Renstra 2011-2015 Page 20
Sasaran yang ingin dicapai : 1.
Meningkatnya kemampuan produksi bahan pangan pokok terutama pada kampung dan nagari yang tergolong rawan ketersediaan pangan.
2. Terbentuk
dan terberdayakannya
kelembagaan pangan
yang dapat
mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung nagari.
3. Makin berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan minimal 1 pertahun.
4. Tersedia dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat. 5.
Terkendalinya harga pangan pokok di setiap waktu. 6.
Terdiversifikasinya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan komsumsi beras.
7. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dalam
jumlah yang cukup, berkualitas dan terjangkau. 8.
Meningkatkan pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen.
9. Terbentuknya industri rumah tangga yang mengolah bahan pangan lokal
berbasis tepung-tepungan. 10.
Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.
11. Peningkatan kegiatan usaha tani nelayan.
12. Terciptanya kerja sama yang saling menguntungkan antara petani dengan
penyedia modal dan pelaku usaha. 13.
Peningkatan kesejahteraan petani nelayan. 14.
Meningkatnya pihak pemerintah dan swasta dalam menyalurkan program- program pengembangan usaha tani nelayan.
15. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.
16. Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, peternakan, perkebunan dan
perikanan.
Renstra 2011-2015 Page 21
3.3. Masalah
Untuk mencapai pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan tidaklah mudah, berapa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya tanggungjawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan
bantuan yang diterima. 2.
Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan kegiatan desa mandiri pangan
3. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara
konfrehensif 4.
Kurangnya lembaga distribusi hasil produksi petani 5.
Sulitnya pengawasan keluar masuk bahan pangan pokok di pos penjagaan 6.
Belum ada penetapan harga pangan pokok secara spesifik lokal 7.
Sulitnya merubah kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi sumber karbohidrad selain beras
8. Masih belum berkembangnya industri pangan berbasis bahan lokal untuk
mendukung penganekaragaman pangan 9.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan sehat 10.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga
11. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan pangan lokal yang
beragam, bergizi dan berimbang 12.
Kurang SDM dari masyarakat tentang teknik usaha tani yang baik dan menguntungkan
13. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan
kelompok 14.
Kurangnya tenaga penyuluh karena dialihtugaskan ke struktural. 15.
Kebun dilahan BPK tidak terawat dengan baik karena tidak ada biaya operasional.
16. Pengangkatan tenaga penyuluh yang baru tidak ditempatkan sebagai
penyuluh pertanian di lapangan.
Renstra 2011-2015 Page 22
17. Suvervisi kelompok fungsional kabupaten ke wilayah kerja penyuluh pertanian
lapangan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna karena keterbatasan dana.
18. Penyampaian topik training yang telah dijadwalkan oleh masing-masing BPK
tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal keterbatasan dana. 19.
Rendahnya motivasi petani dalam menghadiri pertemuan di kelompok tani.
3.3 Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti : kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, dianalisis dengan analisa SWOT Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, dan Weakness ,
pusat perhatiannya diarahkan pada upaya memilih situasi yang efektif untuk memaksimalkan keunggulan dan kekuatan organisasi yang dimiliki dan
memanfaatkan peluang yang ada, serta pada saat yang bersamaan pula diupayakan untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman-
ancaman yang akan dihadapi.
1. Strength Kekuatan
–
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah
bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta menjelaskan tentang konsep ketahanan
pangan, komponen dan pihak yang berperan dalam mewujudkan ketahanan
pangan.
–
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan SP3K.
–
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Bab I I I Pembagian Urusan Pemerintah, Pasal 6 Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah, Pasal 7 ayat 2 m Ketahanan Pangan merupakan
Urusan Wajib
.