Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecil modal yang disetor. 2. Variabel Independen atau Variabel Bebas Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat Sugiyono, 2010. Di dala penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah modal kerja yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Indonesia. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

3.6. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisi data, peneliti menggunakan program SPSS versi 17. Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Peneliti terlebih dahulu menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali, 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 2006. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2006. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilihat untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain Ghozali, 2006. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas . 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Menurut Ghozali, 2006, dasar analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: a Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas, serta tidak menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Pengujian autokorekasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendeteksi angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2, maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah Noautocorrelation.

3.6.2. Pengujian Hipotesis