menjadi tulang punggung proses pembangunan ekonomi dan berfungsi sebagai usaha pemerataan dari segala aspeknya sesuai dengan faktor historis serta peluang pembangunanpengembangannya. b. Pembangunan sektor pertanian menjadi pendukung bagi usaha rakyat dalam bidang teknologi budidaya dan pengelolaan serta pelayanan dan pemasaran hasilnya. c. Pembangunan pertanian menjadi penunjang yang mampu mewarisi perkembangan kewiraswastaan para petani kearah yang rasional.

2.2 Koperasi Unit Desa KUD

2.2.1 Arti Pentingnya Koperasi Unit Desa

Kehidpuan dalam masyarakat pada hakekatnya tersusun atas dasar ide yang sangat rapi. Tiap orang cukup bekerja dalam suatu lapangan usaha tertentu sebagai pekerjaan pokok, sedangkan barang-barang lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hampir seluruhnya diusahakan oleh orang lain. Saying sekali pembagian kerja yang berlaku dalam suatu masyarakat tidak selalu diikuti oleh pembagian hasil yang seadil-adilnya. Di dalam praktek golongan yang kuat perekonomiannya lebih leluasa mencari keuntungan bagi dirinya sendiri sehingga golongan yang lemah perekonomiannya hampir selalu dirugikan. Dengan jalan berkoperasi maka pembagian kerja dalam masyarakat akan disusun sedemikian rupa sehingga pembagian hasil dapat dilakukan secara lebih adil. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia sebagian besar pendapatan masyarakat diperoleh dari sektor pertanian, baik dari pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Apabila kita teliti lebih mendalam, pada umumnya tingkat hidup petani masi sangat rendah, terutama golongan petani kecil dan buruh tani yang tidak memiliki tanah. Lapangan usaha petani biasanya terbatas pada pengolahan tanah sampai menghasilkan barang panen yang masih merupakan bahan mentah. Selanjutnya hasil tersebut dikuasai oleh pedagang untuk diekspor keluar negari atau dikuasai oleh pihak lain yang mengolah barang tadi menjadi barang yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian keuntungan sebagian besar jatuh kepihak lain yang mempunyai modal yang cukup untuk menguasai hasil pertanian. Sedangkan petani hanya hanya menerima sebagian kecil saja keuntungan yang ada. Dengan membentuk koperasi pertanian, para petani dan para buruh tani yang tenaganya sangat diperlukan dalam mengadakan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Suradjiman, Jakarta, 1964 Usaha yang dapat dilakukan koperasi pertanian mulai dari koperasi primer, pusat, gabungan maupun induk koperasi antara lain : a. Menyediakan bahan-bahanalat-alat pertanian seperti : bibit, pupuk obat- obatan pemberantas hama dan sebagainya. b. Menyediakan kredit bagi anggota yang memerlukan untuk tujuan yang produktif. Universitas Sumatera Utara c. Mengusahakan pengolahan hasil pertanian mulai dari bahan mentah sampai bahan tersebut siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. d. Mengusahakan penjualan sampai tingkat ekspor. e. Mengusahakan perbaikan teknik pertanian seperti perbaikan irigasi, mekanisme pertanian, mengadakan penyelidikan dan sebagainya. Dalam mengadakan pembangunan ekonomi, pemerintah mengarahkan perhatiannya pada pembangunan pertanian pedesaan. Dalam kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan, pemerintah menempatkan koperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah. Dari situ pemerintah memiliki rencana dan anggaran yang harus dijalankan oleh koperasi. Agar dapat menjalankan tugasnya koperasi harus menertibkan diri dilain pihak supaya koperasi dapat hidup maka harus diberi bantuan. Dalam rangka meningkatkan produktifitas pertanian dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi Unit Desa KUD. Dalam suatu kecamatan terdiri dari beberapa desa yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi. Untuk satu wilayah potensi ekonomi ini dianjurkan membentuk satu Koperasi Unit Desa. Dan apabila potensi ekonomi satu kecamatan memungkinkannya, maka dapat dibentuk lebih dari satu KUD. Dengan kemudian ada kemungkinan satu KUD meliputi satu atau beberapa desa saja, tetapi diharapkan agar dapat meliputi semua desa satu kecamatan. Kegiatan usaha koperasi di Indonesia semakin meningkat, terutama dibidang koperasi pertanian. Walaupun demikian, kegiatan dibidang pertanian yang Universitas Sumatera Utara beranggotakan koperta, lebih intensif didirikan sebagai bentuk usaha memiliki anggota koperasi. Badan Usaha Unit desa BUUD KUD dalam perkembangannya dapat mengelola setiap kegiatan koperasi sampai kedesa-desa dan untuk meningkatkan usahanya, koperasi-koperasi desa tersebut digabungkan dalam almagasi atau penyatuan, koperasi akan dapat menyeragamkan usaha-usahanya. Bentuk almagasi mula-mula dapat penyatuan luas daerah kerja KUD dalam wilayah sekurang-kurangnya 600 Ha. Mulai tahun 1978, wilayah KUD mencakup di kawasan kecamatan. Daerah kerja koperasi dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang pertanian, industri kecil, peternakan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi. Setiap usaha dapat dipertanggungjawabkan dan akan terus berkembang dengan sistem perwakilan dalam almagasi. Peningkatan usaha KUD dapat menumbuhkan koperasi di daerah yang dikoordinir oleh PUSKUD pusat koperasi unit desa tingkat propinsi dan induk koperasi unit desa INKUD tingkat untuk nasional. Koperasi Unit Desa KUD yang merupakan salah saru koperasi ditetapkan berdasarkan Impres No.21978 yang menetapkan agar KUD menjadi pusatpelopor perekonomian pedesaan. Sri Edi Swasono, 1982 Tentu saja anggota koperasi ini lebih mengutamakan juga pada perkumpulan anggota masyarakat desa untuk membangun perekonomian desa secara bersama- sama. Majunya perekonomian di desa itu terjadi karena adanya pembangunan pertanian yang dilakukan oleh KUD. Oleh karena itu pemerintah melalui lembaga Universitas Sumatera Utara KUD berusaha untuk menyediakan sarana produksi pertanian dengan harga yang layak dan tidak terlalu menyulitkan bagi para petani. Disamping itu juga menyediakan kredit dengan bunga yang rendah dan dengan persyaratan yang mudah dan melakukan penyuluhan-penyuluhan. Didalam pembangunan pertanian itu pemerintah merubah struktur pada berbagai kegiatan masyarakat pedesaan seperti penyaluran sarana produksi pertanian, kredit, pengadaan pangan dan tata niaga dimanapun merupakan bagian structural dari sistim yang berlaku dan dalam waktu yang relatif pendek mampu menggantikan dan menjadi pelopor dalam berbagai kegiatan dimasyarakat. Koperasi Unit Desa mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya bagi anggotanya. Peranan tersebut sebagai berikut : 1. Koperasi membantu para anggotanya dalam meningkatkan penghasilannya. Dengan adanya koperasi kredit, masyarakat dapat membeli peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan yang dibutuhkan. 2. Koperasi menciptakan dan memperluas lapangan kerja. Disini tampil peranan koperasi yakni mempersatukan daya upaya masyarakat untuk berusaha mencapai tujuan bersama atas asas kekeluargaan. Dalam kegiatan-kegiatannya koperasi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota untuk ikut bekerja dalam kegiatan koperasi. Berkat peranan koperasi pengangguran dapat dikurangi oleh usaha dan kegiatan mereka sendiri dalam koperasi. 3. Koperasi mempersatukan dan mengembangkan daya usaha orang-orang, baik sebagai perseorangan maupun sebagai warga masyarakat Universitas Sumatera Utara 4. Koperasi ikut meningkatkan taraf hidup rakyat. Dengan meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya, berarti koperasi juga ikut meningkatkan taraf hidup rakyat. 5. Koperasi berperan dalam penyelenggaraan kehidupan ekonomi secara demokrasi. Kehidupan ekonomi artinya kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam. Demokrasi artinya menurut banyaknya suara rakyat. Keputusan atau segala tindakan yang diambil berdasarkan kehendak dan keinginan rakyat banyak, berarti keputusan atau tindakan itu dilakukan secara demokrasi. 6. Koperasi ikut meningkatkan tingkat pendidikan rakyat. Koperasi ikut berperan menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan, guna menambah dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan para anggota. Kegiatan dan usaha pendidikan yang diselenggarakan koperasi bagi para anggotanya berupa latihan-latihan keterampilan dan pengetahuan tentang cara-cara menghadiri rapat anggota. Cara-cara mendirikan koperasi serta pengetahuan tentang hak dan kewajiban anggota. Kegiatan koperasi yang lainnya adalah ikut melakukan pemberantasan buta aksara. Kegiatan-kegiatan dan usaha pendidikan ini tentu saja akan menambah pengetahuan dan keterampilan para anggota dan masyarakat sekitarnya. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Strategi pengembangan Koperasi Unit Desa KUD

Pengembangan KUD dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan peranan serta tanggung jawab masyarakat pedesaan agar mampu mengurusi diri sendiri secara nyata sehingga mampu memetik dan menikmati hasil pembangunan guna meningkatkan taraf hidup pasal 1 lampiran inpres No.2 tahun 1978 Paling sedikit ada tiga unsur untuk pengembangan KUD yaitu kelembagaan, keanggotaan termasuk pengurus dan menejer, dan usaha. Pengembangan kelembagaan kiranya sudah tertata dengan baik. Yang belum memadai adalah pengembangan keanggotaan dan usaha. Pengembangan keanggotaan tentu saja dapat dilaksanakan dengan cara mengiring masyarakat pedesaan menjadi anggota KUD cara ini kurang berbau sukarela. Tetapi menurut beberapa ahli yang paling tepat adalah mengembangkan usaha KUD. Kalau usaha KUD menguntungkan bagi anggota, otomatis anggota akan bertambah. a. Pengembangan keanggotaan Pengembangan keanggotaan meliputi dua aspek yaitu aspek kualitas dan kuantitas. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan kwantitas keanggotaan KUD di Indonesia sampai dengan tahun 1983 ini terus meningkat. Peningkatan jumlah anggota ini secara langsung mempengaruhi atau memperbesar jumlah modal KUD, karena salah satu sumber modal KUD adalah simpanan dari anggota, simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Jadi makin besar jumlah anggota KUD, kemampuan modalnya juga makin kuat. Hanya perlu dicatat disini bahwa meskipun jumlah anggota KUD setiap Universitas Sumatera Utara tahunnya ada kecenderungan untuk naik, tetapi masih jauh dari yang diharapkan karena belum semua petani rakyat pedesaan menjadi anggota KUD. Untuk meningkatkan jumlah anggota KUD ini diharapkan BUUD yang anggota terdiri dari camat, lurah, guru, ulama, dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya perlu dilibatkan agar turut berperan aktif. Hanya perlu disini diberi catatan seberapa jauh pengaruhpengetahuan, kesempatan dan kesediaan dari pada pemuka- pemuka masyarakat itu untuk “mengkampanyekan” KUD kepada masyarakat luas. Sebabnya ialah untuk bisa meyakinkan orang, para pemuka itu sendiri harus yakin akan kebenaran dan kegunaan dari apa yang mereka ucapkan. Demikian juga untuk dapat memberikan pengertian pada orang lain, mereka sendiri harus mengerti apa yang mereka ucapkan. Jika demikian maka strategis sekali jika pemuka-pemuka masyarakat ini yang “digarap” terlebih dahulu, tentang segala sesuatunya yang menyangkut KUD dibina sedemikian rupa sehingga menjadi tokoh panutan dalam pengembangan KUD. Pengembangan keanggotaan KUD dari segi kualitas sudah tentu meliputi faktor pengertiankesadaran dari anggota atau calon anggota KUD, karena prinsip keanggotaan koperasi di Indonesia adalah kesukarelaan. Pengertian dan kesadaran disini berarti bahwa dia mengerti dan sadar kenapa dia menjadi anggota KUD. Dari mengerti dan sadar dapat diharapkan kesukarelaan masyarakat menjadi anggota KUD. Banyak cara untuk mencapai “state of mind” yang demikian ini sebagai salah satu pendekatan, mengerti hanya bisa diperoleh melalui pengetahuan dan pengetahuan banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Memperoleh ilmu Universitas Sumatera Utara pengetahuan bisa melalui pendidikan, penyuluhan-penyuluhan, latihan-latihan, demonstrasiperagaan, melalui pengalaman sendiri, ataupun mendengar dan melihat pengalaman orang lain. Pengetahuan yang perlu diberikan terutama adalah tentang manusia yang harus hidup berkelompok besar atau kecil tergantung dari tujuan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ada skala-skala ekonomi tertentu yang hanya bisa dicapai dengan jalan berkelompok, supaya tetap terwujud efektifitas dan efisiensi secara optimal. Dengan demikian mereka akan lebih sadar memasuki kelompok-kelompok itu untuk kepentingan bersama. Kelompok-kelompol inilah yang kita namakan koperasi, yang sesuai dengan perundang-undangan yang ada merupakan abstraksi dari cara-cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jika semua orang sudah masuk koperasi secara sadar dan sukarela, apakah sudah akan terjamin bahwa koperasi akan berhasil dan mampu lebih berkembang. Jadi berkembangnya keanggotaan KUD baik dalam kualitas maupun kuantitas belum menjamin kemajuanpeningkatan KUD secara keseluruhan. b. Pengembangan usaha Fungsi-fungsi KUD seperti telah diuraikan diatas, sebagian telah berjalan, misalnya dibidang perkreditan, penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, pengolahan dan penyaluran hasil produksi gabah. KUD belum memperlihatkan dirinya sebagai salah satu wadah perekonomian rakyat pedesaan. Sebagian besar KUD masih dikenal sebagai KUD gabah, mengingat Universitas Sumatera Utara hanya gabah yang ditangani secara serius sedangkan barang-barang lain seperti hasil- hasil kerajinan, hasil kebun penduduk belum diberi perhatian cukup. Hal ini tidak mengherankan, mengingat hanya gabah yang sudah ditata pemerintah terutama penyalurannya ke dan dari Dolog. Meskipun demikian penataan hubungan antara Dolog, KUD dan usaha swasta lainnya masi peerlu disempurnakan, sehingga terjadi hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Puskud harus bisa membina dan mengembangkan usaha KUD, sehingga KUD merupakan tangan-tangan Puskud yang terpercaya dan dapat diandalkan. Untuk itu Puskud maupun KUD harus mempunyai personalia yang tangguh, terutama manajer dan aparat-aparatnya harus memenuhi kualifikasi tertentu, bersikap “business like”, dan memiliki “sense of business” yang tinggi, disertai dengan dedikasi dan idealisme yang tinggi terhadap koperasi. Lapangan usaha KUD sebetulnya tidak terbatas, tetapi untuk sementara lebih baik dibatasi, mengingat tingkat “kesepiannya” harus disiagakan dengan sempurna terbatas pada barang-barang yang telah tertata saluran distribusinya. Tetapi puskud harus dari permulaan sudah dipersiapkan untuk dapat banyak mengambil lapangan usaha, mengingat puskud hanya satu ada disetiap propinsi, sehingga kualifikasi menejer tangguh dan aparat bawahannya lebih mudah dicarididapat. Jadi kalau hal-hal tersebut diatas belum atau tidak bisa dikerjakan oleh KUDPuskud, sangat sukar diharapkan rakyatpetani pedesaan akan menjadi anggota secara sukarela sesuai dengan prinsip koperasi. Dalam jangka pendek dan untuk mempercepat proses memasyarakatkan KUD, maka KUD harus memberinya Universitas Sumatera Utara pelayanan yang sama untuk semua orang tanpa memperhatikan apakah dia anggota KUD atau tidak dalam soal harga dan kuantitas barang yang diminta. Kelebihannya sebagai anggota adalah dia masih berhak menerima pembagian hasil usaha. Kalau hal ini bisa dikerjakan, apalagi sisa hasil usaha setiap tahun relatif cukup berarti bagi anggota, niscaya lambat laun semua orang akan menjadi anggota sukarela. Sedangkan untuk pengembangan KUD selanjutnya maka dibentuk pola pengembangan KUD yang bertujuan supaya KUD menjadi organisasi koperasi berswadaya yang dimiliki rakyat, diatur oleh mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Untuk mecapai sasaran tersebut maka pengembangan sejak semula direncanakan melalui tiga tahapan : 1 Tahap Opisialisasi Pemerintah terlebih dahulu memperkenalkan konsep KUD, mengambil inisiatif berdirinya, membimbing pertumbuhan dan pelaksanaan tugasnya disertai berbagai fasilitas yang diperlukan KUD. Sasarannya adalah supaya KUD dapat bertindak sebagai perusahaan yang efektif, khususnya untuk menunjang program produksi dan pengadaan pangan. 2 Tahap De-OpisialisasiDebirokratisasi Berdasarkan pengalamannya pada tahap pertama, untuk selanjutnya KUD sudah mulai dipersiapkan menjadi organisasi yang otonom. KUD harus sudah mulai menyusun permodalannya sendiri untuk mengurangi ketergantungannya kepada pemerintah. Universitas Sumatera Utara 3 Tahap Otonomi Dalam tahap ketiga ini KUD sudah mencapai kedudukan ekonomi berswadaya berdiri diatas kaki sendiri. Kerjasama antara koperasi secara horizontal diperluas dengan semakin berfungsinya Puskud-puskud pada tingkat propinsi dan juga Inkud tingkat nasional. I Ketut Purwa1987 Oleh karena itu koperasi seharusnya dapat mengambil peranan penting dan memberikan sumbangan yang besar dalam pemecahan kemiskinan, walaupun tidak mungkin mengharapkan koperasi menyelesaikan masalah dengan sendiri. Tetapi jika dikaitkan langsung dengan program-program pembangunan yang langsung memecahkan kemiskinan, akan menempatkan koperasi sebagai sarana yang efektif seperti produksi, pemasaran, penyediaan fasilitas pertanian dan kredit untuk golongan ekonomi lemah.

2.2.3 Masalah Pengembangan Koperasi Unit Desa

Sampai sedemikian jauh proses pengembangan koperasi ditanah air menghadapi berbagai masalah baik karena belum tumbuhnya kembali kepercayaan masyarakat pada koperasi maupun kesulitan yang timbul dari sifat khas koperasinya itu sendiri. a. Permasalahan belum tertampungnya secara penuh kesamaan, kebutuhan, keinginan dan kepentingan serta keputusan bersama dari para anggota sihingga dijumpai situasi : Universitas Sumatera Utara • Masih kurangnya partisifasi dari para anggota dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut bidang usaha, permodalan, pengawasan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang dapat meningkatkan swadaya koperasi. • Sistem perencanaan usaha koperasi belum cukup berkembang mengingat masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan para menejer koperasi. • Pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha koperasi belum sepenuhnya didasari oleh asas menejemen terbuka, efisiensi, efektifitas dan kepentingan anggota. • Sistem pengawasan koperasi masih belum memadai. b. Permasalahan yang menyangkut aspek usaha koperasi • Dalam melaksanakan kegiatan usaha, koperasi masih belum dapat sepenuhnya mampu mengembangkan usaha dibeberapa sektor perekonomian rakyat, baik karena belum tersedianya kesempatan disektor tersebut maupun karena belum dimilikinya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan yang tersedia. • Belum terwujudnya jaringan distribusi pencakupan geografis memadai, sehingga diperlukan perwujudan dan suatu sistem koperasi nasional yang mantap. • Sebagian dari koperasi masih belum mampu terbatas sifatnya dalam memupuk modal sendiri sehingga usahanya terbatas. Universitas Sumatera Utara • Karena terbatasnya kapasitas dan fasilitas-fasilitas usaha, disamping belum diperhatikannya prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas usaha, mengakibatkan tinggi biaya operasional per-unit produksi atau jasa yang dihasilkan. • Karena kelemahan manajemen dan keterbatasan kemampuan dari para manejer koperasi mengakibatkan perencanaan usaha koperasi masih belum dapat berkembang dan menunjang koperasi untuk dapat berpacu dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya. c. Permasalahan yang menyangkut aspek lingkungan • Adanya gejala semakin meningkatnya konsentrasi kekuatan kelompok kecil masyarakat dan praktek dunia usaha yang mengesampingkan semangat usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. • Kurang adanya keterpaduan dan konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan sektor-sektor lainnya sehingga program pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri tanpa dukungan dan partisipasi program pengembangan sub-sektor yang lain. • Adanya beberapa kebijaksanaan dan peraturan yang kurang sejalan dengan cita-cita dan semangat pengembangan koperasi, sehingga sebagai lembaga ekonomi masyarakat menemui kesulitan untuk meningkatkan Universitas Sumatera Utara skala dan keanekaragaman usahanya keberbagai sektor yang strategis dan menguntungkan. Departemen Koperasi, 1984 2.3 Kredit 2.3.1 Gambaran Umum Kredit Pedesaan Pembicaraan mengenai masalah permodalan dalam pertanian tidak bisa lepas dari pada pembicaraan masalah kredit karena kredit tidak lain dari pada modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman. Bahwa soal kredit bagi pertanian sangat penting, tidak dapat diragukan lagi dan itu berlaku bagi semua Negara baik pertaniannya yang sudah sangat maju maupun yang masih terbelakang. Namun begitu bagi pertanian di Negara yang masih miskin dan belum maju nampaknya peran kredit lebih menonjol lagi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif memang modal adalah merupakan faktor produksi non alami bikinan manusia yang persediaanya masih sangat terbatas terutama di Negara-negara berkembang, karena kemungkinan yang sangat kecil untuk memperluas tanah pertanian dan persediaan tenaga kerja yang melimpah maka diperkirakan cara yang paling mudah dan tepat untuk memajukan pertanian dan peningkatan produksi pertanian adalah dengan memperbesar penggunaan modal. Prinsip inilah yang menjiwai usaha intensifikasi pertanian di Negara kita dengan pengenalan bibit-bibit unggul baru, obat-obat pemberantas hama dan penyakit, penggunaan pupuk yang lebih baik dan lebih banyak, investasi dibidang Universitas Sumatera Utara pengairan dan lain-lain metode yang membutuhkan modal yang lebih besar. D.H.Penny,1972:11-20 Oleh karena itu sedikit saja terjadi perubahan dalam produksi pertanian akan mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Jika para petani mengalami kegagalan dalam usaha tani, maka akan mencari sumber pendapatan lain yang dengan segera akan dapat mengatasi kesulitannya. Salah satu sumber bantuan tersebut adalah lembaga-lembaga perkreditan yang ada di pedesaan. Lembaga perkreditan yang beroperasi ditingkat pedesaan sudah berlangsung sejak zaman dahulu, meskipun bentuknya berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Seorang ahli mengatakan bahwa lembaga perkreditan ini berperan bukan saja sebagai lambing ikatan antara golongan yang punya dan tidak, tetapi ada kalanya merupakan satu bentuk tenggang rasa yang diinvestasikan dalam bentuk natural M. Sidik Mulyono, 1981 Perkembangan pembangunan disektor pertanian menyebabkan pengaruh- pengaruh komersialisasi mulai tampak ikut berperan. Pengaruh ini mulai tampak pada daerah-daerah tempat proses peralihan dari usaha pertanian sub-sistem kepada usaha pertanian komersil. Secara teoritis, pada masa peralihan ini kebutuhan akan dana kredit semakin diperlukan oleh masyarakat. Sehingga lembaga-lembaga perkreditan yang semula bersifat lambang ikatan dan tenggang rasa, lama-kelamaan akan menjadi hubungan ekonomi yang kadang-kadang masih terselubung. Tetapi secara teoritis penggunaan modal yang lebih banyak dalam usaha intensifikasi pertanian tidaklah dapat disamakan begitu saja dengan penggunaan kredit yang lebih banyak. Universitas Sumatera Utara Ahli-ahli ekonomi pertanian yang dengan tegas mengkritik asumsi bahwa petani memerlukan kredit karena mereka miskin dan modal mereka sangat lemah. Alasan kritik itu adalah oleh karena dengan asumsi itu berarti mudah untuk memajukan pertanian maka kepada para petani perlu disediakan kredit dengan mudah dan tingkat bunga rendah kredit murah. Sejalan dengan pendapat diatas maka ahli lain berpendapat bahwa kredit tidaklah merupakan syarat yang mutlak dalam pembangunan pertanian. Yang mutlak adalah mendorong motivasi petani untuk menggunakan barang-barang modal penemuan-penemuan teknologi baru untuk meningkatkan produksi dengan cara menyediakan alat-alat dan bahan-bahan pertanian itu dekat dengan petani. Baru setelah petani didorong motivasinya dan ingin membelinya maka kredit akan melancarkan adopsi dan penerapannya dalam usaha tani. Jadi dalam soal kebutuhan petani akan kredit bagi kemajuan pertanian ini, soalnya bukanlah selalu terletak pada ada tidaknya atau perlu tidaknya kredit melainkan pada masih sangat terbatasnya kesempatan petani untuk maju atau kurangnya aspirasi mereka itu. Dari penelitian-penelitian di Negara kita ternyata bahwa tidak ada keraguan- keraguan tentang sangat pentingnya peranan kredit bagi kemajuan usaha tani. Disamping itu bentuk perkreditan ini diharapkan dapat dinikmati secara merata oleh semua lapisan masyarakat, terutama bagi golongan petani kecil dan golongan ekonomi lemah sehingga mengurangi ketergantungan petani pada perkreditan informal. AT Mosher, 1966:150-162 Menurut sudjanadi pemberian kredit kepada para petani meliputi criteria : Universitas Sumatera Utara 1. Pemberian kredit usaha tani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan petani-petani melakukan inovasi-inovasi dalam usaha taninya. 2. Kredit itu harus bersifat kredit dinamis yaitu mendorong petani untuk menggunakannya secara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti. 3. Kredit yang diberikan selain merupakan bantuan modal juga merupakan perangsangan untuk menerima petunjuk-petunjuk dan supaya bersedia berpartisifasi dalam program peningkatan produksi. 4. Kredit pertanian yang diberikan pada petani tidak perlu hanya terbatas pada kredit usaha tani yang langsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus pula mencakup kredit-kredit untuk kebutuhan rumah tangga petani. S Ronodiwirjo,1982:278-279 Penemuan demikian penting artinya karena selama ini besar pemikiran perkreditan di Indonesia masih bersifat statis dengan tujuan terutama untuk menyelamatkan petani dari para pelepas uang atau sistem ijon.

2.3.2 Ruang Lingkup Kredit

Dalam pengertian sehari-hari, kredit sering diartikan sebagai pinjaman uang atau hutang kepada pihak ketiga. Tetapi pengertian kredit menurut undang-undang perbankan Nomor 14 tahun 1967, yaitu sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dengan pihak lain dalam hal mana peminjam berkewajiban melunasi hutangnya Universitas Sumatera Utara setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditentukan”. Sedangkan dalam arti aslinya kredit adalah suatu transaksi antara dua pihak yang mana yang pertama disebut kreditor menyediakan sumber-sumber ekonomi yang dapat berupa barang, jasa atau uang dengan janji kepercayaan bahwa pihak kedua debitor akan membayarkan kembali pada waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu dasar yang paling utama pemberian kredit adalah kepercayaan. Orang atau badan hukum yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa pihak yang menerima kredit debitur akan memenuhi kewajibannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat dilihat unsur-unsur yang terdapat didalam kredit yaitu : • Kepercayaan yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan akn benar-benar diterimanya kembali pada waktu tertentu dimasa yang akan dating. • Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating. Dalam unsure waktu itu, terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. • Tingkat resiko degree of risk yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin Universitas Sumatera Utara lama jangka waktu kredit yang diberikan, semakin tinggi pula tingkat resikonya. Hal ini disebabkan karena adanya unsur ketidakpastian pada masa yang akan datang yang tidak dapat diperhitungkan. Dengan adanya unsur ini maka menimbulkan adanya jaminan dalam pemberian kredit. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi yang menyangkut dengan uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan. Selanjutnya dapat diharapkan bahwa dengan kemajuan ekonomi, peranan kredit untuk masyarakat akan makin penting. Banyak keuntungan untuk melembagakan struktur dan sistem perkreditan pertanian sehingga menjadi bagian integral dari keseluruhan struktur dan sistem perkreditan nasional.

2.3.3 Tujuan Kredit

Tujuan kredit mencakup ruang lingkup yang luas yang meliputi tiga fungsi pokok yang saling berkaitan yaitu terarah, keuntungan dan keamanan adalah sebagai berikut : • Terarah, yang dimaksud terarah adalah bahwa kredit yang diberikan kepada petani harus digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksudkan dalam pengajuan permohonan kredit dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara • Keuntungan, yang dimaksud keuntungan adalah tujuan untuk memperoleh hasil kredit berupa keuntungan-keuntungan yang didapat dari pungutan bunga pemberi kredit dan keuntungan peningkatan hasil produksi pertanian bagi penerima kredit petani dengan bunga yang relatif rendah. • Keamanan, yang dimaksud keamanan adalah kredit yang diberikan harus benar-benar terjamin pengembaliannya sehingga tujuan keuntungan dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan. Berdasarkan tujuan dari pembangunan nasional yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945, maka tujuan kredit yang diberikan oleh pemerintah khususnya melalui KUD mengemban tugas sesuai agen pembangunan yaitu untuk : • Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan. • Meningkatkan aktifitas KUD agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. • Memperoleh laba agar kelangsungan hidup KUD terjamin dan dapat memperluas usahanya Dari ketiga tujuan tersebut diatas maka dapat disimpulkan adanya kepentingan yang seimbang antara : • Kepentingan pemerintah • Kepentingan masyarakat petani Universitas Sumatera Utara • Kepentingan KUD Faktor keuntungan dan keamanan ini tentunya harus berjalan dengan seimbang, mengingat kegiatan utama KUD adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan untuk usahanya.

2.3.4 Kolektibilitas kredit

Terdapat empat kriteria kredit berdasarkan tingkat kesehatan kredit atau juga disebut kolektibilitas yaitu : a. Kolektibilitas lancar Suatu kredit dikatakan lancar apabila memenuhi kriteria : • Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan karena penarikan. • Terdapat tunggakan penarikan tetapi jangka waktunya belum melampaui 15 hari kerja. • Terdapat tunggakan angsuran pokok dan melampaui satu bulan bagi kredit yang ditetapkan masa angsurannya kurang dari satu bulan atau belum melampaui tiga bulan bagi kredit yang ditetapkan masa angsuran bulanan, dua bulanan atau tiga bulanan, atau belum melampaui enam bulan bagi kredit yang masa angsurannya ditetapkan empat bulan atau lebih. • Terdapat tunggakan angsuran bunga tetapi belum melampaui satu bulan bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan, atau belum melampaui tiga bulan bagi kredit yang masa angsurannya lebih dari satu bulan. b. Kolektibilitas kurang lancar Universitas Sumatera Utara Suatu kredit dapat digolongkan kurang lancar apabila memenuhi criteria : • Terdapat tunggakan angsuran pokok melampaui satu bulan dan belum melampaui dua bulan bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari dua bulan, atau belum tiga bulan dan belum melampaui enam bulan bagi kredit yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, dua bulan, atau tiga bulan, atau melampaui enam bulan tetapi belum melampaui dua belas bulan bagi kredit yang ditetapkan enam bulan atau lebih. • Terdapat tunggakan karena penarikan yang jangka waktunya telah melampaui lima belas hari kerja tetapi belum melampaui tiga puluh hari kerja . • Terdapat tunggakan bunga melampaui satu bulan tetapi belum melampaui tiga bulan bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan atau melampaui tiga bulan tetapi tidak melampaui enam bulan bagi kredit yang angsurannya tiga bulan atau lebih. c. Kolektibilitas diragukan Suatu kredit dapat digolongkan diragukan apabila tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar yaitu : • Kredit masih dapat diselamatkan yang agunannya masih bernilai sekurang- kurangnya 75 dari hutang debitur. • Kredit tidak dapat diselamatkan, tetapi agunannya masih bernilai sekurang- kurangnya 100 dari hutang debitur. d. Kolektibilitas macet Universitas Sumatera Utara Suatu kredit digolongkan macet apabila : • Tidak memenuhi kriteria lancar atau kurang lancar dan diragukan. • Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit. • Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan pada pengadilan negeri atau badan usaha piutang.

2.4 Kerangka pemikiran