2.1.2.5. Upah Minimum Provinsi UMP
Upah Minimum Provinsi UMP adalah merupakan tingkat upah terendah bagi KabupatenKota yang berada di wilayah provinsi yang bersangkutan tanpa
mempertimbangkan sektor tertentu. Apabila KabupatenKota bermaksud mengatur besarnya upah minimum daerah yang bersangkutan UMK, maka
UMK yang bersangkutan harus lebih tinggi dari UMP. Apabila UMK yang dimaksud sama atau lebih rendah dari UMP, maka tidak perlu pemerintah
KabupatenKota mengatur sendiri, tetapi menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh UMP Suwarto, 2003. Di bawah ini adalah gambar 2.1.
mekanisme penetapan Upah Minimum Provinsi UMP :
Sumber : Suwarto 2003
Gambar 2.1. Mekanisme Penetapan Upah Minimum Dinas KabKota
DINAS PROVINSI
Pengolahan data
DEWAN PENGUPAHAN
PROVINSI perumusan
GUBERNUR Penetapan UMP
DEWAN PENGUPAHAN
KABKOTA Penyampaian data
kabkota
Penyampaian data provinsi
Survei dasar dan pengumpulan data
bahan perumusan upah minimum
MENAKERTRAN laporan
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka menetapkan Upah Minimum Provinsi UMP, maka perlu dilihat dasar pertimbangan penetapannya yaitu:
a. Kebutuhan Hidup Layak KHL. Dalam usulan penetapan upah minimum, nilai KHL merupakan salah satu pertimbangan utama. Setiap pengusulan
harus menggambarkan adanya penambahan pendapatan buruh secara riel bukan kenaikan nominal. Penetapan KHL diatur dalam Permenakertrans No.
13 tahun 2012. b. Indeks Harga Konsumen IHK. Pada prinsipnya perkembangan IHK
mempengaruhi perkembangan KHL, sebab komponen-komponen yang tercantum dalam KHL harus selalu dibandingkan dengan perkembangan IHK.
c. Perluasan kesempatan kerja. Kebijaksanaan penetapan upah minimum diharapkan dapat memberikan tingkatan upah yang layak dan wajar, sehingga
hal ini dapat mendorong peningkatan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan perluasanperkembangan usaha multiplier effect yang
berarti memperluas kesempatan kerja. d. Upah pada umumnya yang berlaku secara regional. Patokan untuk
menentukan dalam pengusulan upah minimum regional adalah tingkat upah yang berlaku secara regional bagi propinsi yang bersangkutan maupun
dengan daerah yang berdekatan. Untuk hal ini setiap daerah perlu mengadakan komunikasi dengan daerah lain yang berdekatan atau perbatasan
untuk memperoleh informasi tingkat upah terendah yang berlaku didaerah tersebut. Upah yang ditetapkan harus sepadan dengan upah yang berlaku
didaerah yang bersangkutan. Diferensiasi upah antar daerah tidak merangsang terjadinya migrasi perburuhan.
Universitas Sumatera Utara
e. Kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan. Dalam upaya penetapan usulan upah minimum, perlu mempertimbangkan kemampuan,
perkembangan dan kelangsungan perusahaan. Hal ini penting agar upah yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik tanpa menimbulkan gejolak dalam
pelaksanaannya. f. Tingkat perkembangan perekonomian. Untuk penetapan besarnya UMR yang
baru, nilai tambah yang dihasilkan oleh buruh dapat dilihat dari adanya perkembangan PDRB dalam tahun yang bersangkutan.
2.1.3. Kebutuhan Hidup Layak KHL Berdasarkan Permenakertrans Nomor 13 Tahun 2012