Final Ratio Torsi Pengujian Performansi Mesin Otto

41

4.2 Pengujian Performansi Mesin Otto

Data yang diperoleh dari pembacaan langsung alat uji mesin Supra-X 125 melalui unit instrumentasi dan perlengkapan yang digunakan pada saat pengujian antara lain :  Putaran rpm melalui pembacaan tachometer  Masa tarik melalui pembacaan timbangan pegas  Konsumsi bahan bakar melalui pengukuran dengan tabung ukur  Massa bahan bakar melalui pembacaan timbangan digital

4.2.1 Final Ratio

Final ratio merupakan perkalian perbandingan roda gigi yang dimulai dari roda gigi pada gigi tarik roda belakang, roda gigi pada transmisi pada pengujian ini ditetapkan pada gigi ketiga, dan roda gigi poros engkol yang menyalurkan putaran dari poros utama transmisi ke poros engkol. Adapun perbandingan rasio yang didapat adalah :  Perbandingan rasio pada roda belakang yaitu : Jumlah gigi tarik roda belakang : 35 Jumlah gigi tarik poros transmisi : 14 Maka didapat perbandingan rasio gear sebesar : 3914 = 2,5  Perbandingan rasio gear ketiga pada transmisi yaitu : Jumlah gear gigi ketiga : 23 Jumlah gear poros utama transmisi : 20 Maka didapat perbandingan rasio gear sebesar : 2320 = 1,15  Perbandingan rasio antara transmisi dengan poros engkol yaitu : Jumlah gear poros kopling : 67 Jumlah gear poros engkol : 20 Maka didapat perbandingan rasio gear sebesar : 6720 = 3,35 Jadi untuk perbandingan rasio keseluruhan final ratio dapat diketahui dengan mengalikan ketiga perbandingan rasio di atas, yaitu : Universitas Sumatera Utara 42 Jadi, final rasio gear pada pengujian ini adalah 9.63

4.2.2 Torsi

Besarnya torsi yang dihasilkan oleh mesin pada poros roda dapat dihitung dari massa yang tertarik pada timbangan pegas. Besarnya torsi yang dihasilkan pada setiap pengujian untuk setiap variasi putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1, 2.2, dan 2.3. Maka torsi setiap bahan bakar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Nilai torsi setiap bahan bakar RPM TORSI Nm E5 E10 E15 PERTALITE 8000 8.31 8.35 8.27 8.40 7000 8.66 8.75 8.79 8.71 6000 9.26 9.23 9.28 9.28 5000 9.41 9.37 9.32 9.45 4000 9.37 9.32 9.26 9.41 3000 9.19 9.15 9.15 9.28 2000 8.97 9.01 8.88 9.06 Perbandingan torsi dengan putaran mesin menggunakan bahan bakar pertalite, gasohol 5, gasohol 10, dan gasohol 15 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Grafik Torsi vs Putaran 8.2 8.4 8.6 8.8 9 9.2 9.4 9.6 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 T o rs i N m Putaran rpm TORSI Nm E5 TORSI Nm E10 TORSI Nm E15 TORSI Nm PERTALITE Universitas Sumatera Utara 43 Dari gambar diatas dapat disimpulkan : 1. Torsi terendah mesin terjadi pada pengujian bahan bakar gasohol 15 pada putaran mesin 8000 rpm yaitu sebesar 8,27 Nm. 2. Torsi tertinggi mesin terjadi pada pengujian bahan bakar pertalite pada putaran 5000 rpm yaitu sebesar 9,41 Nm. 3. Penambahan bioetanol cenderung menurunkan nilai torsi yang dihasilkan pada 4000 rpm hingga 5000 rpm. Hal ini dikarenakan rasio kompresi mesin yang rendah sehingga pembakaran menggunakan gasohol tidak optimal.

4.2.3. Daya