Daya Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

43 Dari gambar diatas dapat disimpulkan : 1. Torsi terendah mesin terjadi pada pengujian bahan bakar gasohol 15 pada putaran mesin 8000 rpm yaitu sebesar 8,27 Nm. 2. Torsi tertinggi mesin terjadi pada pengujian bahan bakar pertalite pada putaran 5000 rpm yaitu sebesar 9,41 Nm. 3. Penambahan bioetanol cenderung menurunkan nilai torsi yang dihasilkan pada 4000 rpm hingga 5000 rpm. Hal ini dikarenakan rasio kompresi mesin yang rendah sehingga pembakaran menggunakan gasohol tidak optimal.

4.2.3. Daya

Dari data torsi yang diperoleh di atas, maka daya dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.4 Maka daya setiap bahan bakar dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Besarnya daya pada setiap bahan bakar RPM DAYA W E5 E10 E15 PERTALITE 8000 6959.09 6995.91 6922.27 7036.30 7000 6346.95 6411.39 6443.61 6382.41 6000 5813.05 5799.25 5826.86 5829.82 5000 4924.76 4901.74 4878.73 4950.28 4000 3921.39 3902.98 3875.37 3941.80 3000 2885.81 2872.01 2872.01 2914.91 2000 1877.85 1887.06 1859.44 1897.22 Perbandingan daya dengan putaran mesin menggunakan bahan bakar pertalite, gasohol 5, gasohol 10, dan gasohol 15 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut. Universitas Sumatera Utara 44 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Daya vs Putaran pada setiap bahan bakar Dari gambar diatas dapat disimpulkan : 1. Daya terendah mesin terjadi pada pengujian bahan bakar gasohol 15 pada putaran mesin 2000 rpm yaitu sebesar 1859,44 W. 2. Daya tertinggi mesin terjadi pada pengujian bahan bakar pertalite pada putaran 8000 rpm yaitu sebesar 7036,30 W. 3. Dari grafik dapat dilihat bahwa garis dari setiap bahan bakar saling berhimpitan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan bioetanol tidak terlalu mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh mesin.

4.2.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Konsumsi bahan bakar spesifik SFC dari masing-masing pengujian pada setiap putaran dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5 dan 2.6. Berikut hasil perhitungan laju aliran bahan bakar yang diperoleh dari persamaan 2.5 1. Konsumsi bahan bakar spesifik bahan bakar pertalite Tabel 4.7 Hasil pengujian ̇ bahan bakar pertalite RPM Waktu s mf grh I II III IV V Rata- rata 8000 45.66 42.3 43.47 46.51 44.1 44.41 2409.30 7000 62.57 59.52 63.66 61.82 60.67 61.65 1735.53 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 2000 4000 6000 8000 10000 D a y a W Putaran rpm DAYA W E5 DAYA W E10 DAYA W E15 DAYA W PERTALITE Universitas Sumatera Utara 45 6000 76.07 77.01 75.48 74.32 75.88 75.75 1412.40 5000 90.57 91.85 92.71 89.9 90.22 91.05 1175.09 4000 118.9 119 119.05 118.94 119.1 119.00 899.11 3000 168.7 168 166.92 166.33 165.71 167.13 640.17 2000 208.6 223.4 219.83 231.31 220.73 220.78 484.61 1000 368.3 371.5 385.88 382.36 375.37 376.68 284.04 2. Konsumsi bahan bakar spesifik bahan bakar gasohol 5 Tabel 4.8 Hasil pengujian ̇ bahan bakar gasohol 5 RPM Waktu s mf grh I II III IV V Rata- rata 8000 51.61 53.13 55.32 53.35 53.67 53.42 2009.41 7000 62.12 67.35 69.21 66.22 66.35 66.25 1620.15 6000 78.04 81.43 82.88 80.78 80.51 80.73 1329.58 5000 94.07 99.82 101.45 98.45 98.71 98.50 1089.69 4000 118.2 120.7 119.24 119.38 119.18 119.34 899.40 3000 159.6 158.6 160.05 159.42 160.11 159.56 672.69 2000 192.6 195.7 202.78 197.04 197.24 197.08 544.63 1000 372.8 374 370.45 372.42 372.81 372.49 288.15 3. Konsumsi bahan bakar spesifik bahan bakar gasohol 10 Tabel 4.9 Hasil pengujian ̇ bahan bakar gasohol 10 RPM Waktu s mf grh I II III IV V Rata- rata 8000 45.69 49.2 50.05 48.31 48.55 48.36 2226.58 7000 57.76 61.29 61.85 60.3 60.7 60.38 1783.33 6000 86.61 85.26 85.9 85.92 86.07 85.95 1252.76 5000 94.96 97.96 99.41 98.11 98.44 97.78 1101.27 4000 120.8 121.4 124.83 122.34 122.81 122.44 879.46 3000 177.1 177.1 173.77 175.98 175.23 175.83 612.39 2000 206.8 215.5 223.67 215.34 215.57 215.39 499.93 1000 391.6 393.3 392.88 392.58 392.24 392.51 274.33 Universitas Sumatera Utara 46 4. Konsumsi bahan bakar spesifik bahan bakar gasohol 15 Tabel 4.10 Hasil pengujian ̇ bahan bakar gasohol 15 RPM Waktu s mf grh I II III IV V Rata- rata 8000 54.95 56.37 57.66 56.33 56.78 56.42 1914.64 7000 69.16 70.24 71.18 70.19 70.37 70.23 1538.14 6000 77.8 80.28 82.41 80.16 80.31 80.19 1347.02 5000 94.34 96.99 99.38 96.9 96.5 96.82 1115.66 4000 114.2 116.5 117.4 116.02 116.73 116.17 929.88 3000 174.3 169.8 170.9 171.66 171.43 171.62 629.42 2000 225.2 224.4 223.1 224.23 224.8 224.34 481.49 1000 395.4 390.6 393.36 393.11 393.71 393.23 274.70 Dengan menggunakan persamaan 2.6, maka SFC setiap bahan bakar dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.11 Nilai SFC pada setiap bahan bakar RPM SFC grkW.h E5 E10 E15 PERTALITE 8000 288.75 318.27 276.59 342.58 7000 255.26 278.15 242.34 272.06 6000 228.72 216.02 231.17 242.39 5000 221.27 224.67 228.68 237.50 4000 229.36 225.33 239.95 228.21 3000 233.10 213.23 219.16 219.73 2000 290.03 264.92 258.95 255.56 Perbandingan nilai SFC dengan putaran mesin menggunakan bahan bakar pertalite, gasohol 5, gasohol 10, dan gasohol 15 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut. Universitas Sumatera Utara 47 Gambar 4.3 Grafik SFC vs Putaran pada setiap bahan bakar Dari gambar diatas dapat disimpulkan : 1. SFC terendah mesin terjadi pada pengujian bahan bakar gasohol 10 pada putaran mesin 3000 rpm yaitu sebesar 213,23 grkWh. 2. SFC tertinggi mesin terjadi pada pengujian bahan bakar pertalite pada putaran 8000 rpm yaitu sebesar 342,58 grkWh. 3. Pada putaran diatas 7000 rpm terlihat bahwa bahan bakar pertalite memiliki SFC tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar gasohol. Hal ini disebabkan nilai kalor LHV pertalite yang lebih tinggi sehingga lebih mudah terbakar.

4.2.5 Efisiensi Thermal