CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 Juni 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
16
2.  IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING  Lanjutan a.  Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan
peredaran  dan  yang  masih  dalam  tenggang  untuk  penukaran  ke  Bank  Indonesia  atau  bank  sentral negara yang bersangkutan.
Bank  telah  memilih  mengajukan  laporan  laba  rugi  komprehensif  dalam  satu  laporan  sesuai  dengan yang disyaratkan Bapepam-LK.
Dalam  penyusunan  laporan  keuangan  sesuai  dengan  Standar  Akuntansi  Keuangan  di  Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
nilai  aset  dan  liabilitas  dilaporkan,  dan  pengungkapan  atas  aset  dan  liabilitas  kontinjensi  pada tanggal laporan keuangan,
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan
saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah.
b.  Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Signifikan
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang dianggap relevan dengan Bank :
- PSAK  No.  10  Revisi  2010,  “Pengaruh  Perubahan  Kurs  Valuta  Asing”,  mengatur  bagaimana
memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
- PSAK  No.  16  Revisi  2011,  “Aset  Tetap”,  mengatur  perlakuan  akuntansi  aset  tetap,  sehingga
pengguna  laporan  keuangan  dapat  memahami  informasi  mengenai  investasi  entitas  dalam  aset tetap  dan  perubahan  dalam  investasi  tersebut.  Masalah  utama  dalam  akuntasi  aset  tetap  adalah
pengakuan  aset,  penentuan  jumlah  tercatat,  pembebanan  penyusutan,  dan  rugi  penurunan nilainya.
- PSAK No. 24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”, mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- PSAK No. 26 Revisi 2011, “Biaya Pinjaman”, mengatur biaya pinjaman yang dapat diatribusikan
secara  langsung  dengan  perolehan,  konstruksi,  atau  produksi  aset  kualifikasian  dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.
- PSAK  No.  30  Revisi  2011,  “Sewa”,  mengatur  kebijakan  akuntansi  dan  pengungkapan  yang
sesuai, baik  bagi lessee  maupun  lessor  terkait  dengan  sewa,  yang  berlaku  untuk  perjanjian  yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap
diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
- PSAK No. 46 Revisi 2010, “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk
pajak  penghasilan  dalam  menghitung  konsekuensi  pajak  kini  dan  masa  depan  untuk  pemulihan penyelesaian  jumlah  tercatat  aset  liabilitas  di  masa  depan  yang  diakui  pada  laporan  posisi
keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
- PSAK  No.  50  Revisi  2010,  “Instrumen  Keuangan:  Penyajian”,  menetapkan  prinsip  penyajian
instrumen  keuangan  sebagai liabilitas  atau  ekuitas  dan  saling  hapus  aset  keuangan  dan  liabilitas keuangan.
- PSAK No. 53 Revis
i 2010, “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas
yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 Juni 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
17
2.  IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan b.   Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Signifikan Lanjutan
- PSAK No. 55 Revi
si 2011, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip- prinsip dasar pengakuan dan pengaturan aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak
pembelian atau penjualan item non-keuangan.
- PSAK No. 56 Revisi 2010, “Laba Per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba
per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
- PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mengatur pengungkapan dalam laporan
keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari
instrumen keuangan.
- ISAK
No. 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam
program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No.24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”.
- ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”, diterapkan untuk akuntansi tanah oleh entitas yang memiliki hak
atas tanah. -
ISAK  No.  26,  “Penilaian  Ulang  Derivatif  Melekat”,  memberikan  pedoman  mengenai  persyaratan dilakukannya penilaian ulang atas derivatif melekat.
- PSAK  No.  18  Revisi  2010,  “Akuntansi  dan  Pelaporan  Program  Manfaat  Purnakarya”, mengatur
akuntansi  dan  pelaporan  program  manfaat  purnakarya  untuk  semua  peserta  sebagai  suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No.24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”.
- ISAK  No.  20,  “Pajak  Penghasilan  Perubahan  dalam  Status  Pajak  Entitas  atau  Para  Pemegang
Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.
Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan.
c.  Penjabaran Mata Uang Asing Mata uang pelaporan