77
7. Pengaruh Ukuran Dewan komisaris terhadap Carbon Emission
Disclosure Ukuran Dewan Komisaris dalam penelitian ini dilambangkan dengan
UKDKOM. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,178. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar
dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,178 0,05, maka hipotesis nol H
07
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a7
. Berarti ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure.
4.5. Pembahasan Penelitian
Analisis Media Exposure
Media Exposure dalam penelitian ini dilambangkan dengan Med_Exp yang diukur dengan variabel dummy 1 jika perusahaan lebih banyak
mengungkapkan tentang emisi karbon dari media perusahaan seperti laporan tahunan, laporan keberlanjutan, koran dan sebagainya, sebaliknya dinyatakan 0.
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai
signifikansi yang ditentukan 0,000 0,05, maka hipotesis nol H
01
ditolak dan menerima hipotesis alternatif H
a1
. Berarti media exposure berpengaruh signifikan secara parsial terhadap carbon emission disclosure. Hal ini berarti
semakin banyak media yang menyorot suatu perusahaan maka semakin gencar perusahaan tersebut melakukan Carbon Emission Disclosure melalui media
perusahaan dengan berbagai tujuan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Dawkins dan Fraas 2011 dan McCombs dan Shaw 1972.
Universitas Sumatera Utara
78
Media Exposure yang memiliki pengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure menandakan bahwa perusahaan manufaktur menganggap
media sebagai sarana yang penting untuk mendapatkan legitimasi dari lingkungan sekitar dan juga dari para pemangku kepentingan perusahaan. Salah satu cara
untuk mendapatkan legitimasi tersebut adalah dengan melakukan pengungkapan lingkungan. Dari penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa perusahaan yang
lebih di sorot media akan lebih banyak mengungkapkan emisi karbonnya melalui media perusahaan seperti laporan tahunan dan laporan keberlanjutan dibanding
perusahaan yang kurang d sorot media. Hal tersebut dilakukan perusahaan dengan banyak tujuan yang diantaranya agar perusahaan tersebut lebih diterima oleh
masyarakat karena perusahaan tersebut ikut turut memperhatikan lignkungan dalam aktivitasnya, alasan lain membuat perusahaan membuat perusahaan
melakukan pengungkapan ini adalah tuntutan dari para pemegang saham, dengan perusahaan melakukan pengungkapan hal tersebut dapat berarti berita baik dari
perusahaan untuk para pemegang saham sehingga para pemegang saham akan tetap memberikan suntikan dana untuk perusahaan tersebut. Hal ini sejalan
dengan penelitian Lorenzo, et al 2009 dan Zhang, et al 2013.
Analisis Profitability
Profitability dalam penelitian ini dilambangkan dengan ROA. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai
signifikansi 0,409. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,409 0,05, maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a2
. Berarti profitability tidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
79
signifikan terhadap carbon emission disclosure.Hal ini sejalan dengan penelitian Lorenzo, et al 2009 dan Zhang, et al 2013.
Profitability yang tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure terjadi dimungkinkan karena peraturan pemerintah indonesia yang
menetapkan carbon emission disclosure masih berupa voluntary disclosure sehingga tidak semua perusahaan dengan tingkat profitability yang tinggi akan
melakukan carbon emission disclosure, hal tersebut dapat juga terjadi dikarenakan tuntutan dari para pemangku kepentingan perusahaan, sebagaimana dijelaskan
oleh teori stakeholder dimana perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan perusahaan itu sendiri namun untuk kepentingan para stakeholdernya
yang dimana dalam kasus ini para stakeholder perusahaan manufaktur di Indonesia mungkin memberikan tuntutan lain kepada perusahaan untuk
menggunakan profit yang didapatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan di aspek-aspek lain daripada melakukan carbon emission disclosure.
Dengan kata lain, perusahaan manufaktur yang memiliki profitability yang tinggi sudah memiliki kemampuan untuk melakukan carbon emission disclosure tetapi
memilih untuk tidak melakukannya karena berbagai alasan. Analisis Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini dilambangkan dengan SIZE. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai
signifikansi 0,140. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,140 0,05, maka hipotesis nol H
03
diterima dan
Universitas Sumatera Utara
80
menolak hipotesis alternatif H
a3
. Berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure. Hal ini sejalan dengan penelitian
Clarkson, et al 2008. Ukuran perusahaan yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap carbon
emission disclosure dapat terjadi dimungkinkan karena perusahaan-perusahaan manufaktur yang besar di Indonesia lebih memilih melakukan pengungkapan lain
dibandingkan melakukan carbon emission disclosure, kemungkinan terbesar perusahaan besar melakukan hal tersebut adalah karena carbon emission
disclosure masih berupa voluntary disclosure dan perusahaan manufaktur tidak terlalu di sorot untuk pengeluaran emisi dari aktivitasnya lebih dari produk yang
dihasilkannya sehingga membuat perusahaan melakukan pengungkapan lain .Dari penelitian yang dilakukan dengan melihat laporan tahunan dan laporan
keberlanjutan objek penelitian, perusahaan-perusahaan menufaktur lebih banyak melakukan melakukan pengungkapan yang lebih terjun langsung ke masyarakat
atau dengan melakukan CSR dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori legitimasi dimana perusahaan yang lebih
besar akan lebih melakukan pengungkapan dan melakukan kegiatan sosial dengan tujuan untuk mendapatkan legitmasi dari masyarakat, dalam kasus ini yang terjadi
adalah perusahaan manufaktur yang besar di Indonesia melakukan hal tersebut dikarenakan carbon emission disclosure masih berupa voluntary disclosure dan
carbon emission disclosure masih merupakan hal yang baru. Sebagian besar perushaan yang melakukan carbon emission disclosure bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
81
mendapatkan pengakuan internasional atas aktivitasnya sehingga mungkin
perusahaan tersebut lebih diterima produknya oleh internasional. Analisis Kinerja Lingkungan
Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini dilambangkan dengan PROPER. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai
signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,000 0,05, maka hipotesis nol H
04
ditolak dan menerima hipotesis alternatif H
a4
. Berarti kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure. Hal ini sejalan dengan penelitian
Al – tuwaijri 2004, Clarkson, et al 2008, Dawkin dan Fraas 2011 dan Pradini 2013.
Kinerja lingkungan yang secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure menandakan bahwa perusahaan menufaktur
dengan tingkat kinerja lingkungan yang lebih tinggi akan lebih banyak melakukan pengungkapan termasuk salah satunya adalah carbon emission disclosure.
Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia mengembangkan program peduli lingkungan yang dinamakan Program Penilaian Peningkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan atau disingkat PROPER, program ini mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya.
Perusahaan dengan tingkat PROPER yang tinggi berarti telah melakukan aktivitas pengelolaan lingkungan yang baik, aktitivitas tersebut dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk yang salah satunya adalah carbon emission disclosure,
Universitas Sumatera Utara
82
perusahaan dengan tingkat PROPER yang tinggi akan lebih banyak melakukan pengungkapan lingkungan dibanding perusahaan dengan tingkat PROPER yang
rendah hal ini disebabkan karena Kementrian Lingkungan Hidup akan terus memantau dan mendorong perusahaan dengan tingkat PROPER yang tinggi untuk
terus melakukan dan meningkatkan kinerja lingkungannya, dengan adanya publikasi dari Kementrian Lingkungan Hidup juga membuat perusahaan terpacu
untuk meningkatkan kinerja lingkunganya dengan tujuan untuk mendapat legitimasi dari masyarakat dan para stakeholdernya bahkan dari negara sehingga
aktivitasnya lebih diterima di Indonesia.
Analisis Leverage
Leverage dalam penelitian ini dilambangkan dengan LEV. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,437.
Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,437 0,05, maka hipotesis nol H
05
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a5
. Berarti leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure. Hal ini sejalan dengan penelitian Ghomi dan Leung 2013 dan
Lorenzo 2009. Leverage yang tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap carbon
emission disclosure mungkin terjadi karena tidak semua perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah akan melakukan lebih banyak carbon emission
disclosure. Tidak siginifikannya pengaruh leverage terhadap carbon emission disclosure dapat terjadi karena pengaruh dari kebijakan yang dibuat oleh
Universitas Sumatera Utara
83
perusahaan manufaktur hal tersebut dapat ditentukan oleh seberapa besar tingkat leverage yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal lain yang dapat menjadi
penyebab tidak signifikannya pengaruh leverage terhadap carbon emission disclosure adalah kebijakan pemerintah yang masih menetapkan carbon emission
disclosure sebagai voluntary disclosure yang membuat perusahaan tidak terlalu memperhatikan tentang pentingnya carbon emission disclosure terlebih dari
perusahaan manufaktur sehingga jenis perusahaan merupakan hal perlu diperhatikan untuk melihat kebijakan perusahaan atas tingkat leverage dan
kemampuan perusahaan untuk lebih banyak mengungkapkan carbon emission
disclosure. Analisis Proporsi Komisaris Independen
Proporsi Komisaris Independen dalam penelitian ini dilambangkan dengan PRKOM. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh
nilai signifikansi 0,552. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,552 0,05, maka hipotesis nol H
06
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a6
. Berarti proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure.
Proporsi Komisaris Independen yang tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap carbon emission disclosure menandakan bahwa proporsi komisi
independen yang sesuai tidak menjadi jaminan bahwa perusahaan akan melakukancarbon emission disclosure. Komisaris independen di harapkan dapat
membuat keputusan dewan komisaris menjadi lebih objektif dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
84
komisaris independen tidak mempunyai ikatan terhadap perusahaan. Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi komisaris
independen yang sesuai tidak seluruhnya melakukan carbon emission disclosure. Hal ini mungkin terjadi apabila dewan komisaris memiliki tujuan yang lain dalam
melakukan pengungkapan yang lebih dibutuhkan perusahaan daripada melakukan carbon emission disclosure mengingat carbon emission disclosure masih berupa
voluntary disclosure di Indonesia
Analisis Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran Dewan Komisaris dalam penelitian ini dilambangkan dengan UKDKOM. Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh
nilai signifikansi 0,178. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,178 0,05, maka hipotesis nol H
07
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a7
. Berarti ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure.
Ukuran dewan komisaris yang secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure menandakan bahwa ukuran dewan
komisaris yang sesuai tidak membuat perusahaan melakukan lebih banyak pengungkapan tentang carbon emission disclosure. Hal ini dapat disebabkan oleh
banyak hal, hal-hal tersebut dapat berupa tujuan atau sasaran pengungkapan perusahaan yang tidak mengarah kepada carbon emission disclosure dan lebih
kepada pengungkapan lingkungan lain sehingga dewan komisaris tidak terlalu berpengaruh dalam menentukan pengungkapan yang akan dilakukan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
85
Hal lain yang dapat menjadi penyebab tidak berpengaruhnya ukuran dewan komisaris terhadap carbon emission disclosure adalah pengungkapan tersebut
masih bersifat voluntary sehingga rapat dewan komisaris dengan para dewan direksi lebih menitik beratkan kepada pengungkapan lain yang dapat membuat
perusahaan lebih bernilai dan mendapat legitimasi dari masyarakat dan para stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
86
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh media exposure, profitability, ukuran perusahaan, kinerja lingkungan, leverage dan good corporate
governance terhadap carbon emission disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut : 1.
Pengaruh Media Exposure terhadap Carbon Emission Disclosure Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai
signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan 0,000 0,05, maka hipotesis nol H
01
ditolak dan menerima hipotesis alternatif H
a1
. Berarti media exposure berpengaruh signifikan secara parsial terhadap carbon emission disclosure.
2. Pengaruh Profitability terhadap Carbon Emission Disclosure
Berdasarkan pada tabel hasil uji analisis regresi berganda diperoleh nilai signifikansi 0,409. Karena nilai signifikansi hitung lebih besar dari nilai
signifikansi yang ditentukan 0,409 0,05, maka hipotesis nol H
02
diterima dan menolak hipotesis alternatif H
a2
. Berarti profitability tidak berpengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Carbon Emission Disclosure
Universitas Sumatera Utara