6
motor pembakaran luar adalah dapat digunakan bahan bakar berkualitas rendah baik bahan bakar padat, cair dan gas, kapasitas lebih besar. Motor pembakaran
luar identik dengan bahan bakar padat seperti batubara.
[2]
Gambar 2.1 Proses Pembakaran Luar kanan dan Proses Pembakaran Dalam kiri
[2]
2.2 Bahan Bakar Bensin
Hidrokarbon HC merupakan senyawa di mana setiap molekulnya hanya mengandung hidrogen dan karbon yang dapat dibakar dioksidasi, membentuk air
H
2
O atau karbondioksida CO
2
. Bahan bakar hidrokarbon mempunyai variasi berat karbon dari 83 sampai 87 dan berat hidrogen dari 11 sampai 14.
Pada umumnya bobot molekular komponen yang lebih besar mempunyai temperatur didih lebih tinggi.
Bahan bakar bensin gasoline merupakan campuran senyawa hidrokarbon cair yang sangat mudah menguap. Bensin terdiri dari parafin, naptalene, aromatik,
dan olefin, bersama-sama dengan beberapa senyawa organik lain dan kontaminan. Struktur molekulnya dari C
4
– C
9
. Angka Oktan RisetResearch Octane Number RON adalah karakteristik
bahan bakar yang menggambarkan kemampuan bahan bakar akan atau tidak
Universitas Sumatera Utara
7
menyala sendiri. Peringkat oktan didasarkan pada ukuran kemampuan bahan bakar menahan detonasi. Semakin tinggi peringkat oktan, semakin kecil
kemungkinan untuk menghasilkan ledakan dini pre-ignition. Kecenderungan penyalaan dini menimbulkan gejala ketukan knocking. Motor dengan rasio
kompresi rendah dapat menggunakan bahan bakar dengan angka oktan lebih rendah, tetapi motor kompresi tinggi harus menggunakan bahan bakar oktan
tinggi untuk menghindari pengapian sendiri dan ketukan.
[1 Hal 70-71]
Pertalite adalah salah satu jenis bahan bakar bensin yang dikeluarkan Pertamina pada Mei 2015. Pertamina mengklaim Pertalite memiliki Research
Octane Number RON 90. Artinya lebih baik dibandingkan Premium yang memiliki nilai oktan 88
.
Pertamina meluncurkan Pertalite untuk memenuhi Surat Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
313 Tahun 2013 tentang spesifikasi BBM RON 90.
[3]
Berdasarkan keputusan Dirjen Migas No.313.K10DJM.T2013: Tabel 2.2 Standar dan Mutu Spesifikasi Bahan Bakar Jenis Bensin 90 Pertalite
No. Karakteristik
Satuan Batasan
Metode Uji Min.
Maks. ASTM
Lain 1
Bilangan Oktana Angka Oktana Riset RON
Angka Oktana Motor MON RON
90 -
D 2699 MON
Dilaporkan D 2700
2 Stabilitas Oksidasi
menit 360
D 525 3
Kandungan Sulfur mm
- 0,05
D 2622 atau D 4294
atau D 7039
4 Kandungan Timbal Pb
gl -Injeksi timbal tidak
diijinkan -Dilaporkan
D 3237 5
Kandungan Logam Mangan, besi
mgl Tidak terdeteksi
D 3831 IP74
6 Kandungan Oksigen
mm -
2,7 D4815
7 Kandungan Olefin
vv Dilaporkan
D 1319 8
Kandungan Aromatik vv
D1319 9
Kandungan Benzena vv
D 4420 10
Distilasi: 10 vol. Penguapan
50 vol.penguapan 90 vol. Penguapan
D 86
O
C -
74
O
C 88
125
O
C -
180
Universitas Sumatera Utara
8
Titik didih akhir Residu
O
C -
215 vol
- 2
11 Sedimen
mgl -
1 D 5452
12 Unwashed gum
mg100ml -
70 D 381
13 Washed Gum
mg100ml -
5 D 381
14 Tekanan Uap
kPa 45
69 D 5191 atau
D1298 15
Berat Jenis pada suhu 15
o
C kgm
3
715 770
D 4052 atau D 323
16 Korosi bilah tembaga
merit Kelas I
D 130 17
Sulfur Mercaptan massa
- 0,002
D 3227 18
Penampilan Visual Jernih danTerang
19 Bau
Dapat Dipasarkan 20
Warna Hijau
21 Kandungan Pewarna
g100 -
0,13
Sumber: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Pertalite membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan premium yang memiliki RON 88.
Keunggulan pertalite adalah: 1.
Durability, pertalite dapat dikategorikan sebagai bahan bakar kendaraan yang memenuhi syarat dasar durabilityketahanan, dimana bbm ini tidak
akan menimbulkan gangguan serta kerusakan mesin, karena kandungan oktan 90 lebih sesuai dengan perbandingan kompresi kebanyakan
kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia. 2.
Fuel Economy, kesesuaian oktan 90 Pertalite dengan perbandingan kompresi
kebanyakan kendaraan
beroperasi sesuai
dengan rancangannya. Perbandingan Air Fuel Ratio yang lebih tinggi dengan
konsumsi bahan bakar menjadikan kinerja mesin lebih optimal dan efisien untuk menempuh jarak lebih jauh karena perbandingan biaya
dengan operasi bahan bakar dalam Rupiahkilometer akan lebih hemat.
3. Performance, kesesuaian angka oktan Pertalite dan aditif yang
dikandungnya dengan spesifikasi mesin akan menghasilkan performa
Universitas Sumatera Utara
9
mesin yang jauh lebih baik dibandingkan ketika menggunakan oktan 88. Hasilnya adalah torsi mesin lebih tinggi dan kecepatan meningkat.
[4]
2.3 Motor Bakar Bensin