8
2.1.3 Morfologi tumbuhan
Daun Afrika adalah tumbuhan semak yang mempunyai batang tegak, tinggi 1-3 m, bulat, berkayu, berwarna coklat; daun majemuk, anak daun berhadapan,
panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, berbentuk seperti ujung tombak, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, berwarna hijau tua; akar
tunggang, berwarna coklat kotor Ibrahim, et al., 2004; Ijeh, 2010.
2.1.4 Kandungan kimia
Hasil penelitian Ijeh, 2010 menunjukkan bahwa tanaman daun Afrika banyak mengandung saponin, seskuiterpen lakton, flavonoid. Hasil penelitian
Setiawan, 2012 menunjukkan bahwa daun Afrika mengandung flavonoid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoidsteroid.
2.1.5 Khasiat tumbuhan
Daun Afrika banyak digunakan untuk obat-obatan dan banyak penelitian yang telah dilakukan seperti obat antibakteri dan antifungi Erasto, et al., 2006,
antimalaria Nijan, et al., 2008, antikanker Oyugi, 2009, antioksidan Igile, et al., 1994; Nwanjo, 2005, antidiabetes Nwawnjo dan Nwokoro, 2004; Atangwho,
et al., 2007 dan analgetik Nijan, et al., 2008.
2.2. Nanopartikel
Nanopartikel merupakan partikel bentuk padat dengan ukuran sekitar 10- 1000 nm Mohanraj dan Chen, 2006. Nanoteknologi merupakan ilmu yang
mempelajari partikel dalam rentang ukuran 1-1000 nm Buzea, et al., 2007. Berdasarkan sifatnya yaitu mudah terdispersi, nanopartikel dapat tersebar seperti
aerosol, suspensikoloid, atau dalam keadaan menggumpal Buzea, et al., 2007.
Universitas Sumatera Utara
9
Nanoteknologi mulai memungkinkan para ilmuwan, ahli kimia, dan dokter untuk bekerja di tingkat molekuler dan sel untuk menghasilkan kemajuan penting
di bidang ilmu pengetahuan dan kesehatan Jain, et al., 2006; Stern dan McNeil, 2008. Nanoteknologi memiliki keuntungan yaitu meningkatkankan kelarutan dan
luas permukaan, dosis yang dibutuhkan lebih sedikit, dan dapat digunakan untuk obat bertarget Jain, et al., 2006.
2.3 Metode Pembuatan Nanopartikel
Sediaan nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu metode emulsifikasi, presipitasi, penggilingan milling methods, dan polimer hidrofilik,
Soppimath, et al., 2001; Mansouri, et al., 2011.
2.3.1 Metode emulsifikasi
Metode emulsifikasi menggunakan prinsip difusi antara pelarut larut air seperti aseton dan metanol dengan pelarut organik tidak larut air seperti
kloroform dengan penambahan polimer. Difusi mengakibatkan emulsifikasi pada daerah di antara dua fase pelarut. Partikel yang berada di antara dua fase pelarut
tersebut berukuran lebih kecil dari pada kedua fase pelarut itu sendiri Soppimath, et al., 2001.
2.3.2 Metode milling
Penggilingan merupakan teknik standar yang telah digunakan dalam beragam bidang aplikasi industri untuk mengurangi ukuran partikel. Besarnya
pengurangan ukuran diatur oleh jumlah energi penggilingan, yang ditentukan oleh kekerasan intrinsik obat, media grinding, dan penggilingan. Pengurangan ukuran
partikel lewat penggilingan dapat dijelaskan oleh tiga mekanisme yaitu gesekan antara dua permukaan karena tekanan yang dihasilkan melampaui kekuatan
Universitas Sumatera Utara
10
inheren partikel sehingga mengakibatkan frakturasi patahan atau retakan, gaya gesek yang dihasilkan mengakibatkan pecahnya partikel menjadi beberapa bagian,
dan deagregasi terkait kolisi tabrakan antar agregat pada laju diferensial yang tinggi Vijaykumar, et al., 2010.
2.3.3 Metode polimer hidrofilik
Metode polimer hidrofilik menggunakan polimer larut air seperti kitosan, natrium alginat dan gelatin. Nanopartikel umumnya terbentuk secara spontan
ataupun dengan penambahan pengemulsi Soppimath, et al., 2001.
2.4 Ekstraksi