Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

inflasi inti Sumatera dari 4,84 yoy menjadi 5,82 yoy. Sementara itu, kenaikan harga beberapa komoditas aneka bumbu, sayuran dan ikan-ikanan yang cenderung meningkat turut mendorong pergerakan inflasi secara keseluruhan. Prospek perkembangan inflasi Sumatera pada triwulan II 2012 diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan triwulan I 2012. Memperhatikan perkembangan harga dan asesmen perekonomian terkini, inflasi Sumatera pada triwulan II 2012 diperkirakan sebesar 5,5±1. Isu rencana kenaikan BBM yang akan diikuti dengan kenaikan tarif angkutan, masih berpotensi mempengaruhi level inflasi Sumatera. Pengumuman rencana kenaikan BBM jauh sebelumnya juga menyebabkan kenaikan ekspektasi masyarakat akan terjadinya inflasi. Hal ini terlihat pada hasil survei konsumen yang menunjukkan kenaikan indeks ekspektasi harga 3 bulan dan 6 bulan ke depan Sugeng, 2012.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Ada Tujuh faktor penentu yang berpengaruh terhadap Kebutuhan Hidup Layak KHL dan pengaruh Kebutuhan Hidup Layak KHL terhadap Upah Minimum Provinsi UMP, yaitu : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Berdasarkan Permenakertrans Nomor 13 Tahun 2012, ada tujuh 7 faktor pembentuk KHL yaitu : Nilai faktor penentu Makanan dan Minuman merupakan jumlah dari nilai jenis kebutuhan sebanyak 11 komponen, nilai faktor penentu Sandang merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan sebanyak 12 komponen, nilai faktor penentu Perumahan merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan sebanyak 25 komponen, nilai faktor penentu Pendidikan adalah nilai jenis kebutuhan sebanyak 2 komponen, nilai faktor penentu Kesehatan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan sebanyak 4 komponen, nilai faktor penentu Transportasi adalah nilai jenis kebutuhan sebanyak 1 komponen dan nilai faktor penentu Rekreasi dan Tabungan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan sebanyak 2 komponen. Jumlah semua komponen tersebut adalah sebanyak 60 komponen. Perumahan Pendidikan Sandang Kesehatan Makanan Minuman Transportasi KHL UPAH Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan enam 6 faktor penentu utama Kebutuhan Hidup Layak KHL saja yaitu makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Jika dilihat dari nominalnya, ke-enam faktor ini yang memberikan kontribusi paling besar dalam menentukan nilai Kebutuhan Hidup Layak KHL. Untuk faktor tabungan dan rekreasi hanya memberikan sumbangan sedikit sekali jika dilihat dari data yang di dapat dari Depnakertrans Sumatera Utara. Selain itu, ke-enam faktor di atas merupakan faktor yang harus diperhatikan aspek spesifikasi dan kualitas komoditasnya ketika melakukan survei agar nilai akhir Kebutuhan Hidup Layak KHL dapat merepresentasikan kebutuhan hidup pekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I tahun 2012, yaitu untuk meminimalkan potensi permasalahan penetapan UMPUMK, hal yang perlu menjadi perhatian terutama perlunya penyempurnaan standar pelaksanaan survei dalam proses penetapan Kebutuhan Hidup Layak KHL, terutama pada aspek spesifikasi dan kualitas komoditas Tinjauan Ekonomi Regional Triwulan I, 2012. Pengolahan data untuk mendapatkan nilai Kebutuhan Hidup Layak KHL dilakukan secara bertahap sebagai berikut : 1. Tahap pertama adalah mengisi kolom rata – rata dan kolom penyesuaian satuan pada lembaran kuisioner. Kolom rata – rata merupakan rata – rata dari harga 3 tiga responden. Sedangkan kolom penyesuaian satuan adalah untuk beberapa jenis barang kebutuhan yang satuannya tidak sama. 2. Tahap kedua adalah mengolah data dari lembar kuisioner untuk dimasukkan ke lembar form isian KHL sebagaimana Lampiran I Peraturan Menteri ini. Angka Universitas Sumatera Utara yang terdapat pada kolom rata – rata di lembar kuisioner dimasukkan ke kolom harga satuan pada lembar form isian KHL. 3. Tahap ketiga adalah pengolahan data untuk mendapatkan angka nilai sebulan pada form isian KHL kolom terakhir. Untuk mencari nilai sebulan komponen makanan dan minuman relatif mudah, cukup dengan mengalikan angka yang terdapat pada kolom “jumlah kebutuhan“ dengan angka yang terdapat pada kolom harga per satuan. 4. Tahap keempat adalah menghitung jumlah nilai komponen Kelompok I sd Kelompok VII. 1. Nilai komponen Makanan dan Minuman merupakan jumlah dari nilai jenis kebutuhan nomor 1 sd 11. 2. Nilai komponen Sandang merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 12 sd 24. 3. Nilai komponen Perumahan merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 25 sd 50. 4. Nilai komponen Pendidikan adalah nilai jenis kebutuhan nomor 51 dan 52. 5. Nilai komponen Kesehatan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 53 sd 57. 6. Nilai komponen Transportasi adalah nilai jenis kebutuhan nomor 58. 7. Nilai komponen Rekreasi dan Tabungan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 59 dan 60. 8. Tahap Kelima adalah menghitung total nilai KHL dengan cara menjumlahkan nilai Komponen I + Komponen II + Komponen III + Komponen IV + Komponen V + Komponen VI + Komponen VII. Universitas Sumatera Utara Survei atas harga komponen-komponen KHL diatas dilakukan dua kali setiap bulannya dan dimulai pada minggu pertama. Hasil dari survei setiap bulan lalu diadakan rekapitulasi dan lalu dilakukan penghitungan akhir nilai KHL. Nilai KHL akhir akan ditetapkan oleh Dewan Pengupahan dan direkomendasikan kepada BupatiWalikota setempat untuk UMK ataupun kepada Gubernur untuk UMP. Peningkatan Kebutuhan Hidup Layak KHL tentunya akan memberikan pengaruh terhadap Upah Minimum Provinsi UMP, apakah akan naik atau turun. Schenk 2001 menyatakan bahwa penetapan upah minimum merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja, diarahkan agar penentuan besarnya mengacu kepada terpenuhinya Kebutuhan Hidup Layak KHL pekerja. Hal ini sesuai dengan standar internasional bahwa upah minimum yang ditetapkan harus mampu memenuhi sekurang-kurangnya Kebutuhan Hidup Layak KHL. Pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi berkaitan dengan tingkat upah yang dibayarkan kepada pekerja, faktor-faktor ini juga akan berpengaruh terhadap employment yang ada di Indonesia. Besarnya pendapatan sebagian masyarakat dapat juga mendorong terjadinya indlasi. Upah yang semakin meningkat membuat permintaan meningkat dan diiringi oleh meningkatnya harga dan ini dapat memicu kenaikan inflasi karena peredaran uang melimpah Sadariawati, 2009. Universitas Sumatera Utara 2.4. Hipotesis Penelitian 2.4.1. Hipotesis Mayor