Deskripsi Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

rendah adalah Kecamatan Aek Natas yakni sebanyak 49 jiwakm 2 www.labuhanbatuutarakab.go.id.

4.4 Deskripsi Responden

Dengan kuisioner yang telah disebarkan oleh penulis, maka jawaban dari responden dapat memberikan informasi terhadap kondisi petani kelapa sawit yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai berikut :

4.4.1 Hubungan Antara Usia Responden dengan Lama Bertani Tabel 4.2

Usia Responden Usia Tahun Jumlah Persentase 20-30 2 5 31-40 9 22.5 41-50 15 37.5 51-60 11 27.5 61-75 3 7.5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.2, responden yang menerima pinjaman kredit dapat dilihat bahwa responden paling banyak berusia antara 41 – 50 tahun sebanyak 15 responden 37.5, kemudian antara usia 51 – 60 tahun sebanyak 11 responden 27.5, kemudian antara usia 31 – 40 tahun sebanyak 9 responden 22.5, antara usia 61–75 tahun sebanyak 3 responden 7.5, sedangkan yang paling sedikit adalah 20–30 tahun sebanyak 2 responden 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lama Bertani Kelapa Sawit Lama Bertani Tahun Jumlah Persentase 0 – 6 10 25 7 – 12 15 37.5 13 – 18 12 30 19 – 28 3 7.5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.3, responden yang menerima pinjaman kredit dapat dilihat bahwa responden paing banyak dengan lama bertani antara 7 – 12 tahun sebanyak 15 responden 37.5, kemudian antara 13 – 18 tahun sebanyak 12 responden 30, kemudian antara 0 – 6 tahun sebanyak 10 responden 25 dan responden yang paling sedikit dengan lama bertani 19 – 28 tahun sebanyak 3 responden 7.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hubungan Antara Usia Responden dengan Lama Bertani Usia Tahun Lama Bertani Tahun 0 – 6 7 – 12 13 – 18 19 – 28 Jumlah Responden 20 – 30 3 3 31 – 40 6 5 1 12 41 – 50 1 7 3 11 51 – 60 3 8 11 61 – 75 3 3 Jumlah Responden 10 15 12 3 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden paling banyak berada diantara usia 51 - 60 tahun dengan lama bertani antara 13 - 18 tahun, kemudian diantara usia 41 - 50 tahun dengan lama bertani antara 13 - 18 tahun, kemudian antara usia 31 - 40 tahun dengan lama bertani anatara 0 – 6 tahun, kemudian responden yang paling sedikit diantara usia 61 - 75 tahun dengan lama bertani antara 19 - 28 tahun hanya 3 responden tetapi 3 responden inilah paling lama bertani dari 40 responden. Dalam hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara usia petani dengan lama bertani. Maka dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah dijalankan sejak usia mereka masih muda, petani tersebut tidak mengganti profesinya sebagai petani kelapa sawit hingga saat ini. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Hasil Produksi Tabel 4.5

Luas Lahan Petani Kelapa Sawit Ha Frekuensi Jumlah Persentase 1 – 6 17 42.5 7 – 13 12 30 14 – 19 5 12.5 20 – 26 4 10 27 – 40 2 5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memiliki luas lahan antara 1 – 6 Ha sebanyak 17 responden 42.5, kemudian responden yang memiliki tanah dengan luas lahan 7 – 13 sebanyak 12 responden 30, kemudian responden yang memiliki luas lahan 14 – 19 sebanyak 5 responden 12.5 dan responden yang memiliki luas lahan 20 – 26 sebanyak 4 responden 10 sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi luas lahannya 27 – 40 Ha hanya ada 2 responden saja 5 dan merupakan responden yang memiliki luas lahan yang terluas dari 40 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang menerima pinjaman kredit pertanian mulai dari luas lahan terkecil sampai luas lahannya yang sudah memadai untuk dikelola dengan menggunakan pinjaman kredit. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Produksi Kelapa Sawit Ton bulan Hasil Produksi Jumlah Persentase 0 – 5 18 45 6 – 10 12 30 11 – 20 8 20 21 – 30 2 5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden paling banyak menghasil produksi kelapa sawit antara 0 – 5 ton sebanyak 18 responden 45, kemudian responden yang menghasilkan 6 – 10 sebanyak 12 responden 30, dan responden yang menghasilkan kelapa sawit 11 – 20 sebanyak 8 responden 8, sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi hasil produksinya 21 – 30 ton hanya ada 2 responden 5 dan merupakan responden yang memiliki hasil produksi kelapa sawit terbanyak setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit yang menerima pinjaman kredit sudah memperoleh hasil produksi mulai dari hasil produksi terkecil hingga terbesar . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Hasil Produksi Sumber : Data Primer yang Diolah Dari tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang mempunyai luas lahan terluas hanya 2 responden dengan hasil produksi berada pada frekuensi 21 – 30 ton per bulannya. Berdasarkan hasil responden pada tabel tersebut juga dijelaskan bahwa lebih banyak jumlah responden memperoleh hasil produksi kelapa sawit diantara 0 – 5 tonbulan ada 18 responden dengan luas lahan 1 – 6 Ha ada 16 responden. Dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden masih lebih banyak luas lahannya diantara 1 – 6 Ha merupakan responden yang memperoleh pinjaman kredit dan hasil produksinya juga diantara 0- 5 tonbulan. Kemudian semakin luas lahan responden tersebut akan mempengaruhi tingkat produksinya juga . Luas Lahan Ha Hasil Produksi Ton bulan Jumlah Responden 0 – 5 6 -10 11 - 20 21 – 30 1 – 6 15 1 16 7 – 13 3 10 13 14 – 19 1 6 7 20 – 26 2 1 3 27 – 40 1 1 Jumlah Responden 18 12 8 2 40 Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Pemilik Lahan

Tabel 4.8 Luas Lahan Petani Kelapa Sawit Ha Frekuensi Jumlah Persentase 1 – 6 17 42.5 7 - 13 11 27.5 14 - 19 6 15 20 - 26 4 10 27 - 40 2 5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memiliki luas lahan antara 1 – 6 Ha sebanyak 17 responden 42.5, kemudian responden yang memiliki luas lahan 7 – 13 Ha sebanyak 11 responden 27.5, kemudian responden yang memiliki luas lahan 14 – 19 Ha sebanyak 6 responden 15 dan responden yang memiliki luas lahan 20 – 26 Ha sebanyak 4 responden 10, sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi luas lahannya 27 – 40 Ha hanya ada 2 responden saja 5 dan merupakan responden yang memiliki luas lahan yang terluas dari 40 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang menerima pinjaman kredit pertanian mulai dari luas lahan terkecil sampai luas lahannya yang sudah memadai untuk dikelola dengan menggunakan pinjaman kredit. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Jumlah Pekerja Petani Kelapa Sawit Orang Kategori Jumlah Pekerja Orang Jumlah Persentase 1 – 5 34 85 6 – 10 5 12.5 11 – 20 1 2.5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang menerima pinjaman kredit paling banyak yang memiliki jumlah pekerja antara 1 – 5 orang sebanyak 34 responden 85, kemudian responden yang menerima pinjaman dengan jumlah pekerja antara 6 – 10 orang sebanyak 5 responden 12.5, dan responden yang paling sedikit berada pada kategori jumlah pekerja antara 11 – 20 orang hanya 1 responden 2.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Jumlah Pekerja Luas Lahan Ha Jumlah Pekerja Jumlah Responden 1 – 5 6 – 10 11 - 20 1 – 6 24 24 7 – 13 8 8 14 – 19 2 1 3 20 – 26 4 4 27 – 40 1 1 Jumlah Responden 34 5 1 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.10 menunjukkan hubungan antara luas lahan dengan jumlah pekerja yaitu responden lebih banyak memiliki luas lahan diantar 1 – 6 Ha ada 24 responden, kemudian ada 34 responden yang memiliki jumlah pekerja diantara 1-5 orang dan responden yang luas lahannya paling luas hanya ada 1 responden dan jumlah pekerjanya paling banyak hanya hanya 1 responden juga. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan bahwa semakin luas lahan petani maka semakin banyak jumlah pekerja yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Hubungan Antara Jumlah Pekerja dengan Hasil Produksi Tabel 4.11

Jumlah Pekerja Petani Kelapa Sawit Kategori Jumlah Pekerja Orang Jumlah Persentase 1 – 5 34 85 6 – 10 5 12.5 11 – 20 1 2.5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang menerima pinjaman kredit paling banyak yang memiliki jumlah pekerja antara 1 – 5 orang sebanyak 34 responden 85, kemudian responden yang memiliki jumlah pekerja antara 6 – 10 orang sebanyak 5 responden 12.5 dan responden yang paling sedikit berada pada kategori jumlah pekerja antara 11 – 20 orang hanya 1 responden 2.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Hasil Produksi Kelapa Sawit Ton bulan Frekuensi Hasil Produksi Jumlah Persentase 0 – 5 22 55 6 – 10 10 25 11 – 20 6 15 21 – 30 2 5 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dengan memperhatikan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memperoleh hasil produksi kelapa sawit antara 0 – 5 ton sebanyak 22 responden 55, sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi hasil produksinya 21 – 30 ton hanya ada 2 responden 5 dan merupakan responden yang memiliki hasil produksi kelapa sawit terbanyak setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit yang menerima pinjaman kredit sudah memperoleh hasil produksi mulai dari hasil produksi terkecil hingga terbesar. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hubungan Antara Jumlah Pekerja dengan Hasil Produksi Jumlah Pekerja Orang Produksi Kelapa Sawit Tonbulan 0 – 5 6 – 10 11 - 20 21 – 30 Jumlah Responden 1 – 5 21 8 2 31 6 – 10 1 2 4 7 11 – 20 2 2 Jumlah Responden 22 10 6 2 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.13 menunjukkan bahwa responden paling banyak memliki jumlah pekerja antara 1 – 5 orang sebanyak 31 responden dan responden yang paling banyak memperoleh hasil produksi kelapa sawit antara 1 – 5 tonbulan ada 22 responden. Dalam hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara jumlah pekerja dengan hasil produksi. Maka petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Utara membutuhkan jumlah pekerja sesuai dengan hasil produksi bulan untuk mendapatkan produksi yang besar dengan jumlah pekerja yang banyak. Universitas Sumatera Utara

4.4.5 Hubungan Antara Usaha Lain dengan Kebutuhan Hidup Tabel 4.14

Usaha Lain Responden Jenis Usaha Jumlah Persentase Tidak ada 12 30 Bertani karet 15 37.5 Grosirwarung 3 7.5 Lainnya 10 25 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa responden lebih banyak memiliki usaha lain selain bertani kelapa sawit yaitu bertani karet ada 15 responden 37.5 dan merupakan responden terbanyak yang memiliki usaha lain, kemudian ada 13 responden yang memiliki grosirwarung serta lainnya, sedangkan responden yang hanya bertani kelapa sawit hanya 12 responden. Dapat disimpulkan bahwa walaupun responden sudah bertani kelapa sawit masih tetap membuka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Kebutuhan Hidup Responden Keterangan Jumlah Persentase Sangat Tercukupi 5 12.5 Tercukupi 9 22.5 Cukup 21 52.5 Kurang 5 12.5 Sangat Kurang Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa kebutuhan hidup responden yang terbanyak adalah cukup sebanyak 21 responden 52.5, sedangkan yang sangat tercukupi dan tercukupi ada 14 responden, dan kebutuhan hidup yang masih kurang ada 5 responden. Dapat disimpulkan bahwa walaupun responden sudah memiliki lahan kelapa sawit masih saja ada kebutuhan hidupnya yang kurang atau tidak tercukupi. Setelah data yang diperoleh maka penulis melakukan crosstab untuk mengetahui hubungan usaha lain selain bertani kelapa sawit dengan kebutuhan hidup responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Hubungan Antara Usaha Lain dengan Kebutuhan Hidup Usaha Lain Kebutuhan Hidup Jumlah Responden Sangat Tercukupi Tercukupi Cukup Kurang Sangat Kurang Tidak Ada 2 3 14 3 22 Bertani Karet 3 4 3 2 12 Grosir Warung 1 2 3 Lainnya 1 2 3 Jumlah Responden 5 9 21 5 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.16 menunjukkan bahwa hubungan antara usaha lain dengan kebutuhan hidup dari responden dapat diketahui lebih banyak kebutuhan hidupnya cukup dan memiliki usaha lain selain bertani kelapa sawit sedangkan kebutuhan hidupnya yang masih kurang ada 5 responden walaupun sudah memiliki lahan kelapa sawit. Hal ini disebabkan penggunaan pinjaman kredit yang belum maksimal seluruhnya untuk pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.4.6 Hubungan Persentase Penggunaan Kredit Tabel 4.17

Persentase Penggunaan Kredit Untuk Usaha Bertani Penggunaan Kredit Jumlah Persentase 100 untuk usaha tani 7 17.5 80 - 99 untuk usaha tani 6 15 60 - 79 untuk usaha tani 12 30 40 - 59 untuk usaha tani 11 27.5 40 untuk usaha tani 4 10 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.17 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan kredit pertanian dari 40 responden hanya 7 responden 17 yang menggunakan kredit 100 untuk pengembangan atau pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut, kemudian yang paling banyak responden menggunakan kredit berada pada persentase 60 - 79 untuk pengembangan lahan kelapa sawit sebanyak 12 responden, kemudian persentase penggunaan kredit di bawah 40 untuk pengembangan lahan sawit responden ada 4 responden. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kredit oleh responden lebih banyak untuk usaha lain dibandingkan untuk keperluan pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Persentase Penggunaan Lain dari Kredit dari total kredit Keterangan Jumlah Responden 10 - 40 Kebutuhan Rumah Tangga 18 10 - 30 Sekolah Anak 15 ≤10 lainnya atau tidak ada Lainnya 7 Total 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.18 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan lain dari kredit oleh responden lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak sebanyak 33 responden, sedangkan persentase di bawah 10 penggunaan lain dari total kredit hanya ada 7 responden. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan lain dari kredit lebih dominan dibandingkan penggunaan kredit sepenuhnya untuk pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Hubungan Antara Persentase Penggunaan Kredit dengan Penggunaan Lain Kredit Persentase penggunaan kredit untuk usaha tani Penggunaan Lain Kredit Jumlah Responden 10 lainnya atau tidak ada Kebutuhan Rumah Tangga 10 - 40 Sekolah Anak 10 - 30 100 5 5 80 - 99 1 4 2 7 60 - 79 1 6 2 9 40 - 59 1 5 6 40 7 6 13 Jumlah Responden 7 18 15 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa penggunaan kredit untuk usaha tani responden lebih banyak pada persentase 40 ada 13 responden dengan penggunaan lain kredit tersebut lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga 10 - 40 dari kredit yang diterima responden, kemudian persentase penggunaan kredit untuk usaha tani 60 – 79 ada 9 responden dengan penggunaan lain untuk sekolah anak 10 - 40 dari kredit yang diterima responden. Sedangkan responden yang paling sedikit berada pada persentase penggunaan kredit 100 untuk usaha tani hanya 5 responden. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kredit yang diterima responden Universitas Sumatera Utara lebih banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari atau kebutuhan lainnya daripada kredit digunakan seluruhnya untuk pengembangan atau pengolahan lahan kelapa sawit responden tersebut.

4.4.7 Hubungan Antara Perolehan Kredit dengan Hambatannya

Tabel 4.20 Persentase Perolehan Kredit Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sulit 0.00 Sulit 12 30 Biasa 17 42.5 Mudah 8 20 Sangat Mudah 3 7.5 Total 40 100 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa peolehan kredit dari 40 responden ada 12 responden menyatakan sulit untuk memperoleh kredit, menyatakan biasa 17 responden, dan menyatakan mudah ada 8 responden serta ada juga yang mengatakan sangat mudah untuk memperoleh kredit tersebut sebanyak 3 responden. Dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh kredit responden yang menyatakan sulit dan biasa mendapat hambatan seperti dijelaskan pada tabel 4.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21 Hambatan Memperoleh Kredit Keterangan Jumlah Persentase Agunan 6 15 Lama Waktu 5 12.5 Syarat Pendukung Kredit 12 30 Urusan Beretele-tele 17 42.5 Total 40 100 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa responden untuk memperoleh kredit mendapat berbagai hambatan yaitu masalah agunan, lama waktu, syarat pendukung kredit, dan urusan bertele-tele. Berdasarkan hasil responden, hambatan paling banyak dalam mengajukan permohonan kredit adalah urusan bertele-tele ada 17 responden, kemudian syarat pendukung kredit ada 12 responden, agunan ada 8 responden. Sedangkan responden yang mengalami masalah lama waktu dalam memperoleh kredit hanya ada 5 responden saja. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Hubungan Antara Perolehan Kredit dengan Hambatan Memperoleh Kredit Perolehan Kredit Hambatan Jumlah Responden Agunan Lama Waktu Syarat Pendukung Kredit Urusan Bertele-tele Sulit 4 3 3 8 18 Biasa 2 1 4 9 16 Mudah 1 3 4 Sangat Mudah 2 2 Jumlah Responden 6 5 12 17 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa hubungan perolehan kredit dengan hambatan memperoleh kredit mempunyai hubungan yang signifikan. Artinya responden yang menyatakan perolehan kredit biasa dan sulit karena mereka memperoleh hambatan dalam hal urusan bertele-tele dan syarat pndukung kredit. Hambatan utama untuk memperoleh kredit adalah urusan bertele-tele. Hal ini dapat dilihat dari 40 responden ada 17 responden menyatakan urusan bertele-tele merupakan hal yang sering terjadi dalam permohonan kredit sehingga menghabiskan waktu dalam pengurusan permohonan. Universitas Sumatera Utara

4.4.8 Hubungan Penggunaan Kredit dengan Perubahan Pendapatan Tabel 4.23

Persentase Penggunaan Kredit Untuk Usaha Bertani Penggunaan Kredit Jumlah Persentase 100 untuk usaha tani 7 17.5 80 - 99 untuk usaha tani 6 15 60 - 79 untuk usaha tani 12 30 40 - 59 untuk usaha tani 11 27.5 40 untuk usaha tani 4 10 Total 40 100 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan kredit pertanian dari 40 responden hanya 7 responden 17.5 yang menggunakan kredit 100 untuk pengembangan atau pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut, kemudian yang paling banyak responden menggunakan kredit berada pada persentase 60 - 79 untuk pengembangan lahan kelapa sawit sebanyak 12 responden, kemudian persentase penggunaan kredit di bawah 40 untuk pengembangan lahan sawit responden ada 4 responden. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kredit oleh responden lebih banyak untuk usaha lain dibandingkan untuk keperluan pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.24 Perubahan Pendapatan Responden Keterangan Jumlah Persentase Menjadi Lebih Tinggi 32 80 Tetap Sama 8 20 Masih Kurang 0.00 Total 40 100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah Tabel 4.24 di atas menunjukkan perubahan pendapatan responden setelah memperoleh kredit, dari 40 responden perubahan pendapatannya lebih banyak menjadi lebih tinggi sebanyak 32 responden. Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa masih ada responden perubahan pendapatannya masih tetap walaupun sudah memperoleh kredit sebesar 8 responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25 Hubungan Antara Persentase Penggunaan Kredit dengan Perubahan Pendapatan penggunaan kredit untuk usaha tani Perubahan Pendapatan Jumlah Responden Menjadi Lebih Tinggi Tetap Sama Masih Kurang 100 7 7 80 - 99 6 6 60 - 79 9 1 10 40 - 59 6 3 9 40 4 4 8 Jumlah Responden 32 8 40 Sumber : Data Primer yang Diolah Berdasarkan tabel 4.25 bahwa hubungan antara persentase penggunaan kredit dengan perubahan pendapatan dapat dilihat dari 40 responden yaitu pendapatan yang menjadi lebih tinggi dari sebelumnya lebih banyak menggunakan pinjaman kredit 60 - 79 dan penggunaan kredit 100 untuk usaha bertani kelapa sawit dibandingkan penggunaan kredit dibawah 40 untuk usaha bertani kelapa sawit. Sedangkan perubahan pendapatan yang masih tetap masih ada walaupun responden sudah memperoleh kredit, ini disebabkan masih tahap memulai mengolah lahan mereka dan juga penggunaan lain dari kredit tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persentase penggunaan pinjaman kredit ada hubungan yang signifikan dengan perubahan pendapatan. Ini Universitas Sumatera Utara disebabkan penggunaan pinjaman kredit tidak seluruhnya untuk usaha bertani kelapa sawit, karena kebanyakan pinjaman kredit dipergunakan untuk usaha lain oleh responden tersebut. Berdasarkan hasil survey lapangan perubahan pendapatan petani kelapa sawit dari 40 responden rata rata meningkat, berikut persentase perubahan pendapatan setelah memperoleh pinjaman kredit pertanian petani kelapa sawit Kabupaten Labuhanbatu Utara : Tabel 4.26 Persentase Perubahan Pendapatan Responden Setelah Memperoleh Kredit No. Luas Lahan Ha Modal Sendiri Rupiah Pinjaman Kredit Rupiah Pendapatan Rupiah Perubahan Pendapatan Sebelum Sesudah Pendapatan 1 3 5.000.000.00 5,000,000.00 2,500,000 3,000,000 500,000 20.00 2 2 3,000,000.00 5,000,000.00 2,000,000 2,000,000 0.00 3 37 50,000,000.00 200,000,000.00 30,000,000 33,000,000 3,000,000 10.00 4 29 60,000,000.00 150,000,000.00 26,000,000 28,000,000 2,000,000 7.69 5 6 4,000,000.00 20,000,000.00 5,000,000 6,000,000 1,000,000 20.00 6 2 2,000,000.00 5,000,000.00 1,400,000 1,400,000 0.00 7 7 30,000,000.00 25,000,000.00 6,000,000 7,000,000 1,000,000 16.66 8 5 4,000,000.00 15,000,000.00 3,500,000 4,000,000 500,000 14.28 9 6 5,000,000.00 10,000,000.00 4,000,000 4,500,000 500.000 12.50 10 12 40,000,000.00 50,000,000.00 9,000,000 10,000,000 1000,000 11.11 Universitas Sumatera Utara 11 21 100,000,000.00 50,000,000.00 16,000,000 18,000,000 2,000,000 12.50 12 10 50,000,000.00 50,000,000.00 7,000,000 8,500,000 1,500,000 21.42 13 7 10,000,000.00 20,000,000.00 4,000,000 4,000,000 0.00 14 2 3,000,000.00 2,000,000.00 1,500,000 1,500,000 0.00 15 4 6,000,000.00 50,000,000.00 3,000,000 6,000,000 3,000,000 100.00 16 10 10,000,000.00 10,000,000.00 7,000,000 7,000,000 0.00 17 15 40,000,000.00 200,000,000.00 10,000,000 12,000,000 2,000,000 20.00 18 3 10,000,000.00 10,000,000.00 2,000,000 2,000,000 0.00 19 10 10,000,000.00 50,000,000.00 5,000,000 6,000,000 1,000,000 20.00 20 7 10,000,000.00 20,000,000.00 3,500,000 4,000,000 500,000 14.29 21 17 50,000,000.00 100,000,000.00 15,000,000 18,000,000 3,000,000 20.00 22 2 1,000,000.00 5,000,000.00 1,000,000 1,500,000 500,000 50.00 23 8 20,000,000.00 30,000,000.00 5,000,000 6,000,000 1,000,000 20.00 24 5 20,000,000.00 10,000,000.00 4,000,000 4,000,000 0.00 25 14 30,000,000.00 100,000,000.00 8,000,000 10,000,000 2,000,000 25.00 26 20 50,000,000.00 20,000,000.00 15,000,000 15,000,000 0.00 27 15 50,000,000.00 100,000,000.00 8,000,000 9,500,000 1,500,000 18.75 28 25 100,000,000.00 150,000,000.00 17,000,000 19,000,000 2,000,000 11.76 29 19 70,000,000.00 130,000,000.00 13,000,000 16,000,000 3,000,000 23.30 30 7 15,000,000.00 20,000,000.00 4,000,000 4,500,000 500,000 12.50 31 4 10,000,000.00 10.000.000.00 2,500.000 3,000,000 500,000 20.00 32 25 100,000,000.00 200.000.000.00 18,000,000 20,000,000 2,000,000 11.11 33 16 80,000,000.00 150,000,000.00 10,000,000 14,000,000 4,000,000 40.00 Universitas Sumatera Utara 34 6 15,000,000.00 30,000,000.00 4,000,000 5,000,000 1,000,000 25.00 35 6 10,000,000.00 10,000,000.00 3,500,000 4,500,000 1,000,000 28,57 36 11 30,000,000.00 20,000,000.00 6,000,000 7,500,000 1,500,000 25.00 37 13 50,000,000.00 100,000,000.00 8,000,000 10,000,000 2,000,000 25.00 38 2 2,000,000.00 5,000,000.00 1,500,000 2,000,000 500,000 33.33 39 5 20,000,000.00 20,000,000.00 3,000,000 4,000,000 1,000,000 33.33 40 6 10,000,000.00 30,000,000.00 3,500,000 4,000,000 500,000 14.28 Kredit pertanian yang disalurkan oleh CU. BUDI MURNI yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang diprioritaskan pada sektor pertanian diharapkan dapat membangun atau meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan para debiturnya yang berasal dari sektor pertanian dari berbagai kecamatan tentunya dengan memanfaatkan kredit yang diterima secara efisien untuk usaha yang dapat meningkatkan produksitifitas pertanian. kondisi yang tercermin dari penghasilan setelah menerima pinjaman kredit untuk menjalankan usaha masih ada debitur yang berstatus diragukan dan macet atau tidak 100 berstatus lancar. Ada kemungkinan kondisi ini timbul karena ada debitur menggunakan kredit bukan untuk pengembangan usaha taninya tetapi untuk konsumsi yang bukan membantu produkstifitas bertani kelapa sawit. Misalnya untuk biaya sekolah anak-anaknya, kebutuhan rumah tangga, dan konsumsi lainnya. Universitas Sumatera Utara Dari 40 responden yang disurvei penghasilannya atau pendapatannya 80,00 penghasilannya meningkat setelah meminjam kredit dan 20,00 responden pendapatannya tetap sama atau tidak mengalami perubahan.

4.5 Hasil Analsis Regresinya