Proses Analisis Faktor IV Interpretasi Faktor Faktor Pertama

44 Tabel 3.14 Rotated Factor Loading Variabel Penelitian Faktor 1 2 3 4 � 1 0,507 0,166 -0,074 0,550 � 2 0,068 0,005 0,654 0,131 � 5 0,717 0,092 -0,113 0,266 � 6 0,313 0,750 -0,134 -0,062 � 7 0,504 0,098 0,212 0,186 � 8 0,650 -0,101 -0,008 -0,083 � 9 0,424 0,050 0,538 0,115 � 10 0,662 -0,292 0,203 -0,195 � 11 0,262 0,156 -0,633 0,195 � 12 -0,147 0,351 -0,487 0,136 � 13 - 0,306 0,822 -0,028 0.002 � 14 -0,029 -0,099 0,045 0,882 Faktor Loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel X 1 dan faktor 4 sebesar 0,550 Korelasi kuat, sedangkan korelasi dengan faktor 1, 2, dan 3 masing-masing 0,507, 0,166, dan -0,074 korelasi lemah.

3.9 Proses Analisis Faktor IV Interpretasi Faktor Faktor Pertama

Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 5 variabel.Variabel-variabel tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X 5 , X 7 , X 8 , X 10, X 11. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai tabel berikut ini. Tabel 3.15 Bobot Variabel Pendukung Faktor Pertama Variabel Pendukung Nama Variabel Bobot Variabel X 5 Faktor Media Iklan 0,717 X 7 Status Merokok Orang Tua 0,504 X 8 Faktor Teman Sebaya 0,650 X 10 Kepribadian 0,662 X 11 Ketergantungan 0,262 Universitas Sumatera Utara 45 Dari tabel diatas variabel X 5 mempunyai bobot terbesar yaitu 0,717. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor pertama cukup layak diberi nama Faktor Media Iklan. Faktor ini adalah faktor yang paling kuat yang mendasari perilaku merokok pada siswa SMA dengan variansi sebesar 21,38 serta melibatkan 5 variabel. Faktor Kedua Faktor kedua hasil rotasi faktor didukung oleh 3 variabel. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor kedua tersebut sesuai tabel berikut: Tabel 3.16 Bobot Variabel Pendukung Faktor Kedua Variabel Pendukung Nama Variabel Bobot Variabel X 6 Kedekatan Orang Tua 0,750 X 12 Lingkungan Sekolah 0,351 X 13 Kurangnya Pengarahan Tentang Bahaya Merokok 0,822 Dari tabel diatas, variabel X 13 mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar 0,822. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor kedua cukup layak diberi nama sebagai Kurangnya Pengarahan Tentang Bahaya Merokok. Faktor ini adalah faktor terkuat kedua yang mendasari penelitian terhadap perilaku merokok pada siswa SMA dengan variance sebesar 16,31 serta melibatkan 3 buah variabel. Faktor Ketiga Faktor ketiga yang rotasi faktor didukung oleh 2 variabel. Masing-masing variabel pendukung faktor ketiga sesuai tabel berikut ini: Tabel 3.17 Bobot Variabel Pendukung faktor Ketiga Variabel Pendukung Nama Variabel Bobot Variabel X 2 Faktor Norma Lingkungan 0,654 X 9 Gaya Hidup 0,538 Dari tabel diatas variabel X 2 mempunyai bobot terbesar yaitu 0,654. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor ketiga cukup layak diberi nama sebagai Faktor Lingkungan. Universitas Sumatera Utara 46 Faktor ini adalah faktor terkuat ketiga yang mendasari penilaian terhadap perilaku merokok pada siswa SMA dengan variance sebesar 9,25 serta melibatkan 2 buah variabel. Faktor Keempat Faktor keempat hasil rotasi didukung 2 variabel. Bobot masing-masing variabel pendukung faktor kedua tersebut sesuai tabel berikut: Tabel 3.18 Bobot Variabel Pendukung Faktor Kempat Variabel Pendukung Nama Variabel Bobot Variabel X 1 Faktor Sikap 0,550 X 14 Faktor Kemudahan Mendapatkannya 0,882 Dari tabel diatas variabel X 14 mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar 0,882 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor keempat cukup layak diberi nama sebagai faktor Kemudahan Mendapatkannya. Faktor ini adalah faktor terkuat keempat yang mendasari penilaian terhadap perilaku merokok pada remaja SMA dengan variance sebesar 8,86 serta melibatkan 2 buah variabel. Universitas Sumatera Utara 47

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat empat Faktor dominan atau utama yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di Kecamatan Padang Bolak Juluyaitu Media Iklan 21,38, Kurangnya Pengarahan Tentang Bahaya Merokok 16,31, Faktor Lingkungan 9,25 dan Faktor Mudah Didapat 8,86. Variabel- variabel yang terlihatterobservasi adalah sebagai berikut: F 1 = 0,717X 5 + 0,504 7 + 0,650X 8 + 0,662X 10 + 0,262X 11 F 2 = 0,750X 6 + 0,351X 12 + 0,822X 13 F 3 = 0,654X 2 + 0,538X 9 F 4 = 0,550X 1 + 0,882X 14 2. Dari faktor yang dibentuk terdapat variabel – variabel yang telah dibakukan yaitu faktor pertama yaitu media iklan, status merokok orangtua, teman sebaya, kepribadian dan ketergantungan. Faktor kedua yaitu kedekatan orangtua, lingkungan sekolah, dan kurangnya pengarahan tentang bahaya merokok. Faktor ketiga yaitu norma lingkungan dan gaya hidup. Faktor keempat yaitu sikap dan mudah didapat. 3. Keempat faktor yang menjadi penyebab perilaku merokok memberikan proporsi keragaman kumulatif sebesar 56,80 artinya menurut remaja perokok responden dalam penelitian ini yang menjadi faktor utama penyebab perilaku merokok pada remaja di Kecamatan Padang Bolak Julu sebesar 56,80 dan sisanya dapat dipengaruhi faktor-faktor lainnya yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian. Universitas Sumatera Utara