10
inheren partikel sehingga mengakibatkan frakturasi patahan atau retakan, gaya gesek yang dihasilkan mengakibatkan pecahnya partikel menjadi beberapa bagian,
dan deagregasi terkait kolisi tabrakan antar agregat pada laju diferensial yang tinggi Vijaykumar, et al., 2010.
2.3.3 Metode polimer hidrofilik
Metode polimer hidrofilik menggunakan polimer larut air seperti kitosan, natrium alginat dan gelatin. Nanopartikel umumnya terbentuk secara spontan
ataupun dengan penambahan pengemulsi Soppimath, et al., 2001.
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, flavonoida dan lain-lain.
Diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dengan cara ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 2000.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung Ditjen POM,1979. Metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain
yaitu: a.
Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
11
remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu proses penyarian simplisia menggunakan alat yang disebut perkolator dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan
terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi
sebenarnya penetesanpenampungan perkolat sampai diperoleh ekstrak Ditjen POM, 2000.
2.5 Mekanisme Regulasi Glukosa Darah
Pelepasan insulin dirangsang oleh zat eksogen dan endogen. Glukosa merupakan zat eksogen yang menentukan fungsi utama sel-
β dalam mensintesis dan melepaskan insulin. Glukosa yang berada di aliran darah memasuki sel-
β oleh GLUT2, mengalami fosforilasi oleh glukokinase menjadi glukosa-6-fosfat
menghasilkan ATP. Jumlah ATP yang meningkat menghambat aktivitas kanal ATP-sensitif K
+
, sehingga K+ yang masuk kedalam sel berkurang. Penurunan ini mendepolarisasi membran plasma sel-
β sehingga kanal kalsium terbuka dan masuk lalu menstimulasi pelepasan insulin oleh sel-
β pankreas Lawrence, 2005. Insulin berikatan dengan reseptornya di permukaan sel pada jaringan target,
untuk pengaturan homeostasis glukosa. Reseptor insulin merupakan glikoprotein transmembran yang ter
diri dari dari dua subunit α dan β. Interaksi insulin dan reseptor menghasilkan sinyal untuk mengaktifasi jalur anabolik dan menghambat
proses katabolik. Transport glukosa kedalam sel otot rangka dan jaringan adiposa diperantai GLUT4. Insulin juga meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam hati
Universitas Sumatera Utara
12
dengan memicu glukokinase, sehingga kadar glukosa tetap rendah dan mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel Ganong, 2005.
Sejumlah besar glukosa diproduksi oleh hati, dan sebagian digunakan untuk metabolisme glukosa di otak, sisanya diambil oleh beberapa jaringan,
terutama otot dan sebagian kecil untuk jaringan adiposa dalam keadaan puasa. Hati yang normal dapat meningkatkan produksi glukosa empat kali atau lebih, dan
efek utama dari kadar insulin yang relatif rendah untuk menahan produksi glukosa di hati. Insulin disekresikan dalam jumlah yang besar setelah makan, dan
mengurangi produksi glukosa di hati walaupun selanjutnya akan menyebabkan peningkatan uptake glukosa di otot Goldstein, 2008.
2.6 Diabetes Melitus