55
Lampiran 11.
1. Volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan pada berbagai hewan
Jenis hewan uji
Volume maksimal ml sesuai jalur pemberian i.v.
i.m. i.p.
s.c. p.o.
Mencit 20-30 g
0,5 0,005
1,0 0,5-1,0
1,0 Tikus
100 g 1,0
0,1 2,5
2,5 5,0
Hamster 50 g
- 0,1
1-2 2,5
2,5 Marmot
250 g -
0,25 2-5
5,0 10,0
Merpati 300 g
2,0 0,5
2,0 2,0
10,0 Kelinci
2,5 kg 5-10
0,5 10-20
5-10 20,0
Kucing 3 kg
5-10 1,0
10-20 5-10
50,0 Anjing
5 kg 10-20
5,0 20-50
10,0 100,0
Suhardjono, D,.1995 2.
Perbandingan luas permukaan tubuh hewan percobaan untuk konversi dosis
Mencit 20 g
Tikus 200 g
Marmot 400 g
Kelinci 1,5 kg
Kucing 2 kg
Kera 4 kg
Anjing 12 kg
Manusia 70 kg
Mencit 20 g
1,0 7,
01 12,29
27,8 29,7
64 ,1
124, 2
387,9 Tikus
200 g 0,14
1, 1,74
3,3 4,2
9, 2
17,8 56,0
Marmot 400 g
0,08 0,
57 1,0
2,25 2,4
5, 2
10,2 31,5
Kelinci 1,5 kg
0,04 0,
25 0,44
1,0 1,06
2, 4
4,5 14,2
Kucing 2 kg
0,03 0,
23 0,42
0,92 1,0
2, 2
4,1 13,0
Kera 4 kg
0,01 6
0, 11
0,19 0,42
0,45 1,
1,9 6,1
Anjing 12 kg
0,00 8
0, 06
0,10 0,022
0,24 0,
52 1,0
3,1 Manusia
70 kg 0,00
26 0,
018 0,031
0,07 0,01
3 0,
16 0,32
1,0
Suhardjono, D,.1995
Universitas Sumatera Utara
56
Lampiran 12. Contoh perhitungan dosis
Contoh perhitungan volume larutan induksi aloksan yang diambil untuk diinjeksi secara intraperitoneal i.p. pada hewan uji mencit
- Dosis induksi aloksan untuk mencit = 150 mgkg bb i.p. - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji
mencit 20 g secara i.p. adalah 1 ml ada di lampiran 11 - Konsentrasi larutan induksi Aloksan yang dibuat = 150 mg10 ml
- Berapa volume larutan induksi aloksan yang diinduksikan? Misal: BB mencit = 20 g
a. Jumlah obat yang diberikan = 150 mg kg bb x BB
= 150 mgkg bb x 20 g = 3 mg
b. Volume larutan yang diberi =
3 mg 150 mg
x 10 ml = 0,2 ml Maka volume larutan induksi aloksan yang diambil sebanyak 0,2 ml
Universitas Sumatera Utara
57
Lampiran 12. Lanjutan
Contoh perhitungan dosis Glibenklamid
®
yang akan diberikan pada mencit secara oral
- Tiap tablet Glibenklamid
®
mengandung 5 mg Glibenklamid
- Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 5 mg – 20 mg
- Konversi dosis manusia 70 kg ke dosis untuk hewan uji ‘mencit’ dikali
0,0026 ada di lampiran 11
- Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji
mencit 20 g secara oral adalah 1 ml ada di lampiran 11
a. Berapa dosis Glibenklamid dalam mgkg bb untuk mencit?
- Dosis Glibenklamid
®
untuk mencit 20 g = 5 mg – 20 mg x 0,0026 =
0,013 mg – 0,052 mg -
Dosis Glibenklamid
®
untuk mencit 20 g = 0,013 mg – 0,052 mg, maka dosis glibenklamid yang digunakan = 0,013 untuk mencit 20 g
-
Jadi dosis mgkg bb
0,013 mg 20 g
=
X 1 Kg
X
=
0,0013 mg 20 g
x 1 kg = 0,65 mg -
Maka dosis Glibenklamid
®
adalah 0,65 mgkg bb b.
Berapa jumlah dan suspensi Glibenklamid yang diberikan untuk mencit? -
Pembuatan suspensi Glibenklamid : Ambil 1 tablet Glibenklamid dosis 5 mg digerus dan dilarutkan dalam 10
ml suspensi CMC. -
Misal: BB mencit = 20 g
Universitas Sumatera Utara
58
Jumlah serbuk Glibenklamid yang diberikan = 0,65 mgkg bb x 20 g
= 0,013 mg Volume larutan yang diberi =
0,013 ��
0,65 ��
x 10 ml = 0,2 ml
Universitas Sumatera Utara
59
Lampiran 12. Lanjutan
Contoh perhitungan dosis Metformin
®
yang akan diberikan pada mencit secara oral
- Tiap tablet Meformin mengandung 500 mg Metformin-HCl
- Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 500 mg – 3000 mg
- Konversi dosis manusia 70 kg ke dosis untuk hewan uji ‘mencit’ dikali
0,0026 ada di lampiran 11 -
Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji mencit 20 g secara oral adalah 1 ml ada di lampiran 11
a. Berapa dosis Metformin dalam mgkg bb untuk mencit?
- Dosis Metformin untuk mencit 20 g = 500 mg – 3000 mg x 0,0026
= 1,3 mg – 7,8 mg -
Dosis Meformin-HCl untuk mencit 20 g = 1,3 mg – 7,8 mg, maka dosis Metformin yang digunakan = 1,3 mg untuk mencit 20 g
-
Jadi, dosis mgkg bb
1,3 ��
20 �
=
� 1
��
X
=
1,3 ��
20 �
x 1 kg = 65 mg
- Maka dosis Meformin-HCl adalah 65 mgkg bb
b. Berapa jumlah dan volume suspensi Meformin yang diberikan untuk mencit?
- Pembuatan suspensi Meformin:
Ambil 1 tablet Meformin dosis 500 mg, digerus dan dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC.
- Misal: BB mencit = 20 g
Universitas Sumatera Utara
60
Jumlah serbuk Meformin yang diberikan = 65 mgkg bb x 20 g = 1,3 mg Volume larutan yang diberi =
1,3 ��
65 ��
x 10 ml = 0,2 ml
Universitas Sumatera Utara
61
Lampiran 12. Lanjutan
Contoh perhitungan dosis nanopartikel daun Afrika NDA dan ekstrak etanol daun Afrika EEDA yang akan diberikan pada mencit diabetes
- Dosis suspensi NDA yang akan dibuat adalah 100, 150, dan 200 mgkg bb.
a. Cara pembuatan suspensi NDA:
Timbang 50, 100, 150, dan 200 mg NDA. Masing -masing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC.
b. Berapa volume suspensi NDA yang akan diberikan pada mencit diabetes?
– Misal: BB mencit = 20 g Jumlah NDA dosis 50 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 50 mg = 1 mg
Volume larutan yang diberi =
1 ��
50 ��
x 10 ml = 0,2 ml
Jumlah NDA dosis 100 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 100 mg = 2 mg
Volume larutan yang diberi =
2 ��
100 ��
x 10 ml = 0,2 ml
Jumlah NDA dosis 150 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 150 mg = 3 mg
Volume larutan yang diberi =
3 ��
150 ��
x 10 ml = 0,2 ml
Jumlah NDA dosis 200 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 200 mg = 4 mg
Universitas Sumatera Utara
62
Volume larutan yang diberi =
4 ��
200 ��
x 10 ml = 0,2 ml
- Dosis suspensi EEDA yang dibuat adalah 100, 150, dan 200 mgkg bb
a. Cara pembuatan suspensi EEDA:
Timbang 100, 150 dan 200 mg ekstrak etanol daun Afrika, masing- masing
dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. b.
Berapa volume suspensi EEDA yang akan diberikan pada mencit diabetes? – misal: BB mencit = 20 g
Jumlah EEDA dosis 100 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 100 mg = 2 mg
Volume larutan yang diberi =
2 � �
100 � �
x 10 ml = 0,2 ml
Jumlah EEDA dosis 150 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 150 mg = 3 mg
Volume larutan yang diberi =
3 � �
150 � �
x 10 ml = 0,2 ml
Jumlah EEDA dosis 200 mgkg bb =
20 �
1000 �
x 200 mg = 4 mg
Volume larutan yang diberi =
4 � �
200 � �
x 10 ml = 0,2 ml
Universitas Sumatera Utara
63
Lampiran 13. Data pengukuran kadar glukosa darah KGD uji toleransi glukosa
Kelompok uji
Berat badan
rata-rata g
KGD rata- rata puasa
mgdL
KGD ± SD setelah perlakuan mgdL Waktu menit
30 P
60 P
90 P
120 P
P1 28,5
77,6 ± 1,82 300,2 ± 3,49 -
,000 251 ± 6,52
- ,000
170,6 ± 7,54 -
,000 135 ± 8,47
- ,000
P2 30,6
93,8 ± 2,17 265,8 ± 12,2 ,000
,919 181,4 ± 6,43
,000 ,998
138,4 ± 5,32 ,000
,994 106,60 ±
2,30 ,000
,000 P3
32,7 89,8 ± 2,56 261 ± 10,34
,000 1,000
168,8 ± 6,72 ,000
1,000 128,6 ± 10,43
,000 ,987
76,80 ± 2,49 ,000
1,000 P4
31,3 93,2 ± 2,17 257,4 ± 6,73
,000 1,000
177 ± 3,92 ,000
1,000 131,8 ± 8,87
,000 1,000
85,60 ± 2,07 ,000
,015 P5
33,6 90,2 ± 2,95 254 ± 10,08
,000 ,995
163,4 ± 15,9 ,000
,998 134,8 ± 15,83
,000 1,000
84,80 ± 2,86 ,000
,226 P6
27,6 74,6 ± 4,56
259 ± 12,2 ,000
1,000 195 ± 45,83
,000 ,564
129,2 ± 3,56 ,000
,994 111,20 ±
2,59 ,000
,000 P7
28,6 73 ± 2,24
265,2 ± 6,87 ,000
,949 174,4 ± 7,71
,000 1,000
136,6 ± 7,13 ,000
1,000 78,00 ± 5,83
,000 ,982
P8 27,8
76,8 ± 1,64 274,8 ± 6,46 ,001
,107 182,2 ± 6,09
,000 ,996
139 ± 5,15 ,000
,987 111,40 ±
5,13 ,000
,000 P9
34,6 85,4 ± 2,51 258,6 ± 4,51
,000 -
173,6 ± 4,88 ,000
- 133,8 ± 6,54
,000 -
75,20 ± 2,77 ,000
-
Keterangan: P= perlakuan; 1= suspensi CMC 0,5 ; 2, 3, 4 dan 5= suspensi nanopartikel daun afrika dosis 50, 100 150 dan 200 mgkg bb; 6, 7, dan 8= suspensi ekstrak etanol daun afrika dosis 100, 150 dan 200 mgkg bb; 9= suspensi glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb; =
terdapat perbedaan yg signifikan; = tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 14. Data pengukuran kadar glukosa darah KGD induksi aloksan
1. KGD mencit setelah pemberian suspensi Na-CMC 0,5 sebanyak 1 bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 27,8
73 320
340 353
365 383
395 411
427 435
440 441
2. 28,6
76 321
345 362
377 379
388 401
413 435
442 446
3. 29,6
79 335
339 347
359 381
391 404
417 429
436 439
4. 26,5
81 350
320 335
340 374
379 388
399 417
439 436
5. 27,4
74 335
347 357
361 379
384 397
405 424
427 435
Rata-rata 76,60
332,20 338,20
350,80 360,40 379,20
387,4 400,2
422 428,0
436,80 439,40
SD 3,36
12,32 10,71
10,40 13,37
3,35 6,19
8,53 10,83
7,68 5,89
4,43
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 14. lanjutan
2.
KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 100 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 29,5
84 330
326 302
281 240
224 153
108 94
87 83
2. 28,6
83 321
311 295
276 243
219 158
106 92
83 81
3. 32,6
89 346
325 301
287 249
221 161
101 91
81 80
4. 27,5
77 316
314 302
279 251
228 165
110 96
84 85
5. 29,6
78 327
319 290
274 253
230 154
109 98
86 83
Rata-rata 82,20
328 319,20
298 279,40
247,2 224,40 158,20 106,8
94,2 84,20
82,4 SD
4,86 11,42
6,59 5,34
5,03 5,49
4,62 4,97
3,56 2,86
2,39 1,95
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran 14. lanjutan
3.
KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 150 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 33,6
88 335
330 308
310 252
230 166
126 112
94 95
2. 31,8
85 359
326 311
293 244
226 159
121 115
99 97
3. 29,6
82 341
329 306
295 276
221 167
128 111
91 91
4. 34,2
81 361
321 301
291 267
220 153
137 118
97 93
5. 31,7
82 358
331 307
289 258
217 151
122 119
98 90
Rata-rata 83,60
350,80 327,40
306,60 295,60 259,40
222,8 159,20 126,8
115 95,80
93,20 SD
2,88 11,93
4,03 3,65
8,36 12,52
5,17 7,29
6,38 3,54
3,27 2,86
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 14. lanjutan
4.
KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 200 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 27,4
95 351
327 311
286 286
243 180
130 121
98 97
2. 33,8
92 339
321 298
281 273
257 176
129 117
110 96
3. 26,8
97 326
316 301
295 283
244 177
128 116
108 99
4. 34,7
91 329
318 299
290 274
236 174
131 110
104 91
5. 33,6
90 345
310 298
284 276
246 181
119 112
106 97
Rata-rata 93,00
338 318,40
301,40 287,20 278,40
245,20 177,60 127,4 115,2
105,2 96,00
SD 2,91
10,54 6,27
5,51 5,45
5,77 7,59
2,88 4,83
4,32 4,60
3,00
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 14. lanjutan
5.
KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDA dosis 150 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 34,5
82 357
330 312
287 259
234 165
140 119
98 90
2. 31,4
83 341
325 307
286 265
239 159
157 111
96 92
3. 27,8
88 355
331 315
278 261
228 175
132 114
91 92
4. 29,4
81 358
321 304
289 263
245 170
140 109
98 93
5. 32,6
80 329
319 293
283 264
236 159
143 121
95 91
Rata-rata 82,8
348 325,20
306,2 284,6
262,40 236,40
165,6 142,4
114,8 105,20
91,60 SD
3,11 12,65
5,31 8,53
4,27 2,41
6,26 6,98
9,13 5,12
4,60 1,14
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 14. lanjutan
6.
KGD mencit setelah pemberian suspensi Metformin dosis 65 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g KGD
puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD
puasa setelah
diinduksi aloksan
mgdL KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
Hari ke-13
Hari ke-15
Hari ke-17
Hari ke-19
Hari ke-21
1. 27,5
76 371
336 302
288 254
230 163
121 110
93 85
2. 33
77 353
320 301
281 256
236 164
119 107
91 86
3. 29,7
79 361
325 304
288 241
237 170
121 103
89 84
4. 32,6
84 354
332 308
276 259
231 166
122 105
88 81
5. 34
83 350
327 299
277 247
229 171
118 101
98 89
Rata-rata 79,80
357,80 328
302,80 282
251,4 232,6
166,80 120,2 105,2
91,8 85
SD 3,56
8,41 6,21
3,42 5,78
7,30 3,65
3,56 1,64
3,49 3,96
2,92
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 15. Data persen penurunan KGD
1. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi Na-CMC 0,5 sebanyak 1 bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 27,8
-6,25 -10,31
-14,06 -19,68
-23,43 -28,43
-33,43 -35,93
-37,50 -37,81
2. 28,6
-7,47 -12,77
-17,44 -18,06
-20,87 -24,92
-28,66 -35,51
-37,69 -38,94
3. 29,6
-1,19 -3,58
-7,16 -13,73
-16,72 -20,59
-24,47 -28,06
-30,15 -31,03
4. 26,5
8,57 4,28
2,85 -6,85
-8,28 -10,85
-14,00 -19,14
-25,43 -24,57
5. 27,4
-3,57 -6,56
-7,76 -13,13
-14,63 -18,51
-20,89 -26,57
-27,46 -29,85
Rata-rata -1,98
-5,78 -8,71
-14,29 -16,78
-20,66 -24,29
-29,04 -31,64
-32,44 SD
6,38 6,63
7,77 5,01
5,87 6,69
7,42 6,97
5,68 5,95
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 15. lanjutan
2. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 100 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 29,5
1,22 8,48
7,46 24,77
31,12 53,64
67,27 71,52
76,63 74,84
2. 28,6
3,12 8,09
18,38 32,03
31,78 50,78
66,98 71,34
74,14 74,76
3. 32,6
6,54 13,01
13,48 19,06
36,13 53,47
70,81 73,69
76,59 76,88
4. 27,5
0,63 4,43
19,39 26,03
27,85 47,78
65,19 69,62
73,42 73,11
5. 29,6
2,45 11,31
19,27 27,93
29,66 52,91
66,67 70,03
73,70 74,62
Rata-rata 2,79
9,06 15,59
25,96 31,31
51,72 67,38
71,24 74,89
74,84 SD
2,31 3,29
5,15 4,73
3,08 2,48
2,07 1,59
1,58 1,34
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 15. lanjutan
3. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 150 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 33,6
1,49 8,06
7,46 24,77
31,34 50,45
62,38 66,57
71,94 71,64
2. 31,8
9,19 13,37
18,38 32,03
37,05 55,71
66,29 67,95
72,42 72,98
3. 29,6
3,52 10,26
13,48 19,06
35,19 51,03
62,46 67,45
73,31 73,31
4. 34,2
11,08 16,62
19,39 26,03
39,06 57,62
62,05 67,31
73,13 74,23
5. 31,7
7,54 14,25
19,27 27,93
39,38 57,82
65,92 66,76
72,63 74,86
Rata-rata 6,56
12,51 15,59
25,96 36,40
54,53 63,82
67,21 72,69
73,40 SD
3,97 3,37
5,15 4,74
3,29 3,56
2,09 0,55
0,56 1,23
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 15. lanjutan
4. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi NDA dosis 200 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 27,4
6,84 11,39
18,52 18,52
30,76 72,08
62,96 65,53
73,50 72,36
2. 33,8
5,30 12,09
17,11 19,47
24,19 67,55
61,95 65,49
71,68 71,68
3. 26,8
3,07 7,66
9,51 13,19
25,15 66,87
60,74 64,42
68,40 69,63
4. 34,7
3,34 9,12
11,86 16,72
28,27 68,38
60,18 66,56
69,30 72,34
5. 33,6
10,15 13,62
17,68 20,00
28,69 69,28
65,51 67,54
71,89 71,89
Rata-rata 5,74
10,77 14,94
17,58 27,41
68,83 62,27
65,91 70,95
71,58 SD
2,90 2,39
4,00 2,75
2,69 2,03
2,11 1,18
2,07 1,13
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 15. lanjutan
5. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDA dosis 150 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 34,5
7,56 12,61
19,61 27,45
34,45 53,78
60,78 66,67
72,45 74,78
2. 31,4
4,69 9,79
16,13 22,29
29,91 53,37
53,96 67,45
71,84 73,02
3. 27,8
6,76 11,27
21,69 26,54
35,77 50,70
62,82 67,88
74,37 74,08
4. 29,4
10,33 15,08
19,27 26,54
31,56 52,51
60,89 69,55
72,63 74,04
5. 32,6
3,03 10,49
13,98 19,76
28,26 51,67
56,53 63,22
71,12 72,34
Rata-rata 6,47
11,85 18,13
24,51 31,99
52,41 58,99
66,95 72,48
73,65 SD
2,79 2,08
3,06 3,33
3,11 1,25
3,63 2,34
1,21 0,96
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 15. lanjutan
6. Persen penurunan KGD mencit setelah pemberian Metformin dosis 65 mgkg bb
No. hewan
BB hewan
g penurunan KGD setelah perlakuan mgdL
Hari ke- 3
Hari ke- 5
Hari ke- 7
Hari ke- 9
Hari ke- 11
Hari ke- 13
Hari ke- 15
Hari ke- 17
Hari ke- 19
Hari ke- 21
1. 27,5
9,43 18,59
26,18 31,59
38,06 56,06
67,38 70,35
74,93 77,09
2. 33
9,42 14,73
20,39 27,48
33,14 66,29
69,28 69,68
74,22 75,64
3. 29,7
9,97 15,78
20,22 34,19
34,35 52,91
66,48 71,47
75,34 76,73
4. 32,6
6,26 12,99
21,19 26,84
34,75 50,56
65,53 70,34
75,14 77,12
5. 34
6,57 14,57
20,85 29,43
34,57 51,14
66,29 71,14
72,00 74,52
Rata-rata 8,33
15,33 21,77
29,91 34,97
55,39 66,99
70,59 74,33
76,22 SD
1,76 2,07
2,49 3,03
1,84 6,45
1,44 0,71
1,37 1,12
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 16. Data pengukuran rata-rata KGD mencit setelah perlakuan
Kelompok uji
KGD puasa sebelum
diinduksi aloksan
mgdL KGD ± SD setelah perlakuan mgdL
Hari ke-3
P
Hari ke-5
P Hari
ke-7 P
Hari ke-9
P Hari
ke-11 P
Hari ke-13
P Hari
ke-15 P
Hari ke-
17 P
Hari ke-19
P Hari
ke-21 P
P1 76,6 ± 3,36
338,2 ±
10,71 -
,001 350,80
±10,40 -
,000 360,40
± 13,37 -
,000 379 ±
3,34 -
,000 387,40
± 6,18 -
,000 400,2
±8,53 -
,000 412,2 ±
10,83 -
,000 428
± 7,68
- ,000
436,80 ± 5,89
- ,000
439,40 ± 4,39
- ,000
P2 82,2 ± 4,87
319 ± 6,56
,000 ,299
298 ± 5,34
,000 ,945
279,4 ± 5,03
,000 ,99
247,2 ± 5,49
,000 ,955
224,4 ±
4,62 ,000
,262 158,2
± 4,97 ,000
,108 106 ±
3,56 ,000
,257 94,2
± 2,86
,000 ,069
84,2 ± 2,38
,000 ,357
82,4 ±1,95
,00 ,99
1 P3
83,6 ± 2,88 327,4
± 4,04 ,000
1,000 306,6 ±
3,65 ,000
,979 295,6 ±
8,36 ,000
,093 259,4
± 12,52
,000 ,474
222,8 ±
5,17 ,000
,121 159,2
± 7,29 ,000
,194 126,8 ±
6,38 ,000
,875 115 ±
3,54 ,000
,131 95,8 ±
3,27 ,000
,89 93,2 ±
2,86 ,00
,44 5
P4 93 ± 2,92
318,4 ± 6,27
,000 ,237
301,4 ± 5,51
,000 1,00
287,2 ± 5,45
,000 ,838
278,4 ± 5,77
,000 ,000
245,2 ±
7,59 ,000
,021 177,6
± 2,88 ,000
,024 127,4
±4,83 ,000
,831 115,2
± 4,32
,000 ,118
105,2 ± 4,6
,000 ,000
96 ± 3,00
,00 ,16
2 P5
82,8 ± 3,11 325,2
± 5,31 ,000
,984 306,2 ±
8,53 ,000
,987 284,6 ±
4,28 ,000
,99 262,4
± 2,41 ,000
,267 236,4
± 6,27
,000 ,896
165,6 ± 6,98
,000 1,000
142,4 ±19,13
,000 ,000
114 ± 5,12
,000 ,145
95,6 ± 2,88
,000 ,909
91,6 ± 1,14
,00 ,66
5 P6
79,8 ± 3,56 328 ±
6,21 ,000
- 302,8 ±
3,42 ,000
- 282 ±
5,79 ,000
- 251,4
± 7,3 ,000
- 232,6
± 3,65
,000 -
166,8 ± 3,56
,000 -
120,2 ±1,64
,000 -
105,2 ±
3,49 ,000
- 91,8 ±
3,96 ,000
- 85 ±
2,92 ,00
-
Keterangan: P= perlakuan; 1= suspensi CMC 0,5 ; 2,3, dan 4= nanopartikel daun afrika dosis 100,150 dan 200 mgkg bb; 5= Ekstrak etanol daun afrika dosis 150 mgkg bb; 6= suspensi metformin dosis 65 mgkg bb; = terdapat perbedaan yg signifikan;
= tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bahan Aktif Dari Tumbuhan Daun Afrika . Diakses tanggal 23 Juli 2012. http:deskripsipatenantimutagenik-vernonia.pdf
Anonim. 2013. Lab Analisis Bahan. Diakses tanggal 15 Maret 2014. http: physics.ipb.ac.id20140315laboratoium
.pdf.lab analisis bahan Adnyana, I.K., Yulinah, E., Andreanus, A., Kumolosasi, E., Iwo, M.I., Sigit, J.I.,
Suwendar, dan Endang, K. 2004. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Morinda citrifolia L.. Acta Pharmaceutica
Indonesia. 292: 45.
Anggraeni, N.D. 2008. Analisa SEM Scanning Electron Microscopy dalam Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar
Nasional ke-VII. Artikel. Hal. 52. Atangwho, I.J., Ebong, P.E., Egbung, G.E., dan Obi, A.U. 2010. Extract of
Vernonia amygdalina Del. African Bitter Leaf Can Reverse Pancreatic Cellular Lesion after Alloxan Damage in the Rat. Australian Journal of
Basic and Applied Science. 45: 711-716.
Buzea, C., Blandino, I.I.P., dan Robbie, K. 2007. Nanomaterials And Nanoparticles: Sources and Toxicity. Biointerphases. 24: 17-172.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 744.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1, 10-11.
Erasto, P., Grierson, D.S., dan Afolayan, A.J. 2008. Bioactive Sesquiterpene Lactones from The Leaves of Vernonia amygdalina. Int. J. Environ. Res.
Public Health. 55: 342-348. Filipponi, P., Gregorio, F., Cristallini, S., Ferrandina, C., Nicoletti, I., dan
Santeusanio, F. 2008. Selective impairment of pancreatic A cell suppreession by glucose during acute alloxan – induced
insulinopenia: in vitro study on isolated perfused rat pancreas. Diakses tanggal 18 Februari 2009.
http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed3522213. Ganong, W.F. 2005. Fungsi Endokrin Pangkreas dan Pengaturan Metabolisme
Karbohidrat dalam buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal. 347.
Universitas Sumatera Utara
41
Ginting, R.A. 2012. Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol Daun Afrika Vernonia amygdalina
Delile Pada Mencit Jantan Menggunakan Metode Mikronukleus. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU.
Goldstein, B.J., dan Muller, W.D. 2008. Pathogenesis of Type 2 Diabetes. Dalam Type 2 Diabetes Principle and Practice. Edisi 2. New York:
Informa Healthcare. Hal. 13–26. Greco, R.S. 2002. Nanoscale Technology in Biological System. Florida: CRC
Press. Hal. 77. Gustaviani, R. 2007. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal. 1867.
Haskel, R. 2009. Nanotechnology in Drug Discovery And Development. Bristol: Myers Squibb. Hal. 1-8.
Ibrahim, G., Abdurahman, E.M., dan Katayal, U.A. 2004. Pharmacognostic Studies On The Leaves Of Vernonia amygdalina Del. Asteraceae. Nig. J.
Nat. Orid. And Med. 081: 8-10.
Ijeh, I.I., dan Ejike, E.C. 2010. Current Perspectives on the Medical Potentials of Vernonia amygdalina Del. Journal of Medical Plants Research. 57: 1051-
1061. Igile, G.O., Oleszek, W., Jurzysta, M., Burd, S., Fafunso, M., dan Fasanmade,
A.A. 1994. Flavoniods, from Vernonia amygdalina and Their Antioxidant Activities. J Agric Food Chem. 42: 2445-2448.
Jain, P.K., Lee, K.S., dan El-Sayed, I.H. 2006. Calculated absorption and scattering properties of gold nanoparticles of different size, shape, and
composition: applications in biological imaging and biomedicine. Journal of Physical Chemistry B. 110: 7238–7248.
Lawrence, J.C. 2005. Insulin and Drugs Used in therapy of Diabetes Mellitus. Human Pharmacology Molecular to Clinical. Edisi 4. Mosby: London.
Page: 523-539. Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenali gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah komplikasi. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Hal. 138.
Mohanraj V.J., dan Chen Y. 2006. Nanoparticles-A review. J PharmaceutRes 5:561-573.
Universitas Sumatera Utara
42
Neal, M.J. 2005. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Ke-5. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 70-71.
Nelson D.L., dan Michael M.C. 2004. Lehninger Principle of Biochemistry Fourth Edition. New York: WH Freeman Company.
Njan, A.A, Adza, B., Agaba, A.G., Byamgaba, D., Diaz, S., dan Bansberg, D.R. 2008. The Analgesic and Antiplasmodial Activities and Toxicology of
Vernonia amygdalina. J. Med. Food. 11: 574-581. Nwanjo, H.U., dan Nwokoro, E.A. 2004. Antidiabetic And Biochemical Effects
Of Aqueous Extract Of Vernonia amygdalina Leaf In Normoglycaemic And Diabetic Rats. J. Innov. Life Sci. 7: 6-10.
Oyugi, D.A., Luo, X., Lee, K.S., Hill, B., dan Izevbigie, E.B. 2009. Activity Markers of The Anti-Breast Carcinoma Cell Growth Fractions of Vernonia
amygdalina Extracts. Exp. Biol. Medicine. 2344: 410-417. Oguwike, F.N., Offor, C.C., Onubeze, D.P.M., dan Nwadioha. 2013. Evaluation
of Activities of Bitterleaf Vernonia Amygdalina Extract on Haemostatic and Biochemical Profile of Induced Male Diabetic Albino Rats. Journal of
Dental and Medical Sciences. 211: 60-66.
Okolie, U.V., Okeke. C.E., Oli, J.M., dan Ehiemere, I.O. 2008. Hypoglycemic Indices of Vernonia amygdalina on Postprandial Blood Glucose
Concentration of Healthy Humans. African Journal of Biotechnology. 724: 4581- 4585.
Powers. A.C. 2008. Diabetes Mellitus. Harrison’s Principles Of Internal Medicine. Edisi Ketujuh Belas. New York: The McGraw-Hill Companies.
Inc. Hal. 2275-2297. Prasetyorini, Zainal, A.E., dan Rofiqoh, S. 2011. Penerapan Teknologi
Nanopartikel Propolis Trigona Spp Asal Bogor Sebagai Antibakteri Escherichia coli Secara In-Vitro. Jurnal Ekologia. 111: 36-43.
Rigalli, A., dan Di loreto,V. 2009. Eksperimental Surgical Models in The Laboratory Rat. London: CRC Press. Hal. 110.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 191-193.
Setiawan, A. 2012. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Afrika Vernonia amygdalina Del. Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar. Skripsi.
Medan: Falkutas Farmasi USU. Shadine, M. 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan
Serangan Jantung. Jakarta: Penerbit Keenbooks. Hal. 66-65.
Universitas Sumatera Utara
43
Soppimath, K.S., Aminabhavi, T.M., Kulkarni, A.R., dan Rudzinski, W.E. 2001. Biodegradable Polymeric Nanoparticles As Drug Delivery Devices.
Journal of Controlled Release. 20: 1-20. Stern, S.T., dan McNeil, S.E. 2008. Nanotechnology Safety Concerns Revisited.
Toxicological Sciences. 1011: 4-21. Suarsa, I.W., Putu, S., dan Ika, K. 2011. Optimasi Jenis Pelarut dalam Ekstraksi
Zat Warna Alam dari Batang Pisang Kepok Musa paradiasiaca L.cv kapok dan Batang Pisang Susu Musa paradiasiaca L.cv susu. Jurnal
Kimia 51: 74.
Suhardjono, D. 1995. Percobaan Hewan Laboratorium. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada. University Press. Hal. 207.
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC. Hal. 249-250, 270. Szkudelski, T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B
Cells of The Rat Pancreas. Physiological Research. 50: 536-546. Tanquilut, N.C., Estasio, M.A.C., Torres, E.B., Rosario, J.C., dan Reyes, B.A.S.
2009. Hypoglycemic Effect of Lagerstroemia speciosa L. Pers. on Alloxan-induced Diabetik Mice. Journal of Medicinal Plants Research.
312. 1067.
Thomson, E.B. 1985. Drug Bioscreening-Fundamental of Drug Evaluation Techniques in Pharmacology. New York: Graceway Publ. Co. Inc.
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L. 2008. Diabetes Mellitus. Edisi Ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal. 1205, 1207,
1209, 1213. Vijaykumar, N., Venkateswarlu, V., dan Raviraj, P. 2010. Development of Oral
Tablet Dosage Form Incorporating Drug Nanoparticles. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. 14: 952-955.
Vogel, G.H. 2008. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays. New York: Springer Verlag. Hal. 352.
Walde, S.S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., dan Gleichmann, H. 2002. Molecular Target Structures In Alloxan-Induced Diabetes In Mice. Journal of Life
Sciences. 71: 1681–1694.
World Health Organization. 2012. Diabetes. Diakses tanggal 20 Maret 2014. http:www.who.intmediacentrefactsheet.
Winaryo, F.G., dan Fernandes, I.E. 2010. Nanoteknologi Bagi Industri Pangan dan Kemasan. Bogor: M-Brio Press. Hal. 16.
Universitas Sumatera Utara
44
Yeap, K., Hoyong, W., Beh, K., Liang, S., Ky, H., Yousr, N., dan Alitheen, B. 2010. Vernonia amygdalina, an Ethnoveterinary and Etnomedical Used
Green Vegetable with Multiple Bioactivity. Journal of Medicinal Plants Research. 425: 2787-2812.
Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Presindo. Hal. 64.
Zastrow, V.M., dan Bourne, R.H. 2001. Reseptor dan Farmakodinamika Obat. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 53.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, yaitu metode yang digunakan untuk mengamati hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efek antidiabetes nanopartikel dan ekstrak etanol daun Afrika dengan tahapan penelitian
pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pembuatan dan karakteristisasi nanopartikel daun Afrika, pembuatan ekstrak
etanol daun Afrika, pengujian efek antidiabetes nanopartikel dan ekstrak etanol daun Afrika dengan metode uji toleransi glukosa dan induksi aloksan terhadap
mencit jantan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 19.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat