Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Afrika Pembuatan Nanopartikel Daun Afrika Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Afrika NDA

20

3.3.3 Pembuatan simplisia

Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun segar. Daun dipisahkan dari pengotor lain lalu dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang diperoleh berat basah sebesar 4.284 g. Selanjutnya dikeringkan dalam lemari pengering sampai daun kering ditandai bila diremas rapuh. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk, lalu ditimbang sebagai berat serbuk simplisia 875 g, dimasukkan ke dalam wadah plastik bertutup, dan di simpan pada suhu kamar.

3.3.4 Pemeriksaan karakteristik simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia yaitu pemeriksaan makroskopik, dilakukan pada daun segar dan simplisia terdiri dari pemeriksaan warna, rasa, ukuran, dan bentuk daun Afrika.

3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Afrika

Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, 1979 caranya adalah sebagai berikut: Sebanyak 400 g 10 bagian serbuk simplisia dimasukkan ke dalam sebuah bejana, dituangi dengan 3 L 75 bagian etanol, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai, diperas. Ampas diremaserasi dengan etanol secukupnya hingga diperoleh 4 L 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40°C, selanjutnya diuapkan di waterbath pada suhu 40°C sampai diperoleh ekstrak kental. Universitas Sumatera Utara 21

3.5 Pembuatan Nanopartikel Daun Afrika

Pembuatan nanopartikel daun Afrika di lakukan di Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Prosedur pembuatan sebagai berikut: a. Masukkan bola‐bola yang akan digunakan sebagai media penghancur ke dalam jarvial HEM. b. Bola‐bola dengan ukuran diameter lebih besar dimasukkan terlebih dahulu, kemudian bola‐bola dengan ukuran diameter lebih kecil, dan terakhir sampel dimasukkan. c. Volume total dari Bola‐bola dan Sampel yang bisa dimasukkan dalam jarvial tidak boleh melebihi 23 volume jarvial. d. Sampel yang bisa dimilling adalah material logam, keramik dan mineral alam, dan ukuran pada hasil milling tergantung pada material yang dimilling. e. BPR Ball to Powder Ratio yang biasa digunakan adalah 20:1, 10:1, dan 8:1,contoh BPR 20:1 dimana setiap 20 gr berat bola yang digunakan maka 1 gr sampel dapat dimilling. f. Tutup jarvial yang telah berisi bola dan sampel dengan rapat. g. Pasangkan jarvial pada dudukan jarvial yang terdapat dalam HEM. Nyalakan HEM dengan mengoperasikan tombol‐tombol elektronik.

3.6 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Afrika NDA

Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun Afrika menggunakan mikroskop elektron payaran dan pengukur ukuran partikel.

3.6.1 Mikroskop elektron payaran

Mikroskop elektron payaran atau scanning electron microscope SEM terdiri dari sebuah senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada Universitas Sumatera Utara 22 tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV. Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi atau ke dalam tabung layar Anggraeni, 2008. Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun Afrika dengan alat SEM dilakukan di Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang.

3.6.2 Pengukur ukuran partikel

Pengukur ukuran partikel atau particles size analyzer PSA merupakan pengujian ukuran partikel dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic ligh scattering dan gerak brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi korelasi Stokes-Einstein dan gerak Brown ditetapkan sebagai koefisien difusi translasi. Kecepatan gerak Brown dipengaruhi oleh size, viscosity dan temperature. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari statistical, commulant dan laplace methods, dimana masing-masing sistem menghasilkan size distribution dalam intensity, number dan volume Anonim, 2013. Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun Afrika dengan alat PSA dilakukan di Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.

3.7 Pembuatan Pereaksi