Metode Pengambilan Sampel Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

16 a. Simple random sampling populasi homogen yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini hanya digunakan jika populasinya homogen. b. Proportionale stratifiled random sampling populasi tidak homogen yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya. c. Disproportionate stratifiled random sampling yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi kurang proporsional, artinya ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil sekali. d. Cluster sampling sampling daerah yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. 2. Non probability sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

2.7 Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionale stratifiled random sampling populasi tidak homogen yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya. Jumlah sampel menggunakan rumus Slovin: � = � 1+ �� 2 2.1 Keterangan : n : Jumlah sampel N : Populasi e : Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel Universitas Sumatera Utara 17 2.8 Analisis Data 2.8.1 Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur sesuai dengan apa yang ingin diukur.Seandainya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Untuk menghitung nilai � ℎ����� pada item pertanyaan dapat dilakukan dengan rumus:                   −           −             − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r 2.2 Keterangan: r xy : Koefisien Korelasi � : Skor pertanyaan � : Skor total n : Jumlah Sampel Untuk melakukan uji validitas secara manual dalam penelitian ini menggunakan tabel t-student untuk menghitung � ����� denganmenggunakan nilai α = 5 0,05. Dalam penelitian ini diperoleh dari rumus.Validitas terbagi atas empat macam, yaitu: a. Validitas Isi Content Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.Misalnya seorang peneliti ingin mengukur bagaimana persepsi konsumen terhadap suatu produk. b. Validitas Konstruk Construct Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Universitas Sumatera Utara 18 c. Validitas “ada sekarang” Concurrent Validity Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.Sebuah tes dikatakan memiliiki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. d. Validitas Prediksi Predictive Validity Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan datang, sehingga sekarang ini belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

2.8.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reabel. Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: � = � � �−1 � �1 − ∑ � � � � � 2.3 Keterangan: � : nilai koefisien Cronbach Alpha � : banyaknya variabel penelitian ∑� 2 : jumlah varians variabel penelitian � � : varians total Adapun teknik perhitungan reliabel ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut: a. Teknik Pengukuran Ulang Testretest Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara pertama dengan jawaban pada wawancara kedua. Universitas Sumatera Utara 19 b. Teknik Belah Dua Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas alat pengukur, maka alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama. c. Teknik Bentuk Paralel Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing jenis. d. Internal Consistency Reliability Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai dengan yang melandasinya.Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0,60 atau nilai cronbach alpha 0,80 Kuncoro, 2003.

2.9 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal menjadi data interval misalnya analisis faktor dimana variabel bebasnya harus berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen berupa angket yang memiliki jawaban berupa skala likert. Cara melakukan proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan MSI Method Sof Successive Interval. Adapun langkahnya sebagai berikut: 1. Mencari F Frekuensi jawaban responden. 2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi 3. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi berurutan perkolom skor. 4. Menghitung nili Z untuk setiap proporsi dengan menggunakan tabel distribusi normal. Universitas Sumatera Utara 20 5. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel densitas. 6. Menentukan SV Scale Value = nilai skala dengan rumus sebagai berikut: �� = ������� �� ����� ����� − ������� �� ����� ����� ���� ����� ����� ����� − ���� ����� ����� ����� Keterangan: SV = nilai skala Density at lower limit = kepadatan batas bawah Density at upper limit = kepadatan batas atas Area below upper limit = daerah dibawah batas bawah Area below lower limit = daerah diatas batas bawah 7. Menentukan nilai transformasi dengan rumus: � = �� + |�� ��� | Keterangan: � : Nilai hasil Penskalaan akhir �� : Nilai Skala | �� min | : Nilai Skala minimum

2.10 Analisis Komponen Utama