Materi Diklatpim Tingkat III Lengkap | Edukasi PPKn KKPpim3

(1)

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN TINGKAT III

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia 2008


(2)

Hak Cipta© Pada: Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110

Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 Fax. (62 21) 3800188

Kertas Kerja Perseorangan

Jakarta – LAN – 2008 65 hlm: 15 x 21 cm ISBN: 979-8619-79-X

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi kepemimpinan

bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon III baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak, pejabat struktural eselon III memainkan peran yang sangat penting karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan-kegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III. Dengan kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III dapat lebih ditingkatkan sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon III yang profesional dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III menghasilkan alumni dengan kualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan diproses oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang berbeda, maka LAN menerapkan


(3)

iv

kebijakan standarisasi program Diklatpim Tingkat III. Proses standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III yang mengalami proses standarisasi adalah modul untuk para peserta

(participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut

diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasional pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu, konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modul-modul Diklatpim Tingkat III ini.

Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengharapkan agar peserta Diklatpim Tingkat III dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Kepada Drs. Suparman Adiwidjaja, SKm dan Ir. P. Napitupulu selaku penulis serta seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami ucapkan terima kasih atas kesungguhan dan dedikasinya.

Jakarta, Juli 2008 KEPALA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan upaya mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat), pembinaan Diklat khususnya Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III ke arah Diklat berbasis kompetensi, terus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu upaya pembinaan yang telah ditempuh adalah melalui penerbitan modul Diklat.

Kehadiran modul Diklatpim Tingkat III ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu widyaiswara atau fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka dilakukan penyempurnaan terhadap keseluruhan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat III yang meliputi substansi dan format.

Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat khususnya terhadap dinamika peraturan perundangan yang diterbitkan dalam rangka perbaikan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, maka kualitas modul terutama kesesuaian isi dengan kebijakan yang berkembang perlu terus dipantau dan disesuaikan manakala terdapat hal-hal yang sudah tidak relevan lagi. Sehubungan dengan hal ini, modul ini dapat pula dipandang sebagai bahan minimal Diklat, dalam artian bahwa setelah susbstansinya disesuaikan dengan perkembangan yang ada, maka dapat dikembangkan selama relevan dengan hasil belajar yang akan dicapai dalam modul ini. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam rangka menjaga kualitas modul ini, peranan widyaiswara termasuk peserta Diklat juga dibutuhkan. Konkritnya, widyaiswara dapat


(4)

melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul, sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dinamis, interaktif dan aktual.

Selamat memanfaatkan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat III ini. Semoga melalui modul ini, kompetensi kepemimpinan bagi peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III dapat tercapai.

Jakarta, Juli 2008 DEPUTI BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

APARATUR

NOORSYAMSA DJUMARA

DAFTAR ISI

SAMBUTAN………. iii

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI………. vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang...1

B. Deskripsi Singkat...3

C. Hasil Belajar ...3

D. Indikator Hasil Belajar ...3

E. Materi Pokok ...4

F. Manfaat...4

BAB II PENJELASAN ...6

A. Pengertian ...6

B. Arti dan Manfaat...6

C. Memilih dan Menetapkan Isu Aktual ...7

D. Perumusan Judul KKP...9

E. Proses Penyusunan dan Seminar KKP ...15

F. Latihan...16

G. Rangkuman...17

BAB III KONSULTASI DAN PEMBIMBINGAN ...19

A. Konsultasi Pemilihan dan Penetapan Judul... 19

B. Konsultasi, Pembimbingan Sistematika dan Penggunaan TAM ...23

C. Penulisan Narasi ...27

D. Diagram Proses Konsultasi/Pembimbingan KKP dan Seminar ...28

E. Latihan...29

F. Rangkuman...29

BAB IV TEKNIK PENULISAN...31


(5)

viii

B. Penulisan Bab, Sub Bab dan Tata Urut Huruf/

Angka...32

C. Petunjuk Pengetikan ...33

D. Latihan ...34

E. Rangkuman ...34

BAB V PRESENTASI, SEMINAR DAN PENERAPAN KKP ...36

A. Teknik Presentasi...37

B. Seminar KKP ...40

C. Penerapan/Aplikasi KKP ...46

D. Latihan ...47

E. Rangkuman ...48

BAB VI PENUTUP...49

A. Simpulan ...49

B. Tindak Lanjut...49


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang diharapkan adalah yang mampu mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan Kepemerintahan Yang Baik dan pembangunan.

Berdasar UU No. 43 Tahun 1999 sebagai perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian dan aturan Pelaksanaan Khususnya PP No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, bahwa sesuai dengan tuntutan untuk mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good

Governance) diperlukan PNS yang memiliki “Kompetensi

Jabatan”. Berdasarkan Pasal 3 PP 101 Tahun 2000 tersebut sasaran Diklat jabatan PNS adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing. Berdasar penjelasan atas PP 101 tahun 2000 tersebut pada:

1. Pasal 2 huruf d yang dimaksud dengan Kepemerintahan Yang Baik adalah Kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip; profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efesiensi,


(7)

2 Kertas Kerja Perseorangan

efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

2. Pasal 3 yang dimaksud dengan Kompetensi adalah kemampuan dan karakterisitik yang dimiliki oleh seorang PNS, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat Eselon III dalam penyelenggaraan Kepemerintahan Yang Baik salah satu standar kompetensi yang perlu dimiliki sebagai pemangku jabatan tersebut adalah kemampuan “Melakukan perencanaan, organisasi serta merancang tindak lanjut yang diperlukan”.

Untuk mewujudkan standar kompetensi tersebut, maka kepada peserta Diklat dilatih untuk menyusun suatu “Kertas Kerja Perseorangan (KKP), yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK)”.

Untuk dapat meningkatkan kinerja diperlukan pula standar kompetensi lainnya yaitu: ”Menumbuh-kembangkan motivasi pegawai untuk mengoptimalkan kinerja unit organisasinya”. Pimpinan di era reformasi dan era globalisasi sangat dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat cepat, maka dituntut harus sangat peka dan tanggap atas isu-isu yang aktual, yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang menjadi keluhan, ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Aparatur atau Birokrasi. Termasuk isu-isu yang urgen dan serius

Modul Diklatpim Tingkat III 3 untuk segera diselesaikan. Oleh karena itu KKP RKPK ini harus memuat isu-isu seperti dikemukakan di atas.

Untuk terwujudnya KKP RKPK yang sesuai dengan sasaran Diklatpim Tingkat III ini, kiranya diperlukan panduan penyusunan KKP sebagai pedoman bagi peserta Diklatpim Tingkat III dan para Widyaiswara, fasilitator, Nara Sumber dan Panitia Penyelenggara.

B.

Deskripsi Singkat

Mata Pendidikan dan Pelatihan ini menjelaskan tentang proses penyusunan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta.

C.

Hasil Belajar

Setelah membaca Mata Diklat ini peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan kemampuan menyusun KKP yang berupa RKPK yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta.

D.

Indikator Hasil Belajar

Indikator-indikator hasil belajar adalah:

1. Menyusun Kertas Kerja Perseorangan (KKP) yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK);


(8)

2. Menyajikan/mempresentasikan KKP – RKPK dalam Seminar yang diselenggarakan Penyelenggara;

3. Menerapkan/mengaplikasikan KKP – RKPK tersebut di unit kerja yang dipimpinnya.

E.

Materi Pokok

Materi pokok yang dibahas dalam modul KKP ini adalah: 1. Penjelasan tentang pengertian, arti dan manfaat KKP,

bagaimana memilih dan menetapkan Isu Aktual, Perumusan judul serta Proses Penyusunan KKP;

2. Konsultasi dan pembimbingan; 3. Teknis penulisan KKP;

4. Teknis Penyajian/presentasi KKP; 5. Seminar KKP – RKPK;

6. Penerapan/Aplikasi RKPK di Unit kerja masing-masing peserta.

F.

Manfaat

Berbekal hasil belajar pada modul Penyusunan KKP – RKPK ini peserta diharapkan mampu menerapkan ketentuan-ketentuan dan sangat relevan dalam mendukung terciptanya sasaran Diklat serta terciptanya standar kompetensi Kepemimpinan Eselon III yaitu: 1. Menjabarkan visi, misi dan strategi pembangunan ke dalam

program instansi yang dipimpinnya (standar kompetensi No. 1 sesuai Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III). 2. Melakukan Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan

evaluasi kinerja untuk evaluasi kinerja unit organisasi serta

merancang tindak lanjut yang diperlukan (Standar Kompetensi No. 3).

3. Menumbuh-kembangkan motivasi pegawai untuk mengopti-malkan kinerja unit organisasinya (Standar Kompetensi No.7).

Gambar 1

KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN KKP

SP (3) GG TEORI &

MP (11) TAM KAJIAN

P (4) MTSL AKIP & PK

KKP 1 III

AKTUALISASI (4) 1. ISU AKTUALI 2. OL 3. KKK/KKA ? (INSTANSI PESERTA)

DARI 12 KOMPETENSI 1. VISI, MISI 2. REN. WAS PAI, EVAL 3. STRG YAN PR 4. PRINSIP AKIP 5. PMPK

KKP

PENGALAMAN PESERTA

DALAM BINGKAI TUPOKSI


(9)

BAB II

PENJELASAN

A.

Pengertian

Kertas Kerja Perseorangan (KKP) adalah Kertas Kerja yang ditulis secara individual yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi peserta.

B.

Arti dan Manfaat

Penyusunan KKP yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) ini mempunyai arti yang penting dalam “mengaktualisasikan” keterampilan fungsi perencanaan dan pengendalian.

Peserta mempunyai kesempatan untuk menerapkan teori/prinsip-prinsip yang diperoleh selama Diklat kemudian dipadukan dengan pengalaman selama memangku jabatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. KKP juga bisa diperkaya dengan semua hasil Observasi Lapangan (OL). Yang dimaksud

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu memahami dan menjelaskan arti makna dan manfaat penyusunan KKP, memilih dan menetapkan ISU AKTUAL,

merumuskan judul, menjelaskan proses penyusunan dan

Seminar KKP.

Modul Diklatpim Tingkat III 7 bukan semata aspek teknis substansi tetapi temuan aspek-aspek administrasi, manajemen, organisasi serta kepemimpinan dalam penyelenggaraan Kepemerintahan dan pembangunan.

Penyelesaian KKP ini biasanya sebelum observasi lapangan, maka yang dimaksud dengan pengkayaan KKP dari temuan OL bisa dilakukan pada saat seminar KKP, karena seminar KKP dilaksanakan setelah selesai Observasi Lapangan (OL).

C.

Memilih dan Menetapkan Isu Aktual

Sebelum proses penyusunan KKP peserta harus memilih dan menetapkan Isu Aktual. Dasar pemilihan dan penetapan Isu Aktual diantaranya:

1. Sesuai dan terkait dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta. Dengan perkataan lain tidak keluar dari bingkai tugas dan fungsinya.

2. Isu tersebut sebaiknya paling tidak memenuhi 4 (empat) kriteria:

a. benar-benar isu yang aktual. Artinya benar-benar terjadi, sedang berlangsung atau diperkirakan hampir pasti terjadi; b. memiliki nilai kekhalayakan yang tinggi artinya

menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak (masyarakat/publik). Bisa juga merupakan keluhan atau ketidakpuasan masyarakat/publik atas pelayanan yang diberikan oleh aparatur atau birokrasi;

c. memiliki nilai problematik. Artinya isu tersebut sangat urgen dan serius untuk segera diselesaikan, karena kalau


(10)

tidak akan mempunyai akibat yang berdampak lebih luas dan merugikan organisasi;

d. memiliki nilai kelayakan artinya isu yang logis, pantas, realistis dan layak diselesaikan karena sesuai tugas pokok, fungsi, kewenangan dan tanggung jawabnya.

3. Menjadi salah satu tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis (Eselon II) di mana peserta bertugas. Tentu tujuan dan sasaran tersebut bermasalah atau dengan perkataan lain

menjadi isu, karena tingkat kinerjanya masih rendah dan menjadi sorotan masyarakat. Jangan lupa bahwa tujuan dan sasaran dalam Renstra tersebut menjadi tugas dan fungsi peserta, artinya tujuan dan sasaran tersebut dilimpahkan oleh atasan langsungnya (Eselon II) kepada peserta menjadi tugas dan fungsi serta kewenangan, kewajiban dan tanggung jawabnya.

Dasar pemilihan dan penetapan isu aktual diharapkan KKP ini akan sangat bermanfaat untuk diaplikasikan/diterapkan setelah kembali ke unit kerjanya. Sebagai catatan, kalau peserta belum memiliki Renstra (Eselon II atasannya), atau walaupun sudah ada Renstra tetapi kalau semua Tujuan dan Sasaran kinerjanya sudah baik, atau tujuan dan sasaran tidak sesuai dengan kehendak peserta, maka dalam kesempatan penyusunan KKP/RKPK ini dapat merumuskan Tujuan dan Sasaran yang BARU. Tentu bukan berarti belum memiliki kinerja pada saat sekarang.

D.

Perumusan Judul KKP

Peserta konsultasi dengan Fasilitator/Widyaiswara Pembimbing harus sudah selesai mengisi formulir yang telah disediakan oleh Fasilitator/Pembimbing atau oleh Panitia Penyelenggara untuk merumuskan usulan “JUDUL KKP” (Lampiran 3).

Narasi/pernyataan isu harus jelas. Sebaiknya narasi/pernyataan isu ditandai adanya unsur subyek predikat obyek dan keterangan.

Contoh ISU:

Masih rendahnya kualitas pelayanan umum aparatur pemerintah kepada masyarakat.

Pada contoh di atas, subyeknya adalah aparatur pemerintah, predikatnya pelayanan umum, obyeknya adalah masyarakat, keterangannya adalah masih rendahnya kualitas.

Non-Contoh ISU:

BBM naik

Kalimat ini tidak jelas tidak ada subyek tidak ada predikat tidak ada obyek, kalimat ini hanya merupakan kata keterangan.

Isu Aktual akan sangat terkait dengan Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL) dan akan dipengaruhi oleh kebijakan, peraturan perundang-undangan yang baru, baik di skala nasional, lokal maupun instansi/lembaga masing-masing. Oleh karena itu perlu disampaikan beberapa peraturan perundang-undangan baru yang sangat mempengaruhi penyusunan KKP.


(11)

10 Kertas Kerja Perseorangan

Perubahan berawal dari adanya amandemen UUD 45 dalam suatu rangkaian 4 (empat) tahapan perubahan yang dilaksanakan pada Sidang Umum MPR Th 1999, Sidang Tahunan 2000, 2001 dan 2002. Berdasar UUD 45 yang telah diamandemen ada beberapa Undang-Undang yang telah dihasilkan oleh Pemerintah bersama DPR RI. Di antaranya yang mengatur masalah “perencanaan” pembangunan, pengelolaan keuangan, dan “pemerintahan daerah” dalam kerangka otonomi daerah. Hal ini akan sangat mempengaruhi penyusunan KKP.

UU terkini yang penting dipahami pelaku birokrasi adalah: UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Bab III pasal 14 ayat (6) berbunyi:

“Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga diatur dengan Peraturan Pemerintah” (PP).

PP yang terbit adalah PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL).

Modul Diklatpim Tingkat III 11

Pasal 11 ayat (5) berbunyi:

Belanja Negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Pasal 14 ayat (2) berbunyi:

Rencana Kerja dan Anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun berdasarkan “prestasi kerja” yang akan dicapai. Prestasi Kerja yang akan dicapai adalah “Target Kinerja” Sesuai pasal 15 ayat (5) berbunyi :

APBN yang telah disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.

Penyusunan dan Penetapan APBD diatur dalam BAB IV UU Nomor 17 Th 2003.

Pasal 16 ayat (5) berbunyi:

Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Pasal 19 ayat (2) berbunyi:

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan “prestasi kerja” yang akan dicapai. Prestasi kerja yang akan dicapai adalah “Target Kinerja”.


(12)

Pasal 19 ayat (6) mengatakan bahwa:

“Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah diatur dengan Peraturan Daerah”.

Sudah barang tentu Perda tersebut tergantung kepada Kebijakan dan Kemampuan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota masing-masing.

Pasal 20 ayat (5) mengatakan bahwa:

“APBD yang telah disetujui DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja”.

Kesimpulan yang penting berdasarkan hal-hal tersebut yang kaitannya dengan penyusunan KKP adalah bahwa Rencana Kerja harus berbasis KINERJA (Prestasi Kerja).

Selanjutnya ada Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009. Oleh karena itu setiap Kementerian/Lembaga Pemerintah diwajibkan menyusun rencana strategis (Renstra) untuk 5 tahun ke depan secara bertahap. Dengan adanya Renstra setiap Kementerian/Lembaga maka setiap tahun harus menyusun rencana kinerja tahunan. Hal inilah yang sangat terkait dengan penyusunan KKP.

Adanya beberapa peraturan baru yang sangat terkait dengan ISU PELAYANAN PUBLIK.

Dalam penyusunan KKP sering peserta membahas ISU substansi pelayanan publik, oleh karena itu perlu mengetahui adanya Peraturan Pemerintah (PP) No. 65 Tahun 2005 tentang PEDOMAN PENYUSUNAN dan PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM).

Di samping itu ada beberapa Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yang sangat terkait dengan PELAYANAN PUBLIK, di antaranya Kep. Men Pan No. 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Kep MenPan No. 25/Kep/M.Pan/2/2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat unit pelayanan Instansi Pemerintah; Kep MenPan No. 26/Kep/M.Pan/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Di lingkungan Pemerintah Daerah perlu memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri yang baru dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2005 Bab I pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa: “Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayan Terpadu Satu Pintu selanjutnya disingkat PPTSP adalah perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan perizinan dari non perizinan di daerah dengan sistem satu pintu”.


(13)

14 Kertas Kerja Perseorangan

Pasal 1 ayat (11) menyatakan bahwa:

“Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah Kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat”.

JUDUL supaya mengakomodasi:

1. RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERA

Kata-kata awal dalam judul direkomendasikan kata-kata tersebut di atas, karena KKP itu memang harus merupakan suatu Rencana Kerja Peningkatan Kinerja.

2. FOKUS, diambil dari “sasaran” yang diinginkan. Sasaran ini diambil dari Formulir Usulan Judul. Lihat lampiran 3.

Hakekatnya sasaran adalah hasil (output/outcome) penyelesai-an suatu masalah/isu.

3. LOKUS adalah unit kerja dan tempat (Kota/Kabupaten/ Propinsi) peserta. Unit kerja untuk peserta Diklatpim Tingkat III adalah tataran Eselon III (didahului dengan kata PADA). Tempat yang dimaksud adalah kota, kabupaten atau propinsi di mana instansi/lembaga tempat unit kerja peserta.

Contoh narasi Judul KKP:

RENCANA KERJA

PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA SUB DINAS PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN

KABUPATEN TASIKMALAYA

Modul Diklatpim Tingkat III 15

Fokus = Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak; Sasaran = Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (sebagai penyelesaian Isu/Masalah yaitu rendahnya kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak).

Lokus/Unit Kerja = Subdinas Pembinaan Kesehatan Masyarakat; Nomenklatur dari Susunan Organisasi sebutan tataran Eselon III pada Dinas Kesehatan/Tempat = Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat.

E.

Proses Penyusunan dan Seminar KKP

Waktu yang disediakan untuk Penyusunan KKP 5 sesi (15 JP) dan untuk seminar KKP 4 sesi (12 JP).

Secara garis besar proses penyusunan KKP adalah: 1. Penjelasan penyusunan KKP 1 sesi (3 JP).

Penjelasan penyusunan KKP diberikan hari pertama (H1) biasanya oleh Fasilitator/Widyaiswara Penulis Modul atau yang telah mengikuti Training of Trainer (TOT) Penyusunan KKP;

2. Konsultasi judul KKP RKPK 2 sesi

Biasanya diberikan hari kedua (H2). H2 ini biasanya selang sehari atau dua hari setelah penjelasan H1. Maksudnya agar peserta mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pengisian Formulir usulan judul yang akan dikonsultasikan pada hari kedua (H2);

Setelah judul disepakati maka peserta sudah bisa merancang outline atau sistematika dan penggunaan Teknik Analisis Manajemen (TAM) yang akan dikonsultasikan di hari ketiga (H3).


(14)

Kalau Penyelenggara Diklatpim Tingkat III ini jauh dari kota/tempat para fasilitator, maka biasanya H1 dan H2 digabung selama 1 (satu) hari menjadi 9 JP. Kesulitan yang akan dihadapi oleh peserta adalah waktu pengisian Formulir Usulan Judul langsung hari itu juga;

3. Konsultasi dan Bimbingan sistematika dan penggunaan TAM, diberikan pada hari ketiga (H3) selama 6 JP. Biasanya diberi tenggang waktu satu minggu dari hari kedua (H2). Maksudnya agar peserta mempunyai waktu yang cukup untuk merancang sistematika dan TAM yang akan digunakan. Peserta juga sudah bisa membuat secara garis besar butir-butir (pointer) substansi yang akan dipakai sebagai bahan penulisan.

Pada hari ketiga (H3) Fasilitator/Pembimbing bisa memfasilitasi peserta dalam menetapkan sistematika dan menggunakan TAM sebagai instrumen pisau analisis dalam penyelesaian isu aktual.

Waktu yang disediakan untuk seminar 4 sesi (12 JP). Biasanya dilakukan setelah Observasi Lapangan (OL) dan setelah seminar KKA.

Proses penyusunan dan seminar KKP secara rinci akan dibahas dalam BAB III. Untuk jelasnya dapat dilihat diagram proses penyusunan dan seminar KKP di halaman 28.

F.

Latihan

Peserta dibagi menjadi 4 atau 3 kelompok tergantung jumlah peserta. Jumlah tiap kelompok tidak lebih dari 10 peserta. Masing-masing kelompok latihan/diskusi memilih dan

menetapkan prioritas ISU AKTUAL dan JUDUL. Tiap kelompok terlebih dahulu menetapkan andalan, yaitu memilih salah seorang peserta sebagai contoh.

Latihan ini bisa dibimbing fasilitator atau peserta latihan mandiri kalau waktunya tidak memungkinkan.

Waktu latihan/diskusi kelompok 25 menit, kemudian masing-masing kelompok menyajikan hasil latihan/ diskusinya 5 menit. Jadi latihan Bab II memerlukan waktu 45 menit (satu sesi).

G.

Rangkuman

KKP disusun secara individual merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) yang memiliki arti penting dalam mengaktualisasikan keterampilan kepemimpinan, serta bermanfaat untuk pemantapan Rencana Strategi (Renstra) di unit kerja peserta. Sebelum proses penyusunan KKP peserta harus memilih dan menetapkan “ISU AKTUAL” prioritas sebagai fokus bahasan yang harus dipecahkan atau diselesaikan. Isu aktual tidak boleh di luar tugas pokok dan fungsi kewenangannya.

Sebelum peserta memilih dan menetapkan ISU AKTUAL harus mempertimbangkan perubahan yang mutakhir/terkini tentang kebijakan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan muatan teknis substansi lembaga/instansi peserta.


(15)

18 Kertas Kerja Perseorangan

Setelah selesai menetapkan isu aktual prioritas peserta mengajukan usulan Judul KKP dengan menggunakan formulir konsultasi judul (lampiran 3), kemudian mengkonsultasikan judul tersebut kepada fasilitator/pembimbing. Selesai konsultasi/ pembimbingan judul peserta bisa mulai menulis narasi Bab, Sub Bab sesuai dengan sistematika dan penggunaan Teknik Analisis Manajemen (TAM) yang juga telah dikonsultasikan kepada fasilitator/pembimbing.

BAB III

KONSULTASI DAN PEMBIMBINGAN

Fasilitator yang memberikan konsultasi atau bimbingan biasanya pengampu TAM atau Penyusunan KKP.

Dianjurkan Fasilitator yang memberi konsultasi dan bimbingan merupakan TIM terdiri dari 2 orang. Secara formal/resmi dalam Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III tidak tercantum waktu (jam) tersendiri untuk pembimbingan. Tetapi ada beberapa penyelenggara yang menyediakan waktu tersendiri untuk pembimbingan.

Kegiatan-kegiatan konsultasi dan pembimbingan di antaranya:

A.

Konsultasi Pemilihan dan Penetapan Judul

Setelah peserta memperoleh masukan materi (Mata Diklat) biasanya minggu pertama materi-materi dari Kajian Sikap Perilaku. Materi dari Kajian Manajemen Publik yang perlu telah diberikan adalah Teknik-teknik Analisis Manajemen,

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah penulisan suatu laporan “ISU AKTUAL” prioritas, Judul KKP, mengajukan sistematika dan penggunaan TAM. melakukan penulisan narasi bab demi bab dan

sub bab serta mampu menjelaskan diagram proses konsultasi penyusunan dan seminar KKP.


(16)

Membangun Kepemerintahan yang Baik (Good Governance), AKIP dan Pengukuran Kinerja. Sebaiknya materi-materi tersebut sudah diberikan minggu ke dua. Materi (Mata Diklat) dari kelompok aktualisasi yang harus didahulukan adalah prinsip-prinsip/pokok pikiran/dasar-dasar Isu Aktual Sesuai Tema. Setelah itu ada satu sesi (3 JP) Penjelasan Penyusunan KKP yang diberikan pada hari pertama (H1), sebaiknya diberikan minggu kedua, paling lambat minggu ketiga. Penjelasan Penyusunan KKP lebih cepat lebih baik, agar peserta cukup waktu untuk menyusun KKP. Setelah penjelasan Penyusunan KKP, selang satu atau dua hari baru dilakukan Konsultasi Pemilihan dan Penetapan “Judul KKP”.

Untuk konsultasi judul peserta terlebih dahulu harus mengisi Formulir Konsultasi Usulan Judul KKP (lihat lampiran 3). Dalam form tersebut ada 9 butir isian:

1. Nama peserta, cukup jelas;

2. Unit kerja bagi Eselon III cukup jelas, tetapi jika peserta masih menduduki jabatan Eselon IV, maka diisi unit kerja Eselon IV dilanjutkan dengan Eselon III sebagai atasan langsungnya;

3. Contoh: Seksi Kesehatan Anak pada Subdinas Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Peserta sebagai Kepala Seksi harus menyebut Eselon III atasan langsungnya yaitu Subdinas Pembinaan Kesehatan;

4. Jabatan: Bagi Eselon III cukup jelas;

5. Contoh: Bagi Eselon IV Kepala Seksi Kesehatan Anak pada Subdinas Pembinaan Kesehatan Masyarakat;

6. Tugas Pokok: Bagi Eselon III cukup jelas, tetapi bagi Eselon IV tugas pokok yang ditulis tetap tugas Eselon III;

7. Fungsi dan uraian tugas: Diisi dengan salah satu atau beberapa fungsi yang didelegasikan Eselon III menjadi tugas pokok peserta, karena hakekatnya fungsi Eselon III akan menjadi tugas pokok Eselon III. Umumnya dalam susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) bagi Eselon III tak ada rincian fungsi, biasanya yang ada uraian tugas (Job-description);

8. Isu Aktual

Supaya diisi sesuai penjelasan pada Bab II D (halaman 9). Sebaiknya mereka memilih salah satu prioritas isu, atau pembulatan dari ketiga isu tersebut;

9. Sasaran.

Sasaran hakekatnya merupakan hasil (outcome) yang diharapkan dari penyelesaian masalah. Berdasar Renstra instansi peserta maupun berdasar TAM, narasi suatu sasaran biasanya: meningkatnya, terwujudnya, optimalnya, tersusunnya dan sebagainya;

10. Judul

Untuk merumuskan judul ikuti petunjuk/panduan pada Bab II E.

Perumusan Judul

Setelah dikonsultasikan dengan Fasilitator/Widyaiswara Pembimbing dan telah divalidasi sesuai panduan maka “disepakati” judul dengan beberapa perbaikan atau tanpa perbaikan karena telah sesuai dengan panduan/ketentuan, kaidah-kaidah penentuan judul. Satu hal yang paling penting untuk divalidasikan ialah bahwa, isu, masalah serta sasaran


(17)

22 Kertas Kerja Perseorangan

yang telah ditetapkan “tidak keluar dari bingkai tugas pokok dan fungsi” peserta.

Dianjurkan fasilitator/pembimbing merupakan tim yang terdiri dari 2 (dua) orang, sehingga peserta yang difasilitasi/dibimbing jumlahnya separuh kelas. Kalau fasilitator sudah melaksanakan tugasnya memfasilitasi, membimbing dan memvalidasi usulan pemilihan dan penetapan judul maka dibawah kolom fasilitator ditanda tangani artinya sudah “disepakati” JUDUL KKP tersebut. Sengaja tidak menggunakan kata persetujuan agar tidak ada tuduhan penyalahgunaan tugas fasilitator/widyaiswara pembimbing.

Setelah usulan judul KKP telah disepakati, peserta sudah bisa segera merancang sistematika dan TAM yang akan digunakan dalam proses analisis. Peserta juga sudah bisa menentukan secara garis besar butir-butir (pointer) substansi yang akan menjadi bahan penyusunan KKP. Jangan lupa pula supaya peserta memperhatikan dasar hukum tugas dan fungsi serta Rencana Strategi (Renstra) organisasinya (Eselon II berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009).

Biasanya peserta diberi waktu sekitar satu minggu untuk mempersiapkan bahan yang akan dikonsultasikan yaitu sistematika dan TAM yang akan digunakan sebagai pisau analisis.

Modul Diklatpim Tingkat III 23

B.

Konsultasi, Pembimbingan Sistematika dan

Penggunaan TAM

Pada dasarnya peserta bebas menentukan sistematika maupun penggunaan Teknik-Teknik Analisis Manajemen.

1. Sistematika

Walaupun sistematika dibebaskan akan tetapi dalam panduan ini ada anjuran sebagai kaidah pembuatan sistematika. Sebaiknya terdiri dari tiga bagian yaitu:

Pertama PENDAHULUAN, kedua ISI/CONTENT dan Ketiga PENUTUP.

Secara garis besar Sistematika terdiri dari:

I. PENDAHULUAN

Setidaknya dalam pendahuluan ini berisi: A. Latar Belakang;

B. Isu Aktual; C. Lingkup Bahasan. II.ISI/KONTEN

Bisa terdiri dari beberapa BAB Setidaknya memuat:

A.Teori/Konsep/Prinsip-prinsip dasar, yang relevan dengan Isu Aktual yang menjadi prioritas Fokus Bahasan;

B.Data/Informasi, yang digunakan untuk menggambar-kan secara deskriptif keadaan/kondisi situasi organisasi terutama yang relevan dengan Isu Aktual;


(18)

Untuk melakukan suatu proses analisis perlu meng-gunakan Teknik-teknik Analisis tertentu yang sesuai; D.Rencana Kerja (Action Plan)

KKP ini adalah Rencana Kerja, jadi tentu harus ada uraian Rencana Kerja sebagai upaya penyelesaian Isu Aktual.

III. PENUTUP

Berupa rangkuman singkat

Apabila peserta masih menghendaki contoh sistematika yang lebih rinci, kami lampirkan contoh sistematika KKP.

2. Penggunaan Teknik-teknik Analisis Manajemen.

Dalam proses analisis perlu menggunakan berbagai Teknik Analisis Manajemen. Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa pada prinsipnya penggunaan TAM, peserta diberi kebebasan asal dapat dipertanggung jawabkan, artinya TAM yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Baik peserta maupun fasilitator/widyaiswara pembimbing tentu diharapkan memahami bahkan menguasai TAM sehingga memberi kemudahan dalam konsultasi/pem-bimbingan penggunaan TAM.

KKP merupakan Rencana Kerja yang akan sangat terkait dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Perencanaan Nasional, Regional maupun Daerah. Sampai saat panduan ini ditulis masih berlaku beberapa ketentuan di antaranya Instruksi Presiden No. 7

Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Dengan adanya amandemen UUD 1945 ada beberapa UU yang telah dihasilkan oleh Pemerintah bersama DPR RI. Diantaranya yang erat kaitannya dengan pengaturan masalah “PERENCANAAN Pembangunan, pengelolaan keuangan, dan pemerintahan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Hal ini akan sangat mempengaruhi penyusunan KKP.

UU terkini yang perlu dipahami pelaku birokrasi adalah : UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004.

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP) Di antaranya PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL).

Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja, kemudian Rencana Kerja dan Anggaran harus disusun berdasar “prestasi kerja” yang akan dicapai atau target kinerja atau dalam Renstra dikenal dalam pengukuran kinerja


(19)

26 Kertas Kerja Perseorangan

“rencana tingkat capaian (target)”. Oleh karena itu penyusunan KKP tidak terlepas dengan pengukuran kinerja. APBN saja harus rinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanjanya.

Hal tersebut sangat terkait dengan penyusunan KKP peserta Diklat dari Kementerian Negara/Lembaga.

Bagi peserta Diklat dari lingkungan Pemerintah Daerah yang perlu diperhatikan BAB IV UU No. 17 Tahun 2004 yaitu yang mengatur penyusunan dan penetapan APBD yang merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan tiap tahun dengan Peraturan Daerah (Perda).

Hal yang menyangkut belanja baik di Kementerian/Lembaga maupun di Pemerintahan Daerah sama harus dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.

Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja prestasi kerja disebut “rencana tingkat capaian (target)”.

Prinsipnya rencana kerja harus berbasis kinerja. Instansi Pemerintah juga harus melaksanakan prinsip akuntabilitas untuk mempertanggung jawabkan “kinerja” sesuai tugas dan fungsinya. Kinerja suatu instansi pemerintah dapat diukur

Modul Diklatpim Tingkat III 27

apabila memiliki Rencana Strategi (Renstra). Payung hukum terkini untuk Renstra adalah Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009. KKP yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan Kinerja tentu memiliki kaitan yang logis dengan Renstra.

Oleh karena itu akan lebih arif apabila pemilihan Teknik-teknik Analisis Manajemen (TAM) yang dipergunakan dalam analisis penyusunan Renstra, juga dalam penyusunan KKP. Kurang arif dan bijak andai kami menyebut salah satu atau beberapa TAM yang digunakan dalam proses analisis untuk menyusun Renstra. Tapi kita bisa mengatakan misalnya diperlukan Teknik Analisis Manajemen untuk melakukan proses “Analisis Lingkungan Strategis” dan seterusnya. Dari uraian tersebut kami menyimpulkan bahwa KKP yang disusun yang merupakan Rencana Kerja sangat terkait dengan norma, kaidah ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berpengaruh terhadap prinsip-prinsip perencanaan.

C.

Penulisan Narasi.

Setelah selesai konsultasi/pembimbingan sistematika serta penggunaan TAM, peserta bisa langsung melengkapi atau menyempurnakan narasi Bab demi Bab dan Sub Bab. Biasanya peserta sebelum konsultasi sistematika dan penggunaan TAM,


(20)

telah ada yang menulis narasi dengan baik. Dalam menyempurnakan penulisan narasi tentu harus mengikuti norma, kaidah penulisan suatu karya ilmiah di antaranya: menggunakan data dan informasi. Juga harus mengikuti kaidah teknik penulisan suatu kertas kerja, termasuk tata urut Bab, Sub Bab, tata urut huruf dan angka. Uraian rinciannya akan dijelaskan pada Bab IV.

D.

Diagram Proses Konsultasi/Pembimbingan

KKP dan Seminar

.

Supaya memberi kemudahan untuk memahami Proses Konsultasi/pembimbingan Penyusunan KKP dan Seminar kami gambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Gambar 2

Selang 1 atau 2 hari Selang 1 minggu

PROSES PENYUSUNAN DAN SEMINAR KKP DIKLATPIM III

H-1 H-2

Penjelasan Penyusunan

(3 Jp)

Konsultasi & Sistematika Penggunaan TAM

(6 Jp)

Seminar KKP (12 Jp) Konsultasi

Judul (6Jp)

H-3 H-4

E.

Latihan

Peserta dibagi 3 kelompok. Tiap kelompok terlebih dahulu menentukan andalan, yaitu memilih salah seorang anggota kelompok sebagai contoh. Latihan dibimbing fasilitator apabila waktunya memungkinkan. Kalau tidak ada waktu latihan/diskusi mandiri.

Kelompok I latihan/diskusi merumuskan judul dengan menggunakan Formulir Konsultasi Judul. (Lampiran 3).

Kelompok II latihan/diskusi menetapkan sistematika dan penggunaan TAM.

Kelompok III latihan/diskusi memberi narasi/penjelasan diagram Proses Penyusunan Dan Seminar KKP Diklat Pim III.

Waktu diskusi masing-masing kelompok 30 menit kemudian tiap kelompok mempresentasikan hasil latihan/diskusinya 5 menit. Jadi latihan Bab III dibutuhkan waktu 45 menit (satu sesi).

F.

Rangkuman

Kegiatan konsultasi dan pembimbingan merupakan proses interaksi antara fasilitator dengan peserta baik secara individual maupun dalam kelompok. Konsultasi dari pembimbingan bernuansa pembelajaran orang dewasa (andragogi).

Diawali dengan konsultasi dan pembimbingan memilih dan menetapkan isu aktual dan judul, sistematika, penggunaan TAM, penulisan narasi Bab demi Bab dan Sub Bab.


(21)

30 Kertas Kerja Perseorangan

Sekuen proses konsultasi dan pembimbingan digambarkan dalam diagram Proses Penyusunan Dan Seminar KKP.

BAB IV

TEKNIK PENULISAN

Penulisan KKP harus bersifat ilmiah, sistematis, logis, dan objektif dibuat dalam bentuk essay dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Uraiannya supaya mudah dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini pembaca adalah Fasilitator/Widyaiswara Pembimbing, dalam Seminar peserta lain, Moderator dan Nara Sumber. Setelah kembali ke unit kerja sebagai pembacanya adalah atasan langsung dan staf yang bersangkutan sebagai pelaksana Rencana Kerja, karena KKP ini diharapkan diterapkan/diaplikasikan di unit kerja peserta.

Lebih luas lagi bisa saja KKP ini dibaca oleh publik yang memerlukan, karena KKP ini akan disimpan di Perpustakaan Instansi peserta (biasanya di unit organisasi Kediklatannya) dan di Lembaga Administrasi Negara RI. Disamping publik yang memerlukan juga biasanya peserta Diklatpim angkatan berikutnya digunakan sebagai pustaka/referensi.

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan dan mengerjakan (membuat) sampul muka, menulis narasi Bab demi Bab dan Sub Bab yang sesuai dengan penulisan kertas kerja. Mampu menjelaskan pengetikan yang memenuhi


(22)

A.

Sampul Muka

Pada halaman muka, akan dicantumkan di bagian paling atas Kertas Kerja Perseorangan kemudian di bawahnya dalam kurung ditulis ringkasan/singkatnya (KKP).

Setelah itu JUDUL KKP, narasinya lihat penjelasannya pada Bab II E, kemudian di bawahnya ditulis nama peserta dengan didahului kata “oleh”; di bagian paling bawah adalah nama Lembaga/Instansi Penyelenggara Diklatpim. Cara penulisannya untuk nama penyelenggara menjadi kewenangan Lembaga/ Instansi Penyelenggara supaya sama untuk semua peserta. Tempat bulan dan tahun ditulis paling bawah. Untuk Jelasnya lihat lampiran 4.

B.

Penulisan Bab, Sub Bab dan Tata Urut

Huruf/Angka

1. Judul Bab ditempatkan di tengah-tengah di bawah kata/tulisan BAB, semuanya ditulis dengan huruf besar (kapital).

2. Judul Sub Bab di tempatkan di tepi dengan huruf awal di setiap kata tulis dengan huruf besar, kecuali kata sambung. 3. Urutan penggunaan huruf dan angka sebagai berikut :

a. BAB...I, II, III, dst (huruf romawi) I. PENDAHULUAN dst

b. Sub Bab………..A, B, C, dst c. Anak Sub Bab………1, 2, 3, dst d. Pecahan dari anak Sub Bab……a, b, c, dst

e. Anak dari pecahan……….1), 2), 3), dst f. Pecahan dari anak pecahan……a), b), c), dst Baris pertama dari setiap paragraph pengetikan bisa : 1. Dimulai ketukan ketujuh.

2. Tetap lurus, hanya untuk paragraph baru diberi spasi 2 Setiap baris 59 ketukan.

C.

Petunjuk Pengetikan

Saat ini pengetikan naskah KKP hampir semua peserta menggunakan komputer, hampir tidak ada lagi yang menggunakan mesin ketik. Untuk memenuhi persyaratan standar tata tulis KKP perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kertas yang digunakan dianjurkan jenis dan ukuran kertas

yang digunakan adalah HVS 80 mg, warna putih, ukuran kwarto A4;

2. Penggunaan Komputer atau Mesin Ketik

Penulisan KKP dengan menggunakan perangkat komputer dianjurkan menggunakan jenis huruf “ARIAL” ukuran 12, sedangkan penulisan KKP dengan menggunakan perangkat mesin Tik manual/Elektronik menggunakan Huruf “PICA”,

sehingga bisa memuat ± 59 ketukan/karakter dalam tiap baris. Tinta atau pita yang digunakan untuk penulisan KKP hanya berwarna “hitam”;

3. Ruang Ketik, ialah ruang yang disediakan untuk pengetikan KKP yang berukuran 15 x 22 cm. dalam ruang ketikan seluas itu memuat 59 karakter setiap baris dan jumlah baris sebanyak 22 baris dengan jarak 2 spasi;


(23)

34 Kertas Kerja Perseorangan

4. Ruang tepi ialah ruang sekeliling ruang ketikan dan ruang tepi ini harus dikosongkan kecuali untuk nomor halaman.

a. Lebar ruang tepi kiri 3,5 cm. b. Lebar ruang tepi kanan 2,5 cm. c. Lebar ruang atas 4 cm.

d. Lebar ruang bawah 3,5 cm. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 5.

D.

Latihan

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok, tiap kelompok terlebih dahulu memilih andalan yaitu salah seorang peserta kelompok sebagai contoh:

Kelompok I Latihan membuat Sampul Muka

Kelompok II Latihan membuat penulisan Bab, Sub Bab alinea/paragraf, tata huruf/angka.

Kelompok III Latihan merumuskan persyaratan pengetikan yang memenuhi standar tata tulis suatu kertas kerja.

Masing-masing kelompok melakukan latihan/diskusi 10 menit. Kemudian tiap kelompok menyajikan hasil latihan/diskusi 5 menit. Jadi Latihan Bab IV memerlukan waktu 25 menit.

E.

Rangkuman

Penulisan KKP harus bersifat ilmiah, sistematis, logis, realistis, obyektif serta mengikuti standar tata tulis kertas kerja. Hal-hal

Modul Diklatpim Tingkat III 35

yang perlu diperhatikan adalah teknik penulisan sampul muka, penulisan Bab, Sub Bab, alinea/paragraf, tata huruf/angka. Tentu terakhir harus memperhatikan teknik pengetikan naskah sesuai standar tata tulis, penggunaan kertas, komputer, ruang ketik serta ukurannya.


(24)

BAB V

PRESENTASI, SEMINAR

DAN PENERAPAN KKP

Setelah KKP selesai disusun, tiap peserta wajib menyerahkan KKP tersebut kepada Panitia Penyelenggara. Penggandaan dan jumlahnya menjadi kewenangan Panitia Penyelenggara. Karena ada dua jenis penyelenggaraan Diklatpim yaitu dengan biaya APBN atau APBD dan ada yang swadana, maka pembiayaan penggandaan kesepakatan Penyelenggara dengan peserta.

Sebaiknya penyerahan KKP kepada Penyelenggara dua atau tiga hari sebelum seminar KKP, supaya ada waktu untuk penggandaan dan menyampaikan kepada Moderator dan Nara Sumber, agar bisa dibaca sebelum seminar.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan menjelang seminar dan sesudah seminar :

1. Persiapan peserta untuk presentasi/penyajian.

2. Persiapan dan pelaksanaan seminar oleh Panitia Penyelenggara.

3. Perbaikan atau Penyempurnaan KKP setelah diseminarkan.

Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan dan melakukan/mempraktekan persiapan presentasi KKP dalam seminar. Kemudian mampu menerapkan/mengaplikasikan KKP di unit kerja yang

dipimpinnya.

4. Penerapan/Aplikasi KKP setelah peserta kembali ke unit kerja masing-masing.

A.

Teknik Presentasi

Sebaiknya setiap peserta perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan teknik presentasi/penyajian dalam seminar KKP. Sebenarnya peserta pada saat mengikuti Diklatpim Tingkat IV telah memperoleh materi “Teknik Komunikasi dan Presentasi yang Efektif”, jadi ada baiknya peserta membaca modul tersebut sebelum presentasi.

Presentasi merupakan bagian komunikasi. Dalam proses komunikasi ada: “Inti” (content) yang dikomunikasikan, ada metode, dan media (alat bantu). Semua komponen ini saling terkait dalam menghasilkan suatu presentasi yang optimal dan efektif. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan kualitas presentasi peserta perlu memperhatikan.

1. Komponen Dasar

Dalam suatu presentasi, ada beberapa Komponen dasar, yaitu: a. Penyaji/presenter;

b. Pendengar (Audience); c. Moderator (Chairperson); d. Nara Sumber.

Penyaji (presenter) adalah setiap peserta mendapat kesempatan untuk menyajikan KKP-nya.


(25)

38 Kertas Kerja Perseorangan

Pendengar (Audience) yaitu peserta lain dalam kelompok yang sama. Pengorganisasian dan mekanisme seminar akan dijelaskan dalam Sub Bab Seminar.

Moderator biasanya Fasilitator/Widyaiswara pengampu TAM atau KKP atau yang telah mengikuti TOT TAM dan KKP. Nara Sumber, adalah pejabat yang tugas dan fungsinya relevan dengan KKP peserta disatu Kelompok tertentu. Waktu tugas masing-masing komponen dan mekanismenya akan dijelaskan dalam Sub Bab Seminar.

2. Persiapan Penyajian

a. Persiapan bahan (inti/content) yang akan disajikan.

Bahan yang akan disajikan diambil dari materi KKP sebaiknya berupa butir-butir (pointer) yang inti dan esensi yang menjadi garis besar KKP.

b. Persiapan Media (alat bantu)

Bisa menggunakan transparansi yang akan ditayangkan menggunakan Overhead Projektor (OHP). Usahakan tiap transparan hurufnya besar-besar, tiap lembar tidak lebih 9 (sembilan) baris.

Jumlah Transparansi usahakan seminimal mungkin karena waktu hanya 10 menit.

Hindari fotocopy transparansi dari ketikan KKP yang hurufnya kecil-kecil.

Bisa juga penyajian menggunakan power point dengan alat bantu LCD (Liquid Crystal Display) Projector. Prinsip pembuatan tayangan, jumlah tayangan sama dengan transparansi.

Modul Diklatpim Tingkat III 39

Penggunaan LCD dengan Laptop/Notebook harus benar-benar dipersiapkan dan dicoba dahulu sebelum seminar. Penyajian dengan menggunakan LCD agar tetap dipersiapkan/di back up dengan transparansi, sehingga kalau terjadi gangguan pada peralatan LCD dapat diganti menggunakan OHP.

Jadi penyelenggara harus tetap menyiapkan keduanya. Jika diperlukan bisa juga menggunakan media papan tulis

(white board) andai peserta mau menambah penjelasan

dengan menulis pada white board. Jadi Penyelenggara ada baiknya menyediakan spidol dan white board.

3. Strategi Presentasi

Agar presentasi efektif dan komunikatif :

a. Optimalkan penggunaan waktu (hanya 10 menit); b. Usahakan audience memperhatikan penyajian; c. Utamakan yang disajikan yang inti dan esensinya saja; d. Kurangi tambahan penjelasan yang tidak penting.

4. Sikap pada saat Presentasi

a. Selalu menghadap kepada audience hanya sesekali melihat layar. Tidak membelakangi audience.

b. Percaya diri.

c. Nada suara jangan monoton usahakan bervariasi. d. Usahakan tidak tegang, harus nampak biasa saja. e. Menggunakan pakaian yang rapih, tidak terlihat kusut. f. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. g. Sesekali boleh humor yang santun.


(26)

B.

Seminar KKP

Dalam Pedoman penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III (Keputusan Kepala LAN RI No. 540/XIII/10/6/2001) tidak ada khusus tersurat penjelasan “seminar” tersendiri sebagai Metode Diklat. Yang ada hubungan/kaitannya dengan seminar dalam pedoman tersebut adalah :

1. Metode Pendalaman Materi; 2. Diskusi dan;

3. Penulisan Kertas Kerja.

Di halaman 46 pada Pedoman tersebut, butir 6 huruf b berbunyi : Baik secara perseorangan maupun berkelompok peserta “diwajibkan” menyajikan, membahas, dan saling menanggapi kertas kerja dalam forum pendalaman materi seperti diskusi dan “seminar” antar peserta.

Sebaiknya Panitia Penyelenggara atau salah seorang fasilitator/widyaiswara memberi penjelasan tentang tujuan dan mekanisme seminar KKP satu hari sebelum pelaksanaan seminar.

1. Tujuan Seminar KKP

Sesuai dengan tujuan dan sasaran Diklatpim Tingkat III, pendekatan yang diterapkan adalah “andragogi” dengan metode pendalaman materi, diskusi dan penulisan kertas kerja. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa KKP ini wajib diseminarkan, tujuannya adalah :

a. Proses “pendalaman” materi dengan melakukan komunikasi, interaksi antar peserta secara terorganisir dalam bentuk diskusi tukar menukar pengalaman, informasi, saling memperkaya gagasan, ide-ide konsep, prinsip-prinsip serta alternatif-alternatif solusi pemecahan masalah dalam bentuk Rencana Kerja;

b. Perbaikan atau penyempurnaan KKP dengan cara memberi kesempatan masukan dari peserta lain, Nara Sumber dan dari Moderator. Dari peserta bisa berupa perbaikan koreksi, memberi masukan ide, konsep, prinsip-prinsip baik aspek substansi maupun aspek Administrasi, Manajemen Organisasi (AMO) termasuk kepemimpinan dan Teknik-teknik Analisis Manajemen (TAM) sebagai instrument analisis. Berdasar Keputusan Kepala LAN RI No. 540 Tahun 2001tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pim Tingkat III.

Dari Nara Sumber sebagai praktisi, diharapkan masukkan terutama aspek substansi atau hal-hal sehubungan dengan muatan teknik substanstif lembaga diantaranya tentang visi, misi, tujuan, sasaran serta program-program organisasi kebijakan-kebijakan lembaga, terpenting identifikasi masalah atau “ISU” yang aktual, menyangkut kepentingan publik sebagai pengguna jasa pelayanan lembaga peserta, serta alternatif solusi pemecahan isu sehingga memperkaya KKP peserta, yang pada gilirannya dapat diaplikasikan di unit kerjanya.

Dari Moderator masukan tentang Teknis Penulisan, alur pemikiran, konsistensi penulisan, obyektivitas pembahasan


(27)

42 Kertas Kerja Perseorangan

yang rasional, penggunaan teknis analisis manajemen yang digunakan sesuai atau tidak dengan tujuan, sasaran yang diinginkan yaitu meningkatkan tingkat kinerjanya, ada tidaknya korelasi yang bermakna.

c. Evaluasi

Salah satu tujuan seminar yaitu evaluasi bagi peserta. Berdasar Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III (Keputusan Kepala LAN No. 540/XIII/10/6/2001) dikemukakan bahwa penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu:

1) Aspek sikap dan perilaku Kepemimpinan dengan bobot 45%.

2) Aspek akademis/penguasaan materi dengan bobot 55%. Aspek Akademis/Penguasaan Materi. Unsur yang dinilainya:

1) Hasil Ujian Akhir 20 %

2) KKP 15 %

3) KKK 10 %

4) Observasi Lapangan (OL) 10 % Jumlah ……… 55 %

KKP termasuk aspek Akademis/Penguasaan materi. Di halaman 55 Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III disebutkan bahwa nilai KKP diberikan oleh widyaiswara dan atau Pembimbing pada saat penyajian dalam seminar yang meliputi indikator:

1) Kualitas KKP, terdiri dari : a) identifikasi masalah; b) analisis masalah;

Modul Diklatpim Tingkat III 43

c) pemecahan masalah; d) sistematika penulisan. 2) Kualitas Presentasi, terdiri dari:

a) Efektifitas teknik presentasi; b) Penguasaan materi.

2. Mekanisme Seminar

a. Waktu Seminar

1) Penyajian 10 menit

2) Pembahasan utama (2 peserta) 20 menit

3) Floor 5 menit

4) Nara Sumber dan Moderator 10 menit

Jumlah ……… 45 menit

b. Persiapan dan Pelaksanaan Seminar 1) Persiapan Seminar oleh Penyelenggara.

a) Penggandaan KKP untuk: (1) Arsip Lembaga Kediklatan; (2) Nara Sumber;

(3) Moderator;

(4) Untuk Pembahas utama (2 orang);

(5) Untuk peserta lain diserahkan kebijakan Penyelenggaraan atas kesepakatan dengan peserta.

b) Pembagian kelompok seminar

c) Penyerahan KKP kepada peserta lainnya, nara sumber dan moderator minimal H-1 (satu hari sebelum seminar).


(28)

d) Penyusunan jadwal, ruang seminar, dan penentuan pembahas utama.

e) Penyediaan alat bantu disesuaikan dengan metode yang akan digunakan peserta.

f) Penyelenggara menyediakan Formulir penilaian sesuai formulir 6.

2) Pelaksanaan Seminar :

a) Sebelum mulai seminar, sebaiknya Nara sumber, Moderator mengadakan pertemuan untuk menyamakan persepsi. Kalau peserta 30 orang dibagi menjadi 3 kelompok jadi ada 3 moderator dan 3 narasumber. Kalau 40 orang 4 kelompok jadi ada 4 narasumber dan 4 moderator;

b)Dengan menggunakan formulir 6 disepakati cara dan aspek-aspek yang dinilai sesuai dengan indikator-indikator penilaian yang telah ditetapkan (lihat BAB V B. tentang evaluasi) Pelaksanaan Seminar;

c) Pelaksanaan Seminar semua Kelompok (3 atau 4) bersamaan paralel dimulai dan berakhir dalam waktu yang sama;

d)Pada awal pelaksanaan seminar sebaiknya ada penjelasan tentang tujuan dan mekanisme seminar sekitar 5 (lima) menit oleh moderator. Oleh Karena itu kalau seminar akan dimulai pukul 8 (delapan) sebaiknya waktunya dimajukan pukul 07.55;

e) Setiap peserta menyajikan KKP sesuai urutan yang telah ditetapkan penyelenggara, masing-masing diberikan waktu 10 menit;

f) Selesai penyajian, kesempatan pertama diberikan kepada 2 pembahas utama untuk menyampaikan bahasannya masing-masing diberi waktu 5 menit jadi 2 pembahas 10 menit. Kemudian direspon oleh penyaji sampai 10 menit;

g) Selesai pembahas utama, moderator memberi kesempatan kepada floor, waktunya 5 menit termasuk respon penyaji;

h) Selesai floor, Nara Sumber dan moderator memberi masukkan masing-masing 5 menit.

Ada 2 alternatif mekanisme seminar, yaitu :

1. Nara Sumber dan Moderator tetap dalam satu kelompok tertentu tidak berpindah sampai selesai (Stasioner);

2. Nara Sumber dan moderator bertukar tempat dari kelompok satu ke kelompok lain. Biasanya diprogram dua kali pindah/putaran. Putaran pertama pada saat istirahat turun minum, sekitar pukul 10.15-10.30. Putaran kedua pukul 12.45-13.45 waktu istirahat sholat dan makan (isoma).

Contoh Jadwal Seminar KKP

07.55-08.00 Penjelasan

08.00-08.45 Penyaji 1

08.45-09.30 Penyaji 2

09.30-10.15 Penyaji 3

10.15-10.30 Istirahat


(29)

46 Kertas Kerja Perseorangan

11.15-12.00 Penyaji 5

12.00-12.45 Penyaji 6

12.45-13.45 Isoma

13.45-14.30 Penyaji 7

14.30-15.15 Penyaji 8

15.15-16.00 Penyaji 9

16.00-16.45 Penyaji 10

Tentu kedua alternatif ini ada kelebihan dan ada kekurangannya. Pemilihan alternatif diserahkan kepada Penyelenggara.

Setelah selesai seminar baik Nara Sumber maupun moderator memberikan hasil penilaian kepada Penyelenggara.

Semua peserta wajib memperbaiki/ menyempurna-kan KKP-nya dan harus diserahmenyempurna-kan kepada penyelenggara sebelum penutupan.

C.

Penerapan/Aplikasi KKP

KKP merupakan “RENCANA KERJA” yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi peserta sesuai Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, mewajibkan semua Instansi Pemerintah Eselon II membuat Rencana Strategis, yang merupakan rencana lima tahunan dan dijabarkan dengan Rencana Tahunan. Diharapkan KKP yang merupakan Rencana Kerja ada relevansinya dengan Renstra yang bermakna (signifikan). Oleh karena itu setelah peserta kembali ke unit kerja masing-masing, sebaiknya segera

Modul Diklatpim Tingkat III 47

menyampaikan KKP kepada atasan langsungnya (Eselon II) untuk ditelaah dan ditindak lanjuti.

Setelah peserta mendapat tanggapan atau pengarahan dari atasannya diharapkan :

1. Dapat persetujuan untuk diterapkan/dilaksanakan KKP sebagai realisasi Rencana Kerja;

2. Dipakai sebagai penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) di unit organisasi Eselon II nya;

3. Peserta dengan pengalaman menyusun KKP memperoleh keterampilan mempertajam “analisis lingkungan strategis” yaitu mengidentifikasi kekuatan atau potensi internal Eselon II. Dan berani melihat kelemahan kekurangannya, agar menghilangkan budaya kurang berani mengakui kelemahan. Kemudian mereka diharapkan dapat melihat peluang dan bahkan bisa mencari peluang, dan mendeteksi ancaman bahkan bisa merekayasa ancaman menjadi peluang. Kemudian diharapkan bisa melakukan evaluasi Faktor Internal dan Eksternal yang lebih tajam untuk memilih dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan sehingga juga bisa “mempertajam” perumusan strategi yang pada gilirannya memantapkan Rencana Kerja untuk mewujudkan Kinerja sasaran yang lebih baik.

D.

Latihan

Latihan presentasi dilakukan peserta secara mandiri dan individual. Latihan presentasi tidak mungkin dilakukan satu persatu di kelas karena waktunya tidak akan cukup. Bisa


(30)

dilakukan di kelas satu atau dua orang sebagai contoh dan kemudian diberi komentar/masukan baik oleh peserta maupun oleh fasilitator.

Fasilitator mengingatkan kepada peserta agar sebelum presentasi terlebih dahulu membaca Sub Bab B dan Sub Bab C.

E.

Rangkuman

Setelah KKP selesai disusun dan dikonsultasikan kepada fasilitator/widyaiswara digandakan dan diserahkan kepada panitia penyelenggara untuk diseminarkan kemudian peserta melakukan persiapan presentasi, memantapkan pengetahuan dan keterampilan teknik presentasi. Menyiapkan bahan untuk dipresentasikan, transparansi atau power point dan alat bantunya. Memantapkan strategi presentasi, dan kesiapan mental. Panitia penyelenggara harus mempersiapkan pelaksanaan seminar. Memberikan penjelasan maksud tujuan dan mekanisme seminar, termasuk pembagian kelompok dan tempat seminar. Selesai seminar peserta menyempurnakan KKP-nya dengan menggunakan masukan baik dari peserta maupun dari fasilitator dan narasumber.

KKP merupakan “rencana kerja” yang ada relevansinya dengan “renstra” pada unit/satuan kerjanya dan dapat diterapkan sebagai penyempurnaan renstra, khususnya rencana kinerja tahunan.

BAB VI

P E N U T U P

A.

Simpulan

Kertas Kerja Perseorangan (KKP) yang disusun secara individual dalam bentuk Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) memiliki arti yang sangat penting dalam mengaktuali-sasikan keterampilan peserta dalam aspek kepemimpinan pada unit kerja yang dipimpinnya. Melalui proses penyusunan sejak menetapkan isu aktual yang bersifat prioritas sebagai fokus bahasan sampai dengan menentukan pemecahan masalah dilatih secara sistematis, logis, realistis serta memenuhi standar penu-lisan yang bersifat ilmiah.

B.

Tindak Lanjut

Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) sebagai hasil belajar

(learning product) peserta Diklat diharapkan dapat

diimplemen-tasikan di tempat kerja masing-masing peserta dengan mendapatkan komitmen penuh dari berbagai pihak untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian kinerja instansi.


(31)

50 Kertas Kerja Perseorangan

Lampiran 1

Selang 1 atau 2 hari Selang 1 minggu

27 JP Lampiran 2 Contoh:

SISTEMATIKA KKP

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang B.Isu Aktual C.Lingkup Bahasan

BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

A.Gambaran Umum yang relevan dengan Isu Aktual.

PROSES PENYUSUNAN DAN SEMINAR KKP DIKLATPIM III

H-1 H-2 H-3 H-4

Penjelasan Penyusunan (3 Jp) Konsultasi Judul (6 Jp) Konsultasi & Sistematika Penggunaan TAM (6 Jp) Seminar KKP (12 Jp)

Modul Diklatpim Tingkat III 51

B.Visi dan Misi (yang tercantum dalam Renstra Eselon II atasan langsung Eselon III/Penulis).

C.Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), sesuai dasar hukum, Ketentuan Lembaga/Instansi Peserta.

D.Tujuan dan Sasaran (sesuai Renstra). Kemungkinannya:

1. Ada Tujuan dan Sasaran yang bermasalah/tingkat kinerjanya rendah yang relevan dengan Isu Aktual. Gambaran terukurnya sesuai laporan AKIP (LAKIP) sesuai Keputusan Kepala LAN RI No. 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyu-sunan LAKIP;

2. Atau semua Tujuan dan Sasaran pada Renstra sudah mencapai target;

3. Atau Tujuan dan Sasaran yang ada di Renstra tidak sesuai dengan pandangan/keinginan peserta.

SASARAN INDIKA- TOR SASARAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) REALIS ASI PRESENTASE PENCAPAIAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN KETERANGAN

BAB III GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN

1. Tujuan dan Sasaran ada dalam Renstra

Gambarkan Tujuan dan Sasaran yang bermasalah/tingkat kinerjanya rendah (kalau ada di Renstra) yang ingin ditingkatkan kinerjanya. Sebaiknya terukur sesuai


(32)

dengan pedoman LAKIP, Keputusan Ketua LAN RI No. 239/IX/6/8/2003, Format Rencana Kerja Tahunan (RKT).

RENCANA KERJA TAHUNAN

TAHUN ……….

Instansi ………

SASARAN KEGIATAN

URAIAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

PROG-RAM URAIAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

KETERANGAN

2. Kalau tidak ada tujuan dan sasaran yang bermasalah/semuanya telah mencapai target (Rencana Tingkat Capaian = bahasa Renstra).

Atau tujuan dan sasaran dalam Renstra tidak sesuai dengan pandangan/keinginan peserta, maka penulis merumuskan tujuan dan sasaran baru dalam BAB PROSES ANALISIS STRATEGI DAN RENCANA KERJA (BAB IV).

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA

A. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (KEKEPAN).

Identifikasi KEKEPAN ini harus mempengaruhi kinerja organisasi (di Eselon III peserta).

Contoh lihat Modul TAM tahun 2003 halaman 30 s/d 35, Tabel 4.1.

B. Memilih dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan (Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Eselon III sesuai Bab IV A).

Contoh: lihat Modul TAM tahun 2003 halaman 35 s/d 48, Tabel 4.2, Tabel 4.3.

C. 1. Kalau dalam Bab III sudah ada Tujuan dan Sasaran di Renstra yang ingin ditingkatkan Kinerjanya maka langsung merumuskan Strategi dan Rencana Kerja sasaran tersebut.

2. Kalau tidak ada Tujuan dan Sasaran dalam Renstra yang ingin ditingkatkan kinerjanya maka peserta MERUMUSKAN TUJUAN DAN SASARAN yang diinginkan.

a. Diawali dengan menentukan Peta Posisi Kekuatan Organisasi.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 48-49, Gambar 4.1.

b. Kemudian merumuskan Tujuan.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 49-58, Tabel 4.4, dan 4.5.

c. Setelah itu merumuskan Sasaran dan Kinerja. Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 58-63, Tabel 4.6.


(33)

54 Kertas Kerja Perseorangan

D. Strategi dan Rencana Kegiatan 1. Perumusan dan Penetapan Strategi;

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 64-74 Diagram 4.1. tentang Formulasi Strategi SWOT Tabel 7.

2. Penyusunan Rencana Kerja/Kegiatan

Menjabarkan sasaran, strategi, kebijakan operasional, program serta kegiatan-kegiatannya.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 74-84, Tabel 4.7., Tabel 4.8.

Modul Diklatpim Tingkat III 55

Lampiran 3 Contoh:

FORMULIR KONSULTASI JUDUL KKP

KONSULTASI JUDUL KERTAS KERJA PERSEORANGAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ………..

1. Nama 2. Unit Kerja 3. Jabatan

4. Tugas Pokok 5. Fungsi/Uraian Tugas 6. Isu Aktual

7. Perumusan Masalah 8. Perumusan Sasaran 9. Judul yang diusulkan

: ……… : ……… : ……… : ……… : ……… : ……… …………... : ……… : ……… : ………

Konsultasi Fasilitator

(………..)

LOKUS

DIKLATPIM TK. III Peserta


(34)

Lampiran 4 Contoh:

SAMPUL HALAMAN MUKA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI BEKERJASAMA DENGAN

DEPARTEMEN/LEMBAGA/PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN KOTA………

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN…………... ………… (Kota, Tahun) ………… KERTAS KERJA PERSEORANGAN

( KKP )

RENCANA KERJA

PENINGKATAN KINERJA ………….… (FOKUS/SASARAN) PADA/DI ……..………….. (LOKUS/NAMA UNIT KERJA)

OLEH:

………. ………..

Lampiran 5 Contoh:

Teknik Pengetikan

BAB I

4 Cm

3,5 Cm 2,5 Cm

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2,5 Cm

……… ……… ………2 spasi ….. ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………


(35)

(1)

dilakukan di kelas satu atau dua orang sebagai contoh dan kemudian diberi komentar/masukan baik oleh peserta maupun oleh fasilitator.

Fasilitator mengingatkan kepada peserta agar sebelum presentasi terlebih dahulu membaca Sub Bab B dan Sub Bab C.

E.

Rangkuman

Setelah KKP selesai disusun dan dikonsultasikan kepada fasilitator/widyaiswara digandakan dan diserahkan kepada panitia penyelenggara untuk diseminarkan kemudian peserta melakukan

persiapan presentasi, memantapkan pengetahuan dan

keterampilan teknik presentasi. Menyiapkan bahan untuk dipresentasikan, transparansi atau power point dan alat bantunya. Memantapkan strategi presentasi, dan kesiapan mental. Panitia penyelenggara harus mempersiapkan pelaksanaan seminar. Memberikan penjelasan maksud tujuan dan mekanisme seminar, termasuk pembagian kelompok dan tempat seminar. Selesai

seminar peserta menyempurnakan KKP-nya dengan

menggunakan masukan baik dari peserta maupun dari fasilitator dan narasumber.

KKP merupakan “rencana kerja” yang ada relevansinya dengan “renstra” pada unit/satuan kerjanya dan dapat diterapkan sebagai penyempurnaan renstra, khususnya rencana kinerja tahunan.

BAB VI

P E N U T U P

A.

Simpulan

Kertas Kerja Perseorangan (KKP) yang disusun secara individual dalam bentuk Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) memiliki arti yang sangat penting dalam mengaktuali-sasikan keterampilan peserta dalam aspek kepemimpinan pada unit kerja yang dipimpinnya. Melalui proses penyusunan sejak menetapkan isu aktual yang bersifat prioritas sebagai fokus bahasan sampai dengan menentukan pemecahan masalah dilatih secara sistematis, logis, realistis serta memenuhi standar penu-lisan yang bersifat ilmiah.

B.

Tindak Lanjut

Rencana Kerja Peningkatan Kinerja (RKPK) sebagai hasil belajar (learning product) peserta Diklat diharapkan dapat diimplemen-tasikan di tempat kerja masing-masing peserta dengan mendapatkan komitmen penuh dari berbagai pihak untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian kinerja instansi.


(2)

Lampiran 1

Selang 1 atau 2 hari Selang 1 minggu

27 JP Lampiran 2 Contoh:

SISTEMATIKA KKP

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang B.Isu Aktual

C.Lingkup Bahasan

BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

A.Gambaran Umum yang relevan dengan Isu Aktual.

PROSES PENYUSUNAN DAN SEMINAR KKP DIKLATPIM III

H-1 H-2 H-3 H-4

Penjelasan Penyusunan (3 Jp) Konsultasi Judul (6 Jp) Konsultasi & Sistematika Penggunaan TAM (6 Jp) Seminar KKP (12 Jp)

B.Visi dan Misi (yang tercantum dalam Renstra Eselon II atasan langsung Eselon III/Penulis).

C.Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), sesuai dasar hukum, Ketentuan Lembaga/Instansi Peserta.

D.Tujuan dan Sasaran (sesuai Renstra). Kemungkinannya:

1. Ada Tujuan dan Sasaran yang bermasalah/tingkat kinerjanya rendah yang relevan dengan Isu Aktual. Gambaran terukurnya sesuai laporan AKIP (LAKIP)

sesuai Keputusan Kepala LAN RI No.

239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyu-sunan LAKIP;

2. Atau semua Tujuan dan Sasaran pada Renstra sudah mencapai target;

3. Atau Tujuan dan Sasaran yang ada di Renstra tidak sesuai dengan pandangan/keinginan peserta.

SASARAN INDIKA- TOR SASARAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) REALIS ASI PRESENTASE PENCAPAIAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN KETERANGAN

BAB III GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN

1. Tujuan dan Sasaran ada dalam Renstra

Gambarkan Tujuan dan Sasaran yang bermasalah/tingkat kinerjanya rendah (kalau ada di Renstra) yang ingin ditingkatkan kinerjanya. Sebaiknya terukur sesuai


(3)

dengan pedoman LAKIP, Keputusan Ketua LAN RI No. 239/IX/6/8/2003, Format Rencana Kerja Tahunan (RKT).

RENCANA KERJA TAHUNAN

TAHUN ………. Instansi ………

SASARAN KEGIATAN

URAIAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

PROG-RAM URAIAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

KETERANGAN

2. Kalau tidak ada tujuan dan sasaran yang

bermasalah/semuanya telah mencapai target (Rencana Tingkat Capaian = bahasa Renstra).

Atau tujuan dan sasaran dalam Renstra tidak sesuai dengan pandangan/keinginan peserta, maka penulis merumuskan tujuan dan sasaran baru dalam BAB PROSES ANALISIS STRATEGI DAN RENCANA KERJA (BAB IV).

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA

A. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (KEKEPAN).

Identifikasi KEKEPAN ini harus mempengaruhi kinerja organisasi (di Eselon III peserta).

Contoh lihat Modul TAM tahun 2003 halaman 30 s/d 35, Tabel 4.1.

B. Memilih dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan (Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Eselon III sesuai Bab IV A).

Contoh: lihat Modul TAM tahun 2003 halaman 35 s/d 48, Tabel 4.2, Tabel 4.3.

C. 1. Kalau dalam Bab III sudah ada Tujuan dan Sasaran di Renstra yang ingin ditingkatkan Kinerjanya maka langsung merumuskan Strategi dan Rencana Kerja sasaran tersebut.

2. Kalau tidak ada Tujuan dan Sasaran dalam Renstra yang ingin ditingkatkan kinerjanya maka peserta MERUMUSKAN TUJUAN DAN SASARAN yang diinginkan.

a. Diawali dengan menentukan Peta Posisi Kekuatan Organisasi.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 48-49, Gambar 4.1.

b. Kemudian merumuskan Tujuan.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 49-58, Tabel 4.4, dan 4.5.

c. Setelah itu merumuskan Sasaran dan Kinerja. Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 58-63, Tabel 4.6.


(4)

D. Strategi dan Rencana Kegiatan 1. Perumusan dan Penetapan Strategi;

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 64-74 Diagram 4.1. tentang Formulasi Strategi SWOT Tabel 7.

2. Penyusunan Rencana Kerja/Kegiatan

Menjabarkan sasaran, strategi, kebijakan operasional, program serta kegiatan-kegiatannya.

Contoh: Lihat modul TAM tahun 2003 halaman 74-84, Tabel 4.7., Tabel 4.8.

Lampiran 3 Contoh:

FORMULIR KONSULTASI JUDUL KKP KONSULTASI JUDUL KERTAS KERJA PERSEORANGAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ………..

1. Nama 2. Unit Kerja 3. Jabatan

4. Tugas Pokok 5. Fungsi/Uraian Tugas 6. Isu Aktual

7. Perumusan Masalah 8. Perumusan Sasaran 9. Judul yang diusulkan

: ……… : ……… : ……… : ……… : ……… : ……… …………... : ……… : ……… : ………

Konsultasi Fasilitator

(………..)

LOKUS

DIKLATPIM TK. III Peserta


(5)

Lampiran 4 Contoh:

SAMPUL HALAMAN MUKA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI BEKERJASAMA DENGAN

DEPARTEMEN/LEMBAGA/PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN KOTA………

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN…………... ………… (Kota, Tahun) ………… KERTAS KERJA PERSEORANGAN

( KKP )

RENCANA KERJA

PENINGKATAN KINERJA ………….… (FOKUS/SASARAN) PADA/DI ……..………….. (LOKUS/NAMA UNIT KERJA)

OLEH:

………. ………..

Lampiran 5 Contoh:

Teknik Pengetikan

BAB I

4 Cm

3,5 Cm 2,5 Cm

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2,5 Cm

……… ……… ………2 spasi ….. ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………


(6)