Analisis Regresi Pengujian Hipotesis

58 pengamatan yang lain Ghozali, 2011. Unutk mendeteksi adanya heterosedastisitas dapat dilihat dari gambar scatterplots yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit. Sebaliknya, apabila gmabar scatterplots tidak menunjukkan ada pola yang jelas, serta titik-tiitik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka heteroskedastisitas tidak terdeteksi.

3.5.2.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu periode t-1 Ghozali, 2006:95. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series. Secara sederhana, suatu model dapat dinyatakan tidak terjadi gejala autokorelasi, jika probabilitas nilai Durbin Watson 0.05 Wibowo,2012:106.

3.5.3. Analisis Regresi

Data yang telah digunakan telah dikumpulkan dianalisis denga menggunakan alat analisis statistik yaitu regresi linear berganda multiple regression analysis dengan model persamaan sebagai berikut: Y= α + β1 Media_Exp + β2 ROA + β3 SIZE + β4 PROPER + β5 LEV + β6 PRKOM+ β7 UKDKOM+ e Universitas Sumatera Utara 59 Dimana : Y = Carbon Emission Disclosure α = Konstanta β1 – β7 = Koefisien Regresi Media_Exp = Media Exposure ROA = Return on Asset Pengukuran untuk Profitability SIZE = Ukuran Perusahaan PROPER = Peringkat PROPER Pengukuran Kinerja Lingkungan LEV = LeverageTotal DebtTotal Asset PRKOM = Proporsi Dewan Komisaris Independen UKDKOM = Ukuran Dewan Komisaris e = Error

3.5.4. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih veriabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi danatau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011. Ghozali 2011 menyatakan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidak ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai Statistik t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah Universitas Sumatera Utara 60 dimana H0 ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai diuji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. a. Koefisien Determinasi R 2 Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai ini berkisar diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen Ghozali, 2011. Kelemahan yang terdapatpada penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel yang dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel, maka R 2 akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah kedalam satu model. b. Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F Uji F dapat juga dilakukan dengan melihat niali signifikan F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significant level 0,05 a = 5. Jika nilai signifikansi lebih besar dari a maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi tidak fit. Jika nilai signifikan lebih kecil dari a maka hipotesis diterima, yang berarti bahwa model regresi fit. Universitas Sumatera Utara 61 c. Uji Signifikan Parsial Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi dari variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t dengan menguji tingkat signifikansi Carbon Emission Disclosure. Apabila signifikansi 0,05 5 makan hipotesis ditolak. Hal tersebut berarti variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen namun apabila signifikansi 0,05 5 maka hipotesis tidak ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 62

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dengan periode dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yang berjumlah 125 perusahaan. Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang prinsipnya menggunakan kriteria-kriteria tertentu sehingga didapat sampel berjumlah 19 sampel penelitian. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan tahunan, laporan keberlanjutan dan laporan keuangan tahun 2012, 2013 dan 2014 yang didapat melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia BEI www.idx.co.id .

4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh melalui lama resmi Bursa Efek Indonesia BEI www.idx.co.id periode tahun 2012-2014, dapat diperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,Carbon Emission Disclosure, Media Exposure, Return On Asset ROA, ukuran perusahaan,Proper, Debt to Asset Ratio DAR, Proporsi Komisaris Independen dan Ukuran Dewan Komisaris. Digunakan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013)

0 31 24

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2013).

0 2 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2012).

1 4 16

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 12

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 12