Menurut Voigt 1994, pembuatan ekstrak dengan metode maserasi mengikuti syarat yaitu bahan dihaluskan dengan cara dipotong-potong
atau dibuat serbuk, kemudian disatukan dengan bahan pengekstraksi. Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope
mencantumkan 4-10 hari, menurut pengalaman 5 hari sudah memadai. Selama maserasi bahan disimpan di tempat yang terlindungi dari cahaya
langsung untuk mencegah reaksi perubahan warna. Penggunaan metode maserasi dalam ekstraksi fitokimia sebagai
antioksidan telah banyak dilakukan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Yuliarti dkk. 2013, yaitu mengisolasi, mengidentifikasi, dan
menguji antioksidan daun tempuyung Sonchus arvensis L. menggunakan maserasi dengan variasi pelarut n-hexane dan etanol.
Penelitian lain yang menggunakan metode maserasi adalah penelitian yang dilakukan Mokoginta dkk. 2013, menguji aktivitas penangkal
radikal bebas ekstrak metanol kulit biji pinang yaki Areca vestiaria Giseke.
2. Sokletasi
Menurut Darwis 2000, sokletasi merupakan proses ekstraksi yang menggunakan penyarian berulang dan pemanasan. Penggunaan metode
sokletasi adalah dengan cara memanaskan pelarut hingga membentuk uap dan membasahi sampel. Pelarut yang sudah membasahi sampel kemudian
akan turun menuju labu pemanasan dan kembali menjadi uap untuk membasahi sampel, sehingga penggunaan pelarut dapat dihemat karena
atau dibuat serbuk, ,
ke kemudian d
d i
is at
at uk
u an dengan bahan pengekstraksi.
Waktu la a
m manya maserasi berbeda-beda, m
mas a
ing-masing farmakope me
e n
ncantumkan 4-10 ha h
ri ri
, me me
nu nu
ru ru
t t
pe pe
ngalaman 5 har ari
i sudah memadai.
Selama mas s
er e
as as
i i
bahan disimpan d
i t
temp mpat
at y y
an ang terlindung
g i
i dari cahaya
la a
ng ng
su su
ng n
untuk uk
m men
cegah reaksi perub ah
h an
an w
w arna.
Pe Pe
ng gu
na an metode
ma serasi dalam
e kstr
ak aksi f
f i
itok okim
imia ia
seb bag
a ai
an n
t ti
oksidan tela h
banyak dil ak
ukan salah s
at unya ada
la a
h h
pene ne
li li
ti ti
an yan n
g g
di la
kukan Yuliarti d
kk . 201
3 , yaitu
me ngisolasi, mengi
de dentif
fik ik
as as
i, i
dan menguji
an ti
oksida n daun
t em
puyung So
nc hus
ar rvensis
L L.
menggunakan ma sera
si dengan
va ri
asi pelarut n-hexane
dan eta tano
l l.
Pene li
ti an
l l
ai ai
n n
ya ya
ng ng
m m
enggunakan n
m m
et et
od od
e e
ma m
se ra
si ada
la a
h h
peneliti ti
an an
yang dilakukan Mokogin nta
ta d d
kk kk
. 2013, menguji aktivitas pena a
ng ng
ka ka
l radikal bebas ekstrak metanol kulit biji pinang yaki Arec
ec a
a ve ve
st stia
ia r
ria Gi
Gi se
k ke
.
2. 2.
Soklet t
as as
i i
Menurut Darwis 2000, sokl
l etasi merupakan proses ekstraksi yang
menggunakan penyarian n berulang
g dan pemanasan. Penggunaan metode sokletasi adalah dengan ca
r ra me
emanaskan pelarut hingga membentuk uap dan membasahi sampel Pelaru
r t yang sudah membasahi sampel kemudian
terjadi sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
Menurut Harborne 1987, keuntungan ekstraksi dengan cara sokletasi adalah pelarut yang digunakan lebih sedikit dan waktu yang
dibutuhkan lebih sedikit daripada dengan maserasi atau perkolasi. Kerugian cara ini adalah tidak dapat digunakan untuk senyawa-senyawa
yang termolabil. Penggunaan metode sokletasi dalam ekstraksi telah banyak
dilakukan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Marliana dkk. 2005, yaitu skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis
komponen kimia buah labu siam Sechium edule Jacq. Swartz dalam ekstrak etanol.
E. Sifat Pelarut dalam Ekstraksi