BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada skripsi ini. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
Pembuatan dapur krusibel kapasitas 4 kg, pembuatan spesimen uji kekerasan, uji impak, uji tarik, dan foto mikro dengan menggunakan bahan Aluminium–Palm
Oil fly ash.
3.1. Tempat dan Waktu
Pembuatan dapur krusibel kapasitas 4 kg dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Teknik Mesin, Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Foundry Teknik Mesin, Teknik Mesin dan pembuatan sampel uji di Laboratorium Teknologi Mekanik, Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan dengan pertama kali melebur bahan baku aluminium dan Fly ash di Laboratorium Foundry, Teknik Mesin.
Selanjutnya proses pengujian dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Fisik, Teknik Mesin dan Laboratorium Fenomena Teknik Mesin , Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan juni 2013 sampai dengan bulan oktober 2013.
3.2. Bahan, Peralatan dan Metode
3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah :
1. Aluminium Ingot Tipe A356
Pada peleburan ini Aluminium yang digunakan adalah Aluminium ingot tipe A356. Sebelum dilakukan proses peleburan, Aluminium ini
dipotong sesuai ukuran yang diinginkan terlebih dahulu agar memudahkan proses peleburan. Adapun Aluminium batangan bisa dilihat pada gambar
dibawah ini :
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1 Aluminium Ingot Tipe A356 a sebelum dipotong b sesudah dipotong
2. Palm Oil Fly ash POFA
Pada penelitian ini digunakan palm oil fly ash PKS Pagar Merbau Lubuk Pakam berbentuk Serbuk hitam dan digunakan sebagai penguat.
Aluminium akan dicampurkan pada saat aluminium telah mencair.
Gambar 3.2 Palm oil fly ash
3. Cover Fluks
Setelah seluruh material aluminium melebur seluruhnya, kemudian menaburkan cover flux ke atas permukaan aluminium cair dengan tujuan
untuk mengikat kotoran-kotoran berupa oksida-oksida dan impurities lainnya yang terdapat di dalam aluminium cair. Kotoran yang telah
berikatan dengan fluxing agent dibuang dengan cara drossing di permukaan Aluminium dengan
menggunakan sendok plat besi yang telah di a
b
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
coating dan selanjutnya dibuang.
Cover fluks dapat ditunjukkan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Cover Fluks
4. Magnesium
Pada peleburan ini juga digunakan Magnesium dalam bentuk batangan ingot yang akan dilebur dengan Aluminium ingot yang
berfungsi sebagai meningkatkan wetability dari palm oil fly ash itu sendiri. Sebelum dilakukan proses peleburan, Magnesium ini juga
dipotong terlebih dahulu sesuai ukuran yang diinginkan agar memudahkan proses peleburan. Magnesium batangan bisa dilihat pada
gambar 3.4.
Gambar 3.4 Magnesium
5. Arang Kayu
Banyak sekali bahan bakar yang digunakan dalam proses peleburan di dapur krusibel, baik itu batubara, briket, kerosin, kayu maupun arang
kayu. Pada eksperimen ini memakai bahan bakar berupa arang kayu laut. Arang kayu laut merupakan bahan bakar pengganti kerosin. Selain
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
harga yang lebih murah, arang kayu laut juga dapat menghasilkan panas yang baik untuk peleburan serta tidak terlalu memiliki asap yang terlalu
tebal. Bahan bakar arang kayu dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Bahan Bakar arang kayu
3.2.2. Alat 1.
Dapur Peleburan
Dapur ini terbuat dari batu bata tahan api dan semen tahan api .
Dapur peleburan ini juga dilengkapi dengan motor DC yang putarannya konstan 200 rpm dan dapur krusibel yang terbuat dari grafit.
Gambar 3.6 Dapur Peleburan
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Krusibel
Krusibel berbentuk silinder yang terbuat dari grafit dipakai sebagai wadah untuk melelehkan paduan aluminium dengan Palm Oil Fly ash.
Gambar 3.7 Krusibel Grafit
3. Thermokopel tipe-K
Alat ini digunakan sebagai pengukur suhu aluminium cair. Spesifikasi:
1. Dimensi : 165 x 76 x 43 mm.
2. Berat : 403 gr.
3. Single type K thermocouple with direct or differential measurement to
0,10. 4.
Up to 1400 C.
Gambar 3.8 Termokopel Type-K
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Timbangan Digital
Digunakan untuk menimbang aluminium, Palm Oil fly ash, dan magnesium agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Gambar 3.9 Timbangan Digital
5. Blower
Digunakan sebagai penghembus angin agar nyala api tetap terjaga sehingga panas yang dihasilkan dapat meningkat dan stabil sesuai dengan
kebutuhan untuk mencairkan aluminium.
Gambar 3.10 Blower
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Mesin polish Polishing Machine
Pemolesan bertujuan untuk memperoleh permukaan sampel yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin dan menghilangkan
ketidakteraturan sampel. Permukaan sampel yang akan diamati di bawah mikroskop harus benar-benar rata.
Gambar 3.11 Polishing Machine
7. Mikroskop Optic
Mikroskop optik digunakan untuk mengamati struktur mikro dari Aluminium Silikon dengan pembesaran di atas seratus kali.
Pengujian ini menggunakan
Reflected Metallurgical Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM-10A,230V-50Hz. Mikroskop optic dapat dilihat pada
gambar 3.13.
Gambar 3.12 Mikroskop Optic
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. OES Optical Emission Spectrometer
Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui komposisi dari suatu material. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium dan workshop Teknik
Mesin Universitas negeri medan dengan menggunakan alat OES Optical Emission Spectrometer. Dimana, sebelum pengujian alat tersebut
dikalibrasi terlebih dahulu. OES tersebut dapat dilihat pada gambar 3.13.
Gambar 3.13 OES Optical Emission Spectrometer Sumber: Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan
9. Tensile Test
Alat yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut menahan beban maksimum dan sejauh mana material tersebut bertambah
panjang.
Gambar 3.14 Alat uji tarik Torsion Type AMU-10
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Spesifikasi: Type
: AMU-10
Beban max : 10 Ton Force
Tahun :1989
10. Hardness Test
Alat yang digunakan untuk mengetahui kekerasan pada benda uji yang akan diteliti.
Gambar 3.15 Alat uji Brinell
11. Alat Uji Impak
Alat yang digunakan untuk mengetahui ketangguhan pada benda uji yang akan diteliti. Alat impak ini menggunakan metode charpy dengan
sudut pemukulan awal adalah 147 º, kapasitas 300 joule.
Gambar 3.16 Alat uji impak
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12. Mesin Pemotong
Mesin potong digunakan untuk memotong Aluminium dan Magnesium yang berbentuk batangan untuk mempermudah proses
peleburan. Aluminium dan Magnesium dipotong hingga menjadi potongan kecil agar dapat ditimbang sesuai variasi yaang dikerjakan. Mesin potong
dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 Mesin Pemotong
13. Electric Muffle Furnaces
Electric Muffle furnace ini digunakan untuk memanaskan fly ash supaya meminimalisir coal-coal yang ada pada fly ash.
Gambar 3.18 electric muffle furnaces
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2.3. Metode cara pembuatan 1.
Karakterisasi Awal Bahan
Bahan yang digunakan untuk proses pembuatan Metal Matrix Composite aluminium fly ash pada eksperimen ini terdiri dari paduan
aluminium ingot yang bertipe aluminium A356 yang komposisinya di uji di
Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas negeri medan dengan menggunakan alat OES Optical Emission Spectrometer.
Sedangkan Pengujian komposisi palm oil fly ash yang berasal dari salah satu pabrik minyak kelapa sawit PTPN 2, Pagar Merbau yang berada di
daerah Lubuk Pakam Deli Serdang dilakukan di laboratorium FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Setelah dilakukan uji komposisi terhadap fly ash selanjutnya dilakukan pengayakan untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan, pada
penelitian ini digunakan pada eksperimen ini adalah 74 m proses
pengayakan fly ash dapat dilihat pada gambar 3.19.
Gambar 3.19 Pengayakan Fly ash Sebelum fly ash di campurkan dengan leburan alumnium dilakukan
juga proses pemanasan terhadap fly ash dipanaskan hingga 850
o
C di dalam furnace untuk menghilangkan moisture dan coal-coal yang masih
bisa terbakar. Proses pemanasan fly ash dapat dilihat pada gambar 3.20.
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.20 Pemanasan Palm Oil Fly ash
2. Penimbangan dan Pencampuran Bahan
Pembuatan coran aluminium fly ash dengan menggunakan metode stir casting menggunakan variasi persentase berat fly ash sebesar 2,5,
5, 7,5, 10 , 12,5 dan dengan suhu kecepatan pengadukan konstan 760ºC dan 200 rpm serta di setiap variasi ditambahkan pula magnesium
1,5 yang bertujuan meningkatkan wetability dari aluminium itu sendiri. Adapun berat aluminium yang digunakan pada proses peleburan ini adalah
sampel impak sekitar 400-500 gram sedangkan sampel Tensil 600-700 gram. Proses pemotongan aluminium dan penimbangan aluminium - fly
ash di tampakkan pada gambar 3.21.
Gambar 3.21 Pemotongan dan Penimbangan aluminium-fly ash
3. Proses Pembuatan MMC Aluminium-Fly ash
Setelah melakukan tahapan penyiapan proses, mulai dari alat sampai bahan yang akan digunakan, maka proses pembuatan MMC
aluminium-fly ash dapat segera dimulai, aluminium sebagai komposit matriks logam yang menggunakan fly ash sebagai penguatnya. Pembuatan
MMC aluminum fly ash yang digunakan menggunakan metode stir
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
casting. Artinya, mencampurkan bahan penguat ke dalam leburan aluminium dengan cara mengaduknya, campurannya harus dilebur dengan
temperatur yang di kontrol yaitu memakai temperatur 760°C dan stir pengadukan menggunakan kecepatan putar konstan yaitu 200 rpm,
penuangan campuran fly ash, pengadukan, lalu penuangan ke cetakan. Setelah persiapan selesai dilakukan maka tahap selnjutnya adalah
aluminium ingot yang sudah dipotong dan ditimbang dimasukkan ke dalam crusibel grafit, setelah aluminium mencair dituang cover fluks
untuk menghilangkan kerak atau kotoran, setelah aluminium sudah bersih dari kotoran dituangkan magnesium 1,5 untuk meningkatkan wetability
dari aluminium tersebut.
Gambar 3.22 Tahapan Proses Pembuatan Metal matrix composit
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3. Metode Pengujian
Setelah dilakukan proses peleburan secara menyeluruh, dengan menggunakan metode stir casting maka setelah itu dilakukan pengujian berupa
pengujian kekerasan,uji tarik, serta pengujian struktur mikro dari material. 3.3.1 Uji Metallograpy
Tujuan dilakukannya pengujian metallography adalah untuk mengetahui bentuk struktur mikro dari suatu material.
1. Set Up Pengujian Metallography
Gambar 3.23 Set up pengujian metallography Adapun keterangan gambar pada gambar 3.23 adalah sebagai
berikut: a.
Alat untuk memperbesar zoom pada lensa optik. b.
Optik. c.
Alat untuk memutar spesimen pada kaca optik. d.
Alat untuk menggganti kaca optik. e.
Kaca Optik f.
Spesimen
2. Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujian metallography adalah sebagai berikut: a.
Menyiapkan benda uji dengan menghaluskan pada spesimen benda yang akan dilakukan pengujian.
a
b
e f
c d
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Benda uji digosok dengan kertas amplas menggunakan mesin
polish diatas pemukaan yang rata dan penggosokan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas tahan air yang dialiri air.
Ukuran kertas amplas yang digunakan adalah kekasaran 400, 800, 1000, dan 1500 permukaan yang dihaluskan dengan amplas hanya
satu permukaan saja. c.
Kemudian dibersihkan dan digosok menggunakan pasta poles autosol sampai mengkilap kemudian menyiapkan alat etsa yang
diperlukan yaitu : tabung reaksi, gelas ukur dan pipet. Kemudian bahan yang dipergunakan yaitu: Alcohol 98 , hf 2.
d. Larutan bahan etsa tersebut dicampur dan diaduk, lalu teteskan ke
benda uji selama ± 10detik. Kemudian permukaan benda yang akan diuji dengan etsa dibersihkan dengan cairan alkohol dan cuci benda
uji dengan air bersih kemudian keringkan. Benda uji yang telah dietsa diletakkan diatas landasan anvil tegak lurus dengan lensa
mikroskop dan diambil gambar dengan pembesaran yang dipakai 200 X.
3.3.2 Uji Tarik
Tujuan dilakukannya pengujian tarik adalah untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut menahan beban maksimum dan sejauh mana material
tersebut bertambah panjang. Pengujian tarik sudah mempunyai standar yang sesuai, yaitu standar E8 ASTM volume 3.
1. Set Up Pengujian Tarik
Gambar set up pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 3.24. Gambar ini menerangkan nama dan kegunaan masing-masing bagian dari
mesin uji tarik tensile test.
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.24 Set up pengujian tarik Adapun keterangan gambar 3.24 diatas adalah:
a. Chuck berfungsi mengikat spesimen uji.
b. Spesimen uji
c. Hidrolik berfungsi menaik turunkan pencekam atas dan bawah.
d. Alat penunjuk beban berfungsi menunjukkan beban pada waktu pengujian.
e. Strain recorder berfungsi sebagai tempat diletakkannya kertas grafik.
f. Panel control berfungsi sebagai alat yang menghidupkan dan mematikan mesin
uji tarik. g.
Motor yang berfungsi untuk menggerakkan mesin uji tarik.
2. Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujian pada pengujian tarik adalah sebagai berikut: a.
Mesin dihidupkan. b.
Spesimen dijepit pada chuck. c.
Kertas grafik diletakkan pada strain recorder. d.
Jarum pada load dial gouge diletakkan pada angka nol dandiberikan beban pada spesimen hingga mencapai beban maksimum.
e. Amati besarnya beban pada load dial gouge sewaktu melakukan pengujian.
a b
c d
e f
g
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Setelah spesimen putus, maka pena pada strain recorder dilepaskan.
3.3.3. Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu
material. Pengujian ini dilakukan di beberapa titik yang di indentasi setelah
dilakukan penambahan fly-ash terhadap material Aluminium. sisa kemasan minuman kaleng. Pengujian kekerasan terhadap spesimen Aluminium coran
menggunakan metode Brinell hardness test dan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin USU.
Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekerasan hardness adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan.
2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir
dengan variasi nomor 400, 500, 800, 1000. 3.
Spesimen diberi tanda 5 titik pada permukaan yang halus tadi dengan spidolpulpen.
4. Spesimen diletakkan pada landasan specimen yang ada pada mesin Brinell
Hardness Tester. 5.
Bola baja sebagai penetrator diset pada titik yang akan diuji dengan kondisi bersinggungan bola baja hanya menyentuh titik.
6. Kemudian diberi beban dengan menggunakan handle hingga 500 kg dan
tahan selama 15 detik. 7.
Setelah 15 detik, katup pembuang dibuka dengan pelan. 8.
Diameter indentasijejak bola baja diukur dengan menggunakan teropong untuk ketiga titik.
9. Diameter yang diperoleh dikonversikan dengan nilai diameter dan beban
dalam hal ini beban 500 kg. Proses uji kekerasan dapat dilihat pada gambar 3.25.
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.25 Uji Kekerasan 3.3.4. Uji Impak
Pengujian impak dilakuan pada sampel uji dengan menggunakan metode charpy, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan material
MMC yang dinyatakan dalam energy joule yang diserap sampel uji pada saat pengujian. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian impak adalah sebagai
berikut: 1.
Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan. 2.
Bersihkan permukaan kedua specimen dengan kertas pasir sampai halus.
3. Dimensi kedua specimen diukur.
4. Kedua specimen memiliki takikan yang berada di tengah specimen
tersebut dengan sudut takikan 45
o
, takikan berbentuk V dan kedalaman takikan 2 mm.
5. Letakkan salah satu specimen pada landasan Impact Tester dan
disesuaikan letaknya dengan mal ukur. 6.
Lakukan pengujian dengan palu pukulan menggunakan metode Charpy. Sudut pukulan awal 147
o
dan beban 300 joule. 7.
Catat sudut pemukulan akhir .
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Diagram Alir
Tidak
ya Proses Pembuatan MMC-Aluminium Fly
ash, variasi 2,5,5,7,5,10,12,5 fly ash
Analisa Data Kesimpulan
Selesai Uji Kekerasan
Uji Impak Uji Tarik
Metallograpy Pengujian
Spesimen
Penyiapan Bahan Karakterisasi awal Bahan
Penimbangan Pencampuran Bahan
Penyiapan Alat Mulai
Penyiapan Bahan Proses Studi Literatur
Uji Komposisi Aluminium
Uji Komposisi Palm Oil Fly ash
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Komposisi 4.1.1 Pengujian Komposisi Palm Oil Fly Ash
Pengujian komposisi palm oil fly ash yang berasal dari salah satu pabrik minyak kelapa sawit yang berada di daerah Lubuk Pakam, Deli Serdang dilakukan
di laboratorium FMIPA Universitas Sumatera Utara dengan hasil diperlihatkan pada table 4.1, berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil uji komposisi palm oil fly ash sumber FMIPA
SiO
2
FeO Al
2
O
3
CaO MgO Na
2
O SO
2
K
2
O Missing
70,36 3,18 10,55 1,12 0,44
0,60 2,95
2,89 7,91
Hasil pengujian komposisi palm oil fly ash di laboratorium FMIPA memperlihatkan bahwa komposisi utama terdiri dari SiO
2
, FeO, Al
2
O
3,
dan pada pengujian dilakukan di FMIPA ini masih terdapat sekitar 7,91 elemen yang
tidak terdeteksi, hasil ini jika dibandingkan dengan beberapa jurnal terdahulu relative sama yaitu pada tabel 2.2 Abdullah, K dan Hussin, 2010, perbedaan
hanya berada pada persentasinya karena akan bergantung kepada dimana fly ash diambil.
4.1.2 Hasil Uji Komposisi Raw Material
Material yang digunakan sebagai matrik pada pembuatan Metal Matrix Composite MMC ini berasal dari aluminium A356 dengan komposisi sebagai
berikut ; Tabel 4.2 Komposisi Aluminium A356
Al Si Fe Cu Mn Mg Zn Ni Pb Sn Other 92 7,5 0,15 0,002 0,01 0,09 0,01 0,004 0,001 0,02 Balance
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA