Tim Ka Sawahlunto Sijunjung Pos Check Point Kiliran Jao
pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat.
b. Tim Kab. Sawahlunto Sijunjung Pos Check Point Kiliran Jao
Upaya dan Tindakan yang dilakukan : Tim pengawasan lalulintas hewan Kab. Sawahlunto Sijunjung telah
melaksanakan kegiatan pada Bulan Juli dan Oktober 2005. Pos Kiliran Jao berada di Kab. Sawahlunto Sijunjung berbatasan dengan Kab.
Darmasraya yang merupakan pintu masuk ke Sumatera Barat bagi Propinsi tetangga seperti Riau. Jambi, Palembang, Sumatera Utara,
Lampung , DKI dan Propinsi lainnya.
Selama pelaksanaan tim pengawasan lalulintas Hewan di Kab. Sawahlunto Sijunjung telah menjaring semua jenis angkutan seperti
Truk Cold Dissel, truk bak terbuka, truk roda enam Fuso, Cold. L 300 dan Mitsubisi sebanyak lebih kurang 30 buah yang membawa ternak
sapi, kerbau dan kambing, DOC, ayam, telur dan anjing.
Secara umum selama tim melakukan pemeriksaan pada bulan Juli pengangkutan hewan ada yang berasal dari antar daerah dalam Kab. di
Sumatera Barat seperi pengangkutan anjing sebanyak 12 ekor dari Sungai Dareh Kab Darmasraya ke Padang dan Kerbau sebanyak 2
ekor dibawa dari Kota Baru Kab. Darmasraya.
Pengangkutan hewan antar Propinsi yaitu : Sapi sebanyak 132 ekor dan Kambing sebanyak 24 ekor, Kerbau sebanyak 4 ekor Muaro Bungo
dari Propinsi Jambi dan 57 ekor dari Lampung, Kambing sebanyak 40 ekor semuanya memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan
Sapi import Brahman Cross dari Austeralia sebanyak 350 ekor Bantuan Depsos dari Jakarta ke Kab. Agam untuk Sumatera Barat
110
hanya memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Babi sebanyak 20 ekor dari Sungai Rumbai dibawa menuju Pekan Baru tidak
memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan, DOC sebanyak 300 Box dari Palembang ke Padang tidak mempunyai Surat Keterangan
Kesehatan Hewan, Ayam merah sebanyak 600 ekor dari Kota Payakumbuh dibawa ke Lubuk Linggau mempunyai Surat Keterangan
Kesehatan Hewan. Anjing sebanyak 24 ekor dari Jakarta ke Padang mempunyai Surat Keterangan Kesehatan Hewan.
Setelah tim Propinsi turun dalam kegiatan pengawasan lalulintas ini maka pengusaha yang bergerak dalam bidang pemasukan sapi import
Bantuan Depsos sebanyak 350 ekor ditegur dan ditahan untuk
pemeriksaan lebih lanjut karena ketidaklengkapan dokumen pengangkutan dengan suatu ketentuan bersyarat:
- Jika tidak dapat melengkapi dokumen dalam 2x 24 jam maka sapi tersebut ditolak masuk ke Agam
- Jika dokumen tersebut dapat dilengkapi maka sapi terbut dapat diterima di Kab. Agam
Ketentuan ini jika diabaikan dapat mengancam daerah Sumatera Barat dari Penyakit IBR dan Brucella. Akhirnya importir sapi dapat
mengirimkan kelengkapan dokumen persyaratan masuknya hewan dari luar negeri.
Tim dari Propinsi dan Satsiun Karantina Hewan Tabing mengunjungi lokasi penampungan sapi dan mengadakan pertemuanRapat
Koordinasi Penanagan Sapi Bantuan Departemen Sosial RI dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Agam dan Dinas Sosial
Kab. Agam. Hasil Rapat tersebut mengambil kesimpulan sebagai berikut :
111
1 Sapi Bantuan Departemen sosial RI 2004 yang akan masuk ke Kab. Agam harus dilengkapi dengan dokumen persyaratan :
- Surat Keterangan Asal atau Surat Keterangan Kesehatan
dari Dokter Hewan Negara Asal -
Sertifikat Karantina Daerah Asal -
Keterangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium yang dinyatakan bebas dari Penyakit Brucellosis dan IBR dari
Karantina Daerah Pelepasan -
Surat Rekomendasi izin pemasukan hewan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera BaratKab. Agam
- Segala sesuatu pemasukan hewan ke Propinsi Sumatera
Barat harus diketahui oleh Instansi terkait Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Stasiun Karantina Hewan Kelas II
Tabing dan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kab. Agam.
2. Apabila Dokumen yang tersebut diatas tidak lengkap maka sapitersebut ditolak masuk ke Propinsi Sumatera Barat Kab.
Agam sampai semua dokumen yang diminta bisa dilengkapi. 3. Untuk sapi yang telah masuk sebanyak 210 ekor ke Kab. Agam
harus dilaksanakan pemeriksaan Brucellosis dan IBR, biaya pemeriksaan dibebankan kepada importir.
4. Ketentuan diatas berlaku untuk seluruh KabupatenKota di Propinsi Sumatera Barat.
Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat selama tim menjalankan tugas tidak ditemukan
pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat.
112