Bentos yang termasuk hewan disebut zoobentos, sedangkan yang tergolong tumbuhan disebut fitobentos. Pada umumnya zoobentos adalah makroinvertebrata
yang meliputi insekta, moluska, oligochaeta, crustacea, dan nematoda. Berdasarkan hidupnya di substrat dibedakan menjadi 2, antara lain
epifauna yaitu, bentos yang hidupnya di atas substrat dasar perairan dan infauna merupakan bentos yang hidupnya terbenam didalam substrat perairan Cummnis,
1975 dalam Setiawan, 2008. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Makrozoobentos yang hidup di atas dan di dalam substrat dasar perairan
Cummins, 1975 dalam Setiawan, 2008. 2.2 Faktor Fisik dan Kimia Lingkungan
Faktor fisik dan kimia air sering merupakan faktor pembatas bagi organisme air, sehingga selalu di ukur dalam studi ekologi perairan, antara lain
suhu, cahaya, konduktivitas dan kecepatan arus Suin, 2002.
2.2.1 Suhu
Suhu merupakan pengatur utama proses fisika dan kimia yang terjadi di perairan. Suhu secara tidak langsung akan mempengaruhi kelarutan oksigen dan secara
langsung mempengaruhi proses kehidupan organisme seperti pertumbuhan dan reproduksi dan penyebarannya. Suhu dapat berperan sebagai faktor pembatas
utama bagi banyak makhluk hidup dalam mengatur proses fisiologinya disamping faktor lingkungan lainnya Setiawan, 2008.
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, garis lintang, ketinggian dari permukaan laut, sirkulasi udara, aliran serta kedalaman dari badan air.
Universitas Sumatera Utara
Cahaya matahari yang masuk ke perairan mengalami penyerapan dan berubah menjadi energi panas, proses penyerapan cahaya berlangsung lebih intensif pada
lapisan sebelah atas perairan sehingga lapisan ini akan lebih panas dan mempunyai densitas yang lebih kecil dari pada lapisan bawahnya Effendi, 2000.
2.2.2 Kecerahan
Selama periode pasang surut maupun pada pasang naik menunjukkan adanya perbedaan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu, dimana pada waktu
pasag surut pengaruh daratan lebih dominan sehingga tingkat kecerahannya lebih tinggi berpengaruh terhadap kondisi perairan, juga dipengaruhi oleh limbah yang
menutupi permukaan perairan sehingga dapat menghalangi penetrasi cahaya Nontji, 1993.
2.2.3 Salinitas
Salinitas merupakan nilai yang menunjukkan jumlah garam-garam terlarut dalam satuan volum air yang biasanya diny
atakan dalam satuan promil ‰ Setiawan, 2008. Notji 2002 menyatakan bahwa perairan dengan pengadukan
vertikal yang kuat disebabkan oleh gerak pasang surut hingga menyebabkan perairan sungai menjadi homogen secara vertikal, karena berada di bawah kondisi
pasang surut maka salinitas dapat berubah secara drastis, bergantung pada kedudukan pasang dan surut. Pada saat surut salinitas didominansi oleh air tawar
yang datang dari sungai, sedangkan pada saat pasang masuknya air laut yang menentukan salinitas.
2.2.4 pH