Suatu kredit digolongkan macet apabila : • Tidak memenuhi kriteria lancar atau kurang lancar dan diragukan.
• Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit.
• Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan pada pengadilan negeri atau badan usaha piutang.
2.4 Kerangka pemikiran
Jika kita melihat perkembangan pertanian di Indonesia maka akan kita jumpai tiga fase perkembangan pertanian, yaitu :
1. Pertanian tradisional subsisten Dalam pertanian tradisional, produk pertanian dan komsumsi sama banyaknya
dan hanya satu atau dua macam jenis tanaman saja, yang satu merupakan sumber pokok makanan. Produk dan produktifitas rendah karena hanya
menggunakan peralatan yang sangat sederhana teknologi yang dipakai rendah. Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali. Pada fase
ini para petani biasanya hanya menggarap tanah hanya sebanyak yang bias digarap oleh keluarganya saja, sedangkan produktifitas hasil pertanian
digunakan untuk dikonsumsi sendiri. 2. Pertanian tradisional menuju pertanian modern
Upaya untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional sering kali gagal dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
kehidupannya, menggantungkan pada tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengandung resiko fluktuasi harga menambah keadaan menjadi
lebih tidak menentukan. Oleh karena itu penganekaragaman pertanian difersified farming merupakan
suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional subsisten ke pertanian modern komersial.
3. Pertanian modern Keadaan atau gambaran umum dari pertanian modern adalah titik beratnya
pada salah satu jenis tanaman tertentu, dengan menggunakan intensifikasi modal yang memadai, serta memperhatikan skala ekonomis yang efisien
economics of scale yaitu dengan cara meminimumkan biaya untuk mendapatkan keuntungan tertentu, dalam upaya untuk meningkatkan
pendapatan petani. Mubyarto, 1970 Sesuai dengan dengan tujuan pemerintah, untuk memberdayakan ekonomi
rakyat, merupakan hal yang penting dalam rangka pembangunan ekonomi nasional, karena ekonomi rakyat yang ditandai dengan skala yang kecil dan jumlah yang sangat
banyak merupakan tujuan dan sekaligus strategi dalam mensejahterakan rakyat Indonesia umumnya dan peningkatan pendapatan petani khusunya.
Pembangunan ekonomi pedesaan merupakan dasar pembangunan ekonomi secara nasional yang sedang kita laksanakan dewasa ini sebagaimana yang telah
Universitas Sumatera Utara
diterangkan dalam GBHN yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena sebagian besar masyarakat Indonesia ±82 bertempat tinggal di daerah pedesaan. Maka merekalah yang menjadi sasaran utama yang merupakan
basis keutuhan pembangunan ekonomi nasional. Tetapi, perekonomian yang tumbuh dan berkembang belum merata antar daerah terutama daerah pedesaan yang
mayoritas mata pencaharian penduduk adalah sector pertanian. Untuk mengatasi ketimpangan pendapatan masyarakat daerah pedesaan, perlu
mendapat perhatian yang lebih khusus oleh pemerintah. Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah yaitu secara langsung memotivator pengolahan
pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui pemberian dana kredit usaha tani. Sebagai tambahan modal yang dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan sarana
ekonomi yang dapat membantu meningkatkan pendapatan petani. Dimana Koperasi Unit Desa KUD merupakan fasilisator untuk petani yang
ditetapkan sebagai pusat pelayanan dalam membantu kebutuhan pokok usaha pertanian. Tugas KUD yang mula-mula menyalurkan sarana produksi pangan dan
pemasaran hasil-hasil pertanian, kemudian diperluas meliputi berbagai kegiatan ekonomi pedesaan termasuk penyaluran kebutuhan Kredit Usaha Tani.
Kesejahteraan petani sangat ditentukan dengan adanya kepemilikan modal. Modal dapat diperoleh oleh petani dengan berbagai cara, misalnya dengan modal
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki sendiri, maupun modal pinjaman dari kredit. Selain itu perlu juga diketahui hasil produksi agar dapat memberikan peningkatan kesejahteraan petani
tersebut. Adapun gambaran secara ringkas dari penelitian ini dapat dijelaskan melalui kerangka konseptual di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis