Kesimpulan Uji Eksperimental Pengaruh Penambahan Bioetanol pada Bahan Bakar Pertalite terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Secara umum, nilai kalor bahan bakar LHV, torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik SFC gasohol mengalami penurunan dibandingkan dengan pertalite. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:  Nilai kalor bahan bakar LHV yang diperoleh dari hasil pengujian bom kalorimeter dengan bahan bakar pertalite sebesar 44260,12 kJkg, gasohol 5 sebesar 41466 kJkg, gasohol 10 sebesar 41171,88 kJkg, dan gasohol 10 sebesar 40289,52 kJkg. Pembakaran pertalite lebih baik karena nilai kalornya lebih tinggi daripada gasohol. Sehingga nilai torsi dan daya juga lebih besar. Akan tetapi, dalam hal konsumsi bahan bakar, pertalite lebih boros.  Torsi rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite sebesar 9,08 Nm, bahan bakar gasohol 5 sebesar 9,02 Nm, bahan bakar gasohol 10 sebesar 9,03 Nm, dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 8,97 Nm.  Daya rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite sebesar 4707,53 W, bahan bakar gasohol 5 sebesar 4675,56 W, bahan bakar gasohol 10 sebesar 4681,48 W, dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 4654,52 W.  Konsumsi bahan bakar spesifik SFC rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite sebesar 256,86 grkWh, bahan bakar gasohol 5 sebesar 249,49 grkWh, bahan bakar gasohol 10 sebesar 248,65 grkWh, dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 242,40 grkWh. Universitas Sumatera Utara 53 2. Secara umum, efisiensi thermal, Air Fuel Ratio AFR, dan efisiensi volumetris gasohol mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertalite. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:  Efisiensi thermal rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite adalah sebesar 32,27, bahan bakar gasohol 5 sebesar 35,18, bahan bakar gasohol 10 sebesar 35,87, dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 37,06.  Air Fuel Ratio AFR rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite adalah sebesar 14,59; bahan bakar gasohol 5 sebesar 15,28; bahan bakar gasohol 10 sebesar 15,38; dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 15,56.  Efisiensi volumetris rata-rata pada setiap putaran yang diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bahan bakar pertalite adalah sebesar 81,03; bahan bakar gasohol 5 sebesar 82,13; bahan bakar gasohol 10 sebesar 82,54; dan bahan bakar gasohol 15 sebesar 81,30.

5.2 Saran