16
CCClimate Change, emisi gas rumah kaca GHGGreenhouse  Gas, konsumsi  energi ECEnergy  Consumption, pengurangan gas rumah
kaca dan biaya RCReduction andCost serta akuntabilitas  emisi karbon AECAccountability  of Emission Carbon. Dalam lima kategori tersebut,
18 item yang diidentifikasi. 2.1.4.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Carbon Emission Disclosure
Terdapat peningkatan terhadap pengungkapan sosial lingkungan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir Ghozali dan Chairiri, 2007.
Pengungkapan sosial lingkungan merupakan wujud dari akuntabilitas perusahaan terhadap publik untuk menjelaskan dampak-dampak sosial dan
lingkungan yang perusahaan timbulkan baik pengaruh yang baik maupun buruknya Ghozali dan Chairiri, 2007.
Pengungkapan emisi karbon merupakan salah satu dari pengungkapan sosial lingkungan. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan
untuk mengungkapkan informasi mengenai emisi karbon. Faktor-faktor yang diuji pada penelitian ini meliputi Media Exposure, Profitablitas, Ukuran
Perusahaan, Kinerja Lingkungan dan Leverage.
2.1.4.1. Media Exposure
Semakin pesatnya perkembangan alat komunikasi dan juga internet di kalangan masyarakat semakin penting juga peran media.
Simon mengatakan bahwa media sebagai sumber utama informasi perusahaan seperti CSR memegang peranan yang penting di dalam
mempengaruhi keputusan daripada para pemangku  kepentingan Wang et
Universitas Sumatera Utara
17
al, 2013.
Penyebaran dari berita media akan mempengaruhi sikap publik terhadap perusahaan yang kemudian dapat mempengaruhi stakeholder.
Pemberitaan media memiliki dinamika dengan para stakeholder  dan mempunyai dampak yang penting terhadap pengungkapan lingkungan
secara sukarela Dawkins dan Fraas, 2011. Carpenter 2001 menjelaskan dalambahwa peningkatan dalam pemberitaan media terhadap kebijakan
lingkungan dan juga iklim akan meningkatkan peran dari organisasi- organisasi non pemerintah NGOs seperti LSM yang kemudian akan
menunjukkan adanya pergeseran dalam opini publik. Dimungkinkan hal tersebut terjadi karena peran pemberitaan media dengan simultan menjadi
penentu strategi dari pengungkapan perusahaan.
Isu perubahan iklim dan pengurangan emisi juga membuat media mengambil peran dalam memantau aktivitas perusahaan-perusahaan yang
dapat mempengaruhi isu tersebut, dengan adanya pemantauan dari media para  stakeholder  juga menjadi cepat tanggap mengenai isu tersebut dan
mengambil tindakan atas isu tersebut. Penelitian McCombs dan Shaw 1972 dalam Dawkins dan Fraas 2011 menunjukkan bahwa media
memberikan pengaruh terhadap pikiran masyarakat sehubungan dengan
jumlah dan jenis berbagai isu yang diberikan. 2.1.4.2.
Profitability
Profitability  adalah suatu ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
18
laba pada tingkat yang dapat diterima. Profitability  merupakan tujuan utama dari perusahaan. Pengukuran profitability  menggunakan beberapa
proksi antara lain ROA Return On Asset, ROE Return On Equity,ROI Return On Inventory,NPM Net Profit Margin.Perusahaan dengan
profitability  tinggi lebih mampu untuk melakukan pengungkapan jika dibandingkan dengan perusahaan yang profitability-nya rendah Lorenzo,
et al 2009. Choi, et al 2013 menyatakan di dalam penelitiannya bahwa perusahaan dengan kondisi keuangan yang bagus akan dengan mudah
untuk menggerakkan kemampuannya untuk menerbitkan laporan pengungkapan sukarela dan akan lebih baik dalam melawan tekanan dari
luar.
Penelitian ini menggunakan ROA sebagai pengukur profitability yang mengacu pada penelitian Lorenzo et al 2009, ROA digunakan
karena proksi tersebut digunakan untuk menggambarkan karakteristik teknis dan terkait dengan efisiensi perusahaan. Nilai ROA yang tinggi
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin membaik. 2.1.4.3. Ukuran Perusahaan
Di dalam teori legitimasi dan stakeholder,  aktivitas dari perusahaan yang lebih besar akan lebih terlihat dan juga lebih
memungkinkan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi jika dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil sehingga tuntutan dari
masyarakat dan juga para pemangku  kepentingan akan menjadi lebih besar. Ukuran perusahaan ditunjukkan melalui total aset, tingkat
Universitas Sumatera Utara
19
penjualan, maupun nilai pasar saham. Luo, et al 2013 menyatakan dalam penelitiannya bahwa perusahaan yang lebih besar akan mendapat
tekanan yang lebih besar pula dari kalangan publik dan para stakeholder mempunyai ekspektasi yang tinggi akan praktik manajemen karbon. Hal
tersebut membuat perusahaan terdorong untuk membangun citra atau image yang positif untuk memperoleh legitimasi dari publik maupun para
stakeholder  perusahaan tersebut dengan cara melakukan pengungkapan
sosial lingkungan Berthelot dan Robert, 2011. 2.1.4.4.  Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan berhubungan dengan seberapa baik perusahaan mengelola aspek lingkungan dari aktivitas, produk, jasa serta
akibatnya terhadap lingkungan. Suratno dkk 2006 menyatakan  bahwa kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan untuk menciptakan
lingkungan yang baik. Di Indonesia pengungkapan lingkungan masih menjadi pengungkapan yang dilakukan secara sukarela akan tetapi sudah
saatnya  perusahaan   concern  mengenai  aspek  lingkungan  mengingat dampak  yang  telah  dihasilkan  oleh  operasi  perusahaan  terhadap
lingkungan.
Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia sejak tahun 1995 telah mengembangkan PROPER Program Penilaian Peningkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan sebagai salah satu bentuk upaya untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup melalui instrumen informasi Kementrian Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
20
Hidup, 2010. Dengan adanya PROPER, diharapkan para stakeholderdapat menyikapi secara aktif informasi tingkat penataan ini,
dan akan mendorong perusahaan agar lebih meningkatkan kinerja pernglolaan lingkungannya.
PROPERmenekankanpenilaianpada konservasisumberdayaalam,sistem
manajemenlingkungan,danpelaksanaanCSRKementerianLingkunganHid up, 2011.Terdapat5kategoriwarnayang
digunakanuntukmenunjukkankualitas pengelolaanlingkunganyangdilakukanperusahaanyaituemas,
hijau,biru,merah dan hitam.  Warnaemasmenunjukkan  pengelolaan lingkunganyang dilakukan perusahaansangatbaiksekali,
Warnahijaumenunjukkan pengelolaanlingkungan yang
dilakukanperusahaanbaiksekali,Warnabirumenunjukkanpengelolaan lingkunganyang dilakukanperusahaanbaik,Warnamerahmenunjukkan
pengelolaanlingkunganyang dilakukanperusahaanburuk,Warnahitam menunjukkan pengelolaan lingkunganyangdilakukan perusahaan sangat
buruk.
Kementerian  Lingkungan  Hidup 2011  memberikan beberapakategori untuk  memperoleh  warna  –  warna  yang   disediakan
di  dalam   PROPER, diantaranya:
1. Emas:untukusaha
danataukegiatanyangtelahsecarakonsisten menunjukkankeunggulanlingkunganenvironmentalexcellency  dalam
prosesproduksidanataujasa,melaksanakan bisnisyang beretikadan
Universitas Sumatera Utara
21
bertanggungjawab terhadap masyarakat. 2.
Hijau:untukusahadanataukegiatanyang telahmelakukanpengelolaan lingkunganlebihdariyangdipersyaratkan
dalamperaturanbeyond compliance melaluipelaksanaansistempengelolaanlingkungan,
pemanfaatan sumberdayasecaraefisienmelalui  upaya4RReduce,Reuse, Recycle danRecovery,danmelakukanupayatanggungjawabsosial
CSRComdevdengan baik. 3.
Biru:untukusaha danatau
kegiatanyangtelahmelakukanupaya pengelolaanlingkunganyang dipersyaratkan  sesuaidenganketentuan
danatau peraturan perundang-undanganyangberlaku. 4.
Merah : upaya  pengelolaan lingkungan  yang dilakukan belum sesuai denganpersyaratan sebagaimana diatur dalamperaturanperundang-
undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksiadministrasi. 5.
Hitam:untukusahadanataukegiatanyang sengajamelakukanperbuatan atau melakukan  kelalaianyang mengakibatkan pencemarandanatau
kerusakan  lingkungan  sertapelanggaran    terhadap  peraturan perundang-  undanganyangberlaku  atau tidak melaksanakan  sanksi
administrasi.
2.1.4.5. Leverage