Strategi dan Kebijakan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, MASALAH,

Renstra 2011-2015 Page 23 – Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 31 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber Daya Lokal di Sumatera Barat – Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. – Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bebasis Sumber Daya Lokal di Kabuapaten Pesisir Selatan – Jumlah PNS yang cukup memadai, dapat terlaksananya tugas dengan baik – Tersedianya potensi wilayah yang cukup untuk pengembangan ketahanan pangan dan penyuluhan di Kabupaten Pesisir Selatan. – Tersedianya kelompok tani 842 kelompok, dengan kualifikasi kelompok pemula 292 kelompok, kelompok lanjut 220 kelompok, kelompok madya 330 kelompok, dan kelompok utama 0 kelompok dan kelompok wanita tani KWT 82 kelompok. – Tersedianya bangunan lumbung pangan sebanyak 10 unit di 7 kecamatan. – Tersedianya Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat LDPM di 3 tiga lokasi yaitu : Kampung Bungo Pasang Nagari Bungo Pasang Salido, Kampung Batu Kunik Nagari Lumpo Kecamatan I V Jurai dan Kampung Sawah Laweh Nagari Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan. – Desa Mandiri Pangan di 7 Nagari di 4 Kecamatan – Adanya Dewan Ketahanan Pangan di Ketuai oleh Bupati – 10 unit alat pemotong ubi-ubian di 10 kelompok di 9 nagari di 5 kecamatan – 10 KWT pelaksana kegiatan Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan P2KP – Balai Penyuluhan Kecamatan BPK sebanyak 11 Unit dan tersebar di 11 kecamatan. – Tersedianya tenaga penyuluh pertanian dan perikanan sebanyak 187 orang tersebar di 12 Kecamatan Renstra 2011-2015 Page 24

2. Weakness Kelemahan

– Pelaksanaan Tupoksi yang belum maksimal – Belum optimalnya kinerja aparatur di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan – Minimnya sarana dan prasarana kerja – Lemahnya koordinasi lintas sektor dalam meningkatkan ketahanan pangan – Lemahnya modal petani kelompok tani untuk menerapkan teknologi – Sering terjadinya ketidak stabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan – Belum optimalnya pembinaan penganekaragaman konsumsi pangan – Masih sedikitnya informasi menu kuliner berbasis pangan lokal – Masih terbatasnya promosi, dukungan sosialisasi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media – Belum berfungsinya lahan BPK sebagai transfer teknologi dan informasi pada masyarakat tani nelayan dan petugas – Belum berkembangnya paket teknologi pengolahan pangan lokal berbasis potensi wilayah – Belum terkondisinya pembinaan kepada petani dan nelayan dalam hal akses permodalan dan pemasaran – Kelembagaan petani dan nelayan belum mandiri – Terbatasnya anggaran yang berasa dari dana APBD.

3. Opportunity Peluang

– Adanya RMU sebanyak 80 unit di Kabupaten Pesisir Selatan. – Adanya peluang pasar terhadap beras kwalitas 1 satu – Peningkatan SDM dan Petugas penyuluh. – Tersedianya pasar, baik pasar lokal, regional dan nasional. – Tingginya produksi pangan pokok selain beras seperti : jagung 91,5 dari kebutuhan, ubi kayu 37,5 dari kebutuhan, kacang tanah 47,9 dari kebutuhan. – Tingginya permintaan terhadap sapi lokal pesisir selatan. Renstra 2011-2015 Page 25 – Besarnya potensi laut yang belum di eksploitasi. – Posyandu 265 buah – PKK sebagai mitra kerja menjalankan program ketahanan pangan – Tersebarnya media masa di seluruh pelosok wilayah pesisir selatan – Adanya lahan kritis untuk hutan industri.

4. Threat Ancaman

- Belum adanya jaminan pasar terhadap komoditi unggulan - I klim yang tidak kondusif, sering terjadinya bencana alam kekeringan, banjir, tanah longsor dan angin puyuh - Sering terjadinya serangan organisme pengganggu tanaman OPT - Rendahnya kepedulian masyarakat dan kelompok tani dalam pengembalian kredit bantuan sosial bantuan pinjaman langsung sehingga tidak bisanya akses dengan lembaga perbankan dan tingginya ketergantungan terhadap bantuan pemerintah. - Adanya budaya kerja yang buruk sehingga dapat mengancam stabilitas kerja. - Belum komitnya instansi terkait dalam penyediaan sarana produksi sesuai dengan prinsip 6 enam tepat tepat waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat tempat, tepat cara dan tepat penggunaan. - Alih fungsi lahan - Tingginya harga sarana produksi Strategi SO - Mendorong pengembangan cadangan pangan, sistem distribusi pangan, penganekaragamanan konsumsi dan pengawasan keamanan pangan segar - Mendorong peran serta swasta, masyarakat sipil, dan kelembagaan masyarakat lainnya dalam ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan pengawasan keamanan pangan segar. - Menyelenggarakan program aksi pemberdayaan masyarakat dalam memecahkan ketahanan pangan masyarakat Renstra 2011-2015 Page 26 - Memecahkan permasalahan strategis ketahanan pangan melalui mekanisme Dewan Ketahanan Pangan - Meningkatkan kwantitas dan kwalitas petugas penyuluh - Menfasilitasi petani nelayan dengan pihak swasta - Menumbuhkan lembaga keuangan mikro dan terjadinya akses permodalan pada petani - Menumbuhkan pos penyuluhan di tingkat nagari - Mempertahankan dan meningkatkan jumlah dan mutu jenis sapi lokal ciri khas Pesisir Selatan. - Pengembangan budidaya plasma nutfa sapi pesisir - Peningkatan budidaya ikan kerapu dan penyu - Mengembangkan kawasan agropolitan Strategi WO - Melaksanakan koordinasi secara sinergis dalam penyusunan kebijakan ketersediaan, distribusi, konsumsi pangan, dan keamanan pangan segar - Melakukan monitoring keluar masuk bahan makanan di pos penjagaan - Mendorong sinkronisasi pembiayaan program aksi antara APBN, APBD dan dana masyarakat - Melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang penganekaragaman konsumsi pangan - Melakukan kerja sama dengan TP-PKK dalam mensukseskan P2KP - Melakukan promosi kegiatan P2KP melalui media masa dan eletronik - Menyusun rencana kerja penyuluh sesuai dengan wilayah kerja - Menyusun programa penyuluhan mulai dari tingkat nagari, kecamatan dan Kabupaten - Menyusun jadwal training di setiap wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan BPK - Menyusun jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani - Menyusun Jadwal supervisi tingkat Kecamatan dan Kabupaten - Melakukan kerja sama dengan balai penelitian dan perguruan tinggi Renstra 2011-2015 Page 27 Strategi ST - Kerjasama dengan perbankan, dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan untuk penyaluran komoditi unggulan daerah. - Peningkatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi untuk mengendalikan kerawanan pangan di daerah. - Dibentuknya lembaga keuangan desa untuk mengendalikan peredaran keuangan bantuan sosial di masyarakat nagari. - Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap petugas dan kelompok tani nelayan. - Menjaga stabilitas pasokan dan harga serta pengendalian bahan pangan pokok sepanjang tahun dan pangan stretegis pada periode khusus tertentu - Peningkatan kwalitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan PPH - Melakukan koordinasi tentang alih fungsi lahan dengan instansi terkait dan melibatkan tokoh adat serta tokoh agama. - Peningkatan pengawasan bahan pangan pokok dan segar - Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik alternatif - Melaksanakan sekolah lapang pengendalian hama terpadu SL-PHT StrategiWT - Tetapan pola karir sebagai acuan standar promosi dalam jabatan - Tingkatkan sarana dan prasarana - Menyediakan anggaran yang cukup agar terlaksananya kegiatan

3.4 Kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

1. Peningkatan ketersediaan dan penanganan rawan pangan dalam bentuk: meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan di Kabupaten Pesisir Selatan menuju ketahanan pangan daerah, mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat sinergis dan partisipatif, mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis. Renstra 2011-2015 Page 28 2. Peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan dalam bentuk: mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan, meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan. 3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan dalam bentuk: mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, mengembangkan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial, mengembangkan keamanan pangan segar di daerah sentra produksi pangan. 4. Memperkuat kelembagaan yang terkait dengan ketahanan pangan dan penyuluhan sehingga dapat berfungsi dan berperan dalam mengelola ketahanan pangan dan menangani kondisi rawan pangan 5. Memperkuat koordinasi peningkatan kemampuan produksi dan distribusi bahan pangan dan produk olahan pangan sehingga tersedia secara cukup untuk memenuhi kebutuhan dan surplus produksi dapat diperdagangkan untuk peningkatan pendapatan dan perekonomian daerah 6. Memperkuat koordinasi untuk pelaksanaan program peningkatan pendapatan dan daya beli pangan masyarakat terutama pada nagari yang potensial terjadi kerawanan pangan 7. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi energi dan protein secara cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif. 8. Meningkatkan sarana dalam penerapan teknologi pertanian dan perikanan. 9. Meningkatkan suvervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan BPK dan kelompok tani. 10. Revitalisasi kelompok tani nelayan. 11. Meningkatkan Akselerasi penerapan sistem usaha agribisnis pertanian.