galaktosida, dan quercetin-3-rhamnosyl 1-6 glukosida. Menurut Wahyuningsih 2004, senyawa yang terkandung dalam sambung nyawa mempunyai aktivitas
dalam memerangkap radikal bebas, yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Menurut Rahman dan Asad 2013, kandungan antioksidan dari daun sambung
nyawa dapat diketahui dengan ekstraksi menggunakan n-hexane, dichloromethane, methanol
, dan ethyl acetate.
1. Flavonoid
Menurut Marais dkk. 2006 flavonoid biasanya digunakan untuk menjelaskan produk yang dihasilkan tanaman yang termasuk ke dalam
senyawa dengan rumus kimia C
6
-C
3
-C
6
. Menurut Marston dan Hostettmann 2006, senyawa flavonoid memiliki ikatan glikosida yang
dapat didegradasi oleh aktifitas enzim yang didapatkan dari bahan tanaman baik dalam bentuk segar maupun kering. Ekstraksi flavonoid
dibutuhkan pelarut yang sesuai dengan kepolarannya. Beberapa flavonoid ada yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, flavon yang termetilasi,
dan flavonol yang dapat diekstraksi dengan pelarut kloroform, diklorometana, dietil eter, atau etil asetat, namun flavonoid glikosida dan
aglikone yang lebih polar dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut alkohol atau campuran alkohol-air.
Menurut Harborne 1987, flavonoid merupakan senyawa fenol yang dapat berubah bila ditambahkan senyawa yang bersifat basa atau
ammonia. Flavonoid di alam merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan menggunakan etanol 70. Flavonoid umumnya
dalam memerangkap radikal l
be be
b bas, yang
da da
pa pa
t digunakan sebagai antioksidan. Menurut Rahman d
d a
an Asad 2013, kandungan antiok oksi
si dan dari daun sambung
nyawa dapat t
d diketahui dengan e
e k
kstr tr
ak ak
si i
m m
en en
gg gg
un u
akan n-hexane e
, dichloromethane
, methan
n o
ol , dan ethyl ac
ac et
et at
at e
e .
1. Fl Flav
avon ono
oid
M Menu
ru t
Marais dkk. 2
006 flavono id
bia sa
any n
a di
digu gu
na naka
k n un
untuk me
me nj
elaskan pr od
uk yang di ha
silkan tan am
an yang te
rm rmasuk
uk k
k e dalam
m se
nyawa dengan r
um us
kim ia C
6
-C
3
-C
6
. Menurut Ma
M rs
rs to
to n
n dan
Hostettm an
n 2006,
se ny
aw a
flav on
oid me mi
liki ikatan gl
i ikosid
d a ya
a ng
ng dapat didegradas
i ol eh
aktifitas enzim yang didapatkan
dari ba bahan
n tanaman
ba a
ik ik
d d
al al
am am
b b
entuk segar ma ma
up up
un un
k k
er e
in g.
E ks
tr ak
k si
si f
lavono no
id id
dibutuhkan pelarut yang se esu
suai ai
d dengan kepolarannya. Beberapa flavo
vono no
id id
ada yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, flavon yang ng
t t
e erme
meti i
la la
si, d
da n
fl fl
av on
onol ol
y ang
da da
pa pa
t t di
di ek
ek straks
i i
de de
ng ng
an p
l elarut k
k lo
loro ro
f form,
diklor or
om ometana, dietil eter
er, atau eti ti
l l asetat, namun
fl fl
av av
onoid gl gl
ik ikosida dan
aglikone yang lebih pol lar dapat die
ekstraksi dengan menggunakan pelarut alkohol atau campuran al
alkohol-ai r
r. Menurut Harborne
1987 7, flavonoid merupakan senyawa fenol
yang dapat berubah bila dita a
mbahkan senyawa yang bersifat basa atau
terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Ikatan senyawa flavonoid dengan gula menyebabkan
banyaknya bentuk kombinasi yang dapat terjadi di dalam tumbuhan, sehingga flavonoid pada tumbuhan jarang ditemukan dalam keadaan
tunggal, flavonoid sering terdapat campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas.
Flavonoid yang terdiri dari rangkai karbon C
6
-C
3
-C
6
, terdiri dari beberapa bentuk dasar, yang dilihat dari posisi cincin aromatiknya.
Menurut Grotewold 2006, flavonoid dibagi menjadi tiga bentuk dasar antara lain :
Gambar 2. Struktur Flavonoid Keterangan : 1. Flavonoid, 2. Isoflavonoid, dan 3. Neoflavonoid
Sumber : Grotewold, 2006
Kegunaan dari flavonoid bagi kesehatan diantaranya adalah aktivitas antioksidan, kemampuan mengikat logam, stimulasi dari sistem
imun, pencegahan nitrasi tirosin, antialergi, antibakterial, dan antikarsinogenik Merken dkk., 2001.
2. Saponin