Masalah VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, MASALAH,

Renstra 2011-2015 Page 22 17. Suvervisi kelompok fungsional kabupaten ke wilayah kerja penyuluh pertanian lapangan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna karena keterbatasan dana. 18. Penyampaian topik training yang telah dijadwalkan oleh masing-masing BPK tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal keterbatasan dana. 19. Rendahnya motivasi petani dalam menghadiri pertemuan di kelompok tani.

3.3 Strategi dan Kebijakan

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, dianalisis dengan analisa SWOT Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, dan Weakness , pusat perhatiannya diarahkan pada upaya memilih situasi yang efektif untuk memaksimalkan keunggulan dan kekuatan organisasi yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada, serta pada saat yang bersamaan pula diupayakan untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman- ancaman yang akan dihadapi.

1. Strength Kekuatan

– Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta menjelaskan tentang konsep ketahanan pangan, komponen dan pihak yang berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. – Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan SP3K. – Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Bab I I I Pembagian Urusan Pemerintah, Pasal 6 Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, Pasal 7 ayat 2 m Ketahanan Pangan merupakan Urusan Wajib . Renstra 2011-2015 Page 23 – Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 31 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber Daya Lokal di Sumatera Barat – Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. – Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bebasis Sumber Daya Lokal di Kabuapaten Pesisir Selatan – Jumlah PNS yang cukup memadai, dapat terlaksananya tugas dengan baik – Tersedianya potensi wilayah yang cukup untuk pengembangan ketahanan pangan dan penyuluhan di Kabupaten Pesisir Selatan. – Tersedianya kelompok tani 842 kelompok, dengan kualifikasi kelompok pemula 292 kelompok, kelompok lanjut 220 kelompok, kelompok madya 330 kelompok, dan kelompok utama 0 kelompok dan kelompok wanita tani KWT 82 kelompok. – Tersedianya bangunan lumbung pangan sebanyak 10 unit di 7 kecamatan. – Tersedianya Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat LDPM di 3 tiga lokasi yaitu : Kampung Bungo Pasang Nagari Bungo Pasang Salido, Kampung Batu Kunik Nagari Lumpo Kecamatan I V Jurai dan Kampung Sawah Laweh Nagari Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan. – Desa Mandiri Pangan di 7 Nagari di 4 Kecamatan – Adanya Dewan Ketahanan Pangan di Ketuai oleh Bupati – 10 unit alat pemotong ubi-ubian di 10 kelompok di 9 nagari di 5 kecamatan – 10 KWT pelaksana kegiatan Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan P2KP – Balai Penyuluhan Kecamatan BPK sebanyak 11 Unit dan tersebar di 11 kecamatan. – Tersedianya tenaga penyuluh pertanian dan perikanan sebanyak 187 orang tersebar di 12 Kecamatan