8
Kertas Kerja Perseorangan
tidak akan mempunyai akibat yang berdampak lebih luas dan merugikan organisasi;
d. memiliki nilai kelayakan artinya isu yang logis, pantas,
realistis dan layak diselesaikan karena sesuai tugas pokok, fungsi, kewenangan dan tanggung jawabnya.
3. Menjadi salah satu tujuan dan sasaran dalam Rencana
Strategis Eselon II di mana peserta bertugas. Tentu tujuan
dan sasaran tersebut bermasalah atau dengan perkataan lain menjadi isu
, karena tingkat kinerjanya masih rendah dan menjadi sorotan masyarakat. Jangan lupa bahwa tujuan dan
sasaran dalam Renstra tersebut menjadi tugas dan fungsi peserta, artinya tujuan dan sasaran tersebut dilimpahkan oleh
atasan langsungnya Eselon II kepada peserta menjadi tugas dan fungsi serta kewenangan, kewajiban dan tanggung
jawabnya. Dasar pemilihan dan penetapan isu aktual diharapkan KKP ini
akan sangat bermanfaat untuk diaplikasikanditerapkan setelah kembali ke unit kerjanya. Sebagai catatan, kalau peserta belum
memiliki Renstra Eselon II atasannya, atau walaupun sudah ada Renstra tetapi kalau semua Tujuan dan Sasaran kinerjanya sudah
baik, atau tujuan dan sasaran tidak sesuai dengan kehendak peserta, maka dalam kesempatan penyusunan KKPRKPK ini
dapat merumuskan Tujuan dan Sasaran yang BARU. Tentu
bukan berarti belum memiliki kinerja pada saat sekarang.
Modul Diklatpim Tingkat III
9
D. Perumusan Judul KKP
Peserta konsultasi dengan FasilitatorWidyaiswara Pembimbing harus sudah selesai mengisi formulir yang telah disediakan oleh
FasilitatorPembimbing atau oleh Panitia Penyelenggara untuk merumuskan usulan “JUDUL KKP” Lampiran 3.
Narasipernyataan isu harus jelas. Sebaiknya narasipernyataan isu ditandai adanya unsur subyek predikat obyek dan keterangan.
Contoh ISU :
Masih rendahnya kualitas pelayanan umum aparatur pemerintah kepada masyarakat.
Pada contoh di atas, subyeknya adalah aparatur pemerintah, predikatnya pelayanan umum, obyeknya adalah masyarakat,
keterangannya adalah masih rendahnya kualitas.
Non-Contoh ISU:
BBM naik Kalimat ini tidak jelas tidak ada subyek tidak ada predikat tidak
ada obyek, kalimat ini hanya merupakan kata keterangan. Isu Aktual akan sangat terkait dengan Muatan Teknis Substansi
Lembaga MTSL dan akan dipengaruhi oleh kebijakan, peraturan perundang-undangan yang baru, baik di skala nasional,
lokal maupun instansilembaga masing-masing. Oleh karena itu perlu disampaikan beberapa peraturan perundang-undangan baru
yang sangat mempengaruhi penyusunan KKP.
10
Kertas Kerja Perseorangan
Perubahan berawal dari adanya amandemen UUD 45 dalam suatu rangkaian 4 empat tahapan perubahan yang dilaksanakan pada
Sidang Umum MPR Th 1999, Sidang Tahunan 2000, 2001 dan 2002. Berdasar UUD 45 yang telah diamandemen ada beberapa
Undang-Undang yang telah dihasilkan oleh Pemerintah bersama DPR RI. Di antaranya yang mengatur masalah “perencanaan”
pembangunan, pengelolaan keuangan, dan “pemerintahan daerah” dalam kerangka otonomi daerah. Hal ini akan sangat
mempengaruhi penyusunan KKP. UU terkini yang penting dipahami pelaku birokrasi adalah: UU
No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Bab III pasal 14 ayat 6 berbunyi:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negaralembaga diatur dengan Peraturan
Pemerintah” PP. PP yang terbit adalah PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah RKP dan PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga RKAKL.
Modul Diklatpim Tingkat III
11
Pasal 11 ayat 5 berbunyi: Belanja Negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis
belanja. Pasal 14 ayat 2 berbunyi:
Rencana Kerja dan Anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 disusun berdasarkan “prestasi kerja” yang akan dicapai.
Prestasi Kerja yang akan dicapai adalah “Target Kinerja” Sesuai pasal 15 ayat 5 berbunyi :
APBN yang telah disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.
Penyusunan dan Penetapan APBD diatur dalam BAB IV UU Nomor 17 Th 2003.
Pasal 16 ayat 5 berbunyi: Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis
belanja. Pasal 19 ayat 2 berbunyi:
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan “prestasi kerja” yang akan dicapai.
Prestasi kerja yang akan dicapai adalah “Target Kinerja”.
12
Kertas Kerja Perseorangan
Pasal 19 ayat 6 mengatakan bahwa: “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan
anggaran satuan kerja perangkat daerah diatur dengan Peraturan Daerah”.
Sudah barang tentu Perda tersebut tergantung kepada Kebijakan dan Kemampuan Pemerintah PropinsiKabupatenKota masing-
masing. Pasal 20 ayat 5 mengatakan bahwa:
“APBD yang telah disetujui DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja”.
Kesimpulan yang penting berdasarkan hal-hal tersebut yang kaitannya dengan penyusunan KKP adalah bahwa Rencana Kerja
harus berbasis KINERJA Prestasi Kerja. Selanjutnya ada Peraturan Presiden Perpres No. 7 tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional
Tahun 2004-2009.
Oleh karena
itu setiap
KementerianLembaga Pemerintah
diwajibkan menyusun
rencana strategis Renstra untuk 5 tahun ke depan secara bertahap. Dengan adanya Renstra setiap KementerianLembaga
maka setiap tahun harus menyusun rencana kinerja tahunan. Hal inilah yang sangat terkait dengan penyusunan KKP.
Adanya beberapa peraturan baru yang sangat terkait dengan ISU PELAYANAN PUBLIK.
Modul Diklatpim Tingkat III
13
Dalam penyusunan KKP sering peserta membahas ISU substansi pelayanan publik, oleh karena itu perlu mengetahui adanya
Peraturan Pemerintah PP No. 65 Tahun 2005 tentang PEDOMAN PENYUSUNAN dan PENERAPAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL SPM. Di samping itu ada beberapa Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara yang sangat terkait dengan PELAYANAN PUBLIK, di antaranya Kep. Men Pan No. 63KepM.Pan72003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Kep MenPan No. 25KepM.Pan22004 tentang Indeks
Kepuasan Masyarakat unit pelayanan Instansi Pemerintah; Kep MenPan No. 26KepM.Pan22004 tentang Petunjuk Teknis
Transparansi dan
Akuntabilitas dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Di lingkungan Pemerintah Daerah perlu memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri yang baru dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2005 Bab
I pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa: “Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayan Terpadu Satu Pintu selanjutnya disingkat
PPTSP adalah perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan perizinan dari non
perizinan di daerah dengan sistem satu pintu”.
14
Kertas Kerja Perseorangan
Pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa: “Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah Kegiatan
penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap
terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat”. JUDUL supaya mengakomodasi:
1. RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERA
Kata-kata awal dalam judul direkomendasikan kata-kata tersebut di atas, karena KKP itu memang harus merupakan
suatu Rencana Kerja Peningkatan Kinerja. 2.
FOKUS, diambil dari “sasaran” yang diinginkan. Sasaran ini
diambil dari Formulir Usulan Judul. Lihat lampiran 3. Hakekatnya sasaran adalah hasil outputoutcome penyelesai-
an suatu masalahisu. 3.
LOKUS adalah unit kerja dan tempat KotaKabupaten Propinsi peserta. Unit kerja untuk peserta Diklatpim Tingkat
III adalah tataran Eselon III didahului dengan kata PADA. Tempat yang dimaksud adalah kota, kabupaten atau propinsi
di mana instansilembaga tempat unit kerja peserta. Contoh narasi Judul KKP:
RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK PADA SUB DINAS PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN
KABUPATEN TASIKMALAYA
Modul Diklatpim Tingkat III
15
Fokus = Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak; Sasaran = Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak sebagai penyelesaian IsuMasalah
yaitu rendahnya kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak. LokusUnit Kerja = Subdinas Pembinaan Kesehatan Masyarakat;
Nomenklatur dari Susunan Organisasi sebutan tataran Eselon III pada Dinas KesehatanTempat = Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa
Barat.
E. Proses Penyusunan dan Seminar KKP