22
Kertas Kerja Perseorangan
yang telah ditetapkan “tidak keluar dari bingkai tugas pokok dan fungsi” peserta.
Dianjurkan fasilitatorpembimbing merupakan tim yang terdiri dari 2 dua orang, sehingga peserta yang difasilitasidibimbing
jumlahnya separuh kelas. Kalau fasilitator sudah melaksanakan tugasnya memfasilitasi, membimbing dan memvalidasi usulan
pemilihan dan penetapan judul maka dibawah kolom fasilitator ditanda tangani artinya sudah “disepakati” JUDUL KKP tersebut.
Sengaja tidak menggunakan kata persetujuan agar tidak ada tuduhan
penyalahgunaan tugas
fasilitatorwidyaiswara pembimbing.
Setelah usulan judul KKP telah disepakati, peserta sudah bisa segera merancang sistematika dan TAM yang akan digunakan
dalam proses analisis. Peserta juga sudah bisa menentukan secara garis besar butir-butir pointer substansi yang akan menjadi
bahan penyusunan KKP. Jangan lupa pula supaya peserta memperhatikan dasar hukum tugas dan fungsi serta Rencana
Strategi Renstra organisasinya Eselon II berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, Peraturan Presiden No. 7 Tahun
2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
Biasanya peserta diberi waktu sekitar satu minggu untuk mempersiapkan bahan yang akan dikonsultasikan yaitu
sistematika dan TAM yang akan digunakan sebagai pisau analisis.
Modul Diklatpim Tingkat III
23
B. Konsultasi, Pembimbingan Sistematika dan
Penggunaan TAM
Pada dasarnya peserta bebas menentukan sistematika maupun penggunaan Teknik-Teknik Analisis Manajemen.
1. Sistematika
Walaupun sistematika dibebaskan akan tetapi dalam panduan ini ada anjuran sebagai kaidah pembuatan sistematika.
Sebaiknya terdiri dari tiga bagian yaitu: Pertama PENDAHULUAN, kedua ISICONTENT dan Ketiga
PENUTUP. Secara garis besar Sistematika terdiri dari:
I. PENDAHULUAN
Setidaknya dalam pendahuluan ini berisi: A. Latar Belakang;
B. Isu Aktual; C. Lingkup Bahasan.
II. ISIKONTEN
Bisa terdiri dari beberapa BAB Setidaknya memuat:
A. TeoriKonsepPrinsip-prinsip dasar, yang relevan
dengan Isu Aktual yang menjadi prioritas Fokus Bahasan;
B. DataInformasi, yang digunakan untuk menggambar-
kan secara deskriptif keadaankondisi situasi organisasi terutama yang relevan dengan Isu Aktual;
C. Proses Analisis;
24
Kertas Kerja Perseorangan
Untuk melakukan suatu proses analisis perlu meng- gunakan Teknik-teknik Analisis tertentu yang sesuai;
D. Rencana Kerja Action Plan
KKP ini adalah Rencana Kerja, jadi tentu harus ada uraian Rencana Kerja sebagai upaya penyelesaian Isu
Aktual. III.
PENUTUP Berupa rangkuman singkat
Apabila peserta masih menghendaki contoh sistematika yang lebih rinci, kami lampirkan contoh sistematika KKP.
2. Penggunaan Teknik-teknik Analisis Manajemen.
Dalam proses analisis perlu menggunakan berbagai Teknik Analisis Manajemen. Seperti telah dikemukakan terdahulu
bahwa pada prinsipnya penggunaan TAM, peserta diberi kebebasan asal dapat dipertanggung jawabkan, artinya TAM
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Baik peserta maupun fasilitatorwidyaiswara pembimbing
tentu diharapkan memahami bahkan menguasai TAM sehingga memberi kemudahan dalam konsultasipem-
bimbingan penggunaan TAM. KKP merupakan Rencana Kerja yang akan sangat terkait
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Perencanaan Nasional, Regional maupun
Daerah. Sampai saat panduan ini ditulis masih berlaku beberapa ketentuan di antaranya Instruksi Presiden No. 7
Modul Diklatpim Tingkat III
25
Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP.
Dengan adanya amandemen UUD 1945 ada beberapa UU yang telah dihasilkan oleh Pemerintah bersama DPR RI.
Diantaranya yang erat kaitannya dengan pengaturan masalah “PERENCANAAN Pembangunan, pengelolaan keuangan,
dan pemerintahan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Hal ini akan sangat mempengaruhi penyusunan KKP.
UU terkini yang perlu dipahami pelaku birokrasi adalah : UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004,
UU No. 33 Tahun 2004. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
NegaraLembaga diatur dengan Peraturan Pemerintah PP Di antaranya PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah RKP dan PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja dan
Anggaran KementerianLembaga
RKAKL. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis
belanja, kemudian Rencana Kerja dan Anggaran harus disusun berdasar “prestasi kerja” yang akan dicapai atau target kinerja
atau dalam Renstra dikenal dalam pengukuran kinerja
26
Kertas Kerja Perseorangan
“rencana tingkat capaian target”. Oleh karena itu penyusunan KKP tidak terlepas dengan pengukuran kinerja.
APBN saja harus rinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanjanya.
Hal tersebut sangat terkait dengan penyusunan KKP peserta Diklat dari Kementerian NegaraLembaga.
Bagi peserta Diklat dari lingkungan Pemerintah Daerah yang perlu diperhatikan BAB IV UU No. 17 Tahun 2004 yaitu yang
mengatur penyusunan dan penetapan APBD yang merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan tiap
tahun dengan Peraturan Daerah Perda. Hal yang menyangkut belanja baik di KementerianLembaga
maupun di Pemerintahan Daerah sama harus dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai. Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja prestasi
kerja disebut “rencana tingkat capaian target”. Prinsipnya rencana kerja harus berbasis kinerja. Instansi
Pemerintah juga harus melaksanakan prinsip akuntabilitas untuk mempertanggung jawabkan “kinerja” sesuai tugas dan
fungsinya. Kinerja suatu instansi pemerintah dapat diukur
Modul Diklatpim Tingkat III
27
apabila memiliki Rencana Strategi Renstra. Payung hukum terkini untuk Renstra adalah Peraturan Presiden No. 7 Tahun
2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009. KKP yang merupakan Rencana Kerja
Peningkatan Kinerja tentu memiliki kaitan yang logis dengan Renstra.
Oleh karena itu akan lebih arif apabila pemilihan Teknik- teknik Analisis Manajemen TAM yang dipergunakan dalam
analisis penyusunan Renstra, juga dalam penyusunan KKP. Kurang arif dan bijak andai kami menyebut salah satu atau
beberapa TAM yang digunakan dalam proses analisis untuk menyusun Renstra. Tapi kita bisa mengatakan misalnya
diperlukan Teknik Analisis Manajemen untuk melakukan proses “Analisis Lingkungan Strategis” dan seterusnya. Dari
uraian tersebut kami menyimpulkan bahwa KKP yang disusun yang merupakan Rencana Kerja sangat terkait dengan norma,
kaidah ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan berpengaruh
terhadap prinsip-prinsip
perencanaan.
C. Penulisan Narasi.