8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi dan Taksonomi Sambung Nyawa Gynura procumbens Lour.
Merr.
Sambung nyawa merupakan tanaman perdu tegak jika masih muda, dan merambat jika sudah cukup tua, berperawakan herba berdaging. Batang segiempat
beruas-ruas berwarna hijau dengan bercak ungu. Daunnya berupa daun tunggal berbentuk elips memanjang, tersebar, tepi daun bertoreh, berambut halus, panjang
tangkai 0,5-3,5 cm, helaian daun 3,5-12,5 cm dengan bagian atas berwarna hijau muda mengkilat, tulang daun menyirip, dan menonjol pada permukaan daun bagian
bawah, dan lebar daunnya 1,5-5 cm. Susunan bunga majemuk cawan berwarna orange-kuning, mahkota bertipe tabung berwarna hijau atau jingga, benang sari
berbentuk jarum berwarna kuning dengan kepala sari berlekatan menjadi satu, dan brachtea involucralis berbentuk garis berujung runcing atau tumpul van Steenis
dkk., 1975 ; Backer dan van den Brink, 1965. Sambung nyawa diduga berasal dari Myanmar dan tersebar sampai
Tiongkok serta Asia Tenggara Jawa, Kalimantan, dan Filipina Sudarto, 1990. Di Jawa banyak ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl, terutama tumbuh dengan
baik pada ketinggian 500 m dpl, banyak tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput Backer dan van den Brink, 1965. Tanaman sambung
nyawa umumnya dapat dipanen setelah umur 4 bulan, kemudian dilakukan peremajaan hingga dapat dipanen selama 4 tahun Aryanti dkk., 2007.
A. Morfologi dan Taksonom m
i i
S Sambung
Ny Ny
aw a
a Gynura procumbens Lour.
Merr.
Sambung ny ny
aw awa merupakan tanaman perdu te
ga ga
k jika masih muda, dan merambat jik
k a
a sudah cukup tua, ,
ber er
pe pe
ra a
wa wa
ka ka
n he h
rba berdaging. g
Batang segiempat beruas-
- r
ruas berwarna a
h h
ij ij
au au
dengan bercak k
ung g
u. u.
D Dau
au n
nnya berupa da
d un tunggal
be e
rb rbentuk el
elip ips me
m manj
nj an
an g,
t ersebar,
t ep
i daun b
er r
to to
reh, ber eram
ambu bu
t halus, p
p anjang
tangka ka
i i 0,
0,5 5
-3,5 c
cm, helaian daun 3,5
- 12
,5 cm dengan bag ia
ian n
atas b b
er er
wa wa
rna h hijau
mu mu
da da
m mengk
gk il
at, tulang d au
n menyirip, d
an menon jol
pada per mu
uka k
an d d
au au
n bagian an
ba ba
wa wa
h, d d
an lebar daunnya
1,5 -5 cm
. Su sunan
bu nga majemuk
ca a
w wan be
be rw
rw arna
orange e
- -ku
ning, ma hk
ot a bertip
e tabu
ng ber
wa rn
a hija u
at au
jingga, benang sa
a ri
r berben
n tu
k jarum berwarna kunin
g dengan k
ep ala
sa ri
berlekatan menj a
adi satu u, da
n n
brac ht
ht e
ea i nv
ol ucra
lis be be
rb rb
en en
tu tu
k k
garis berujung ng
r r
un un
ci ci
ng ng
ata u
tu mpul
v v
a an Steen
en is
is dkk., 1975 ; Backer dan van den Br
in ink,
k, 1
1 9
965. Sambung nyawa diduga berasal dari Myanmar dan terseb
eb a
ar s sam
amp pai
Ti Tion
ongk g
ok k
se t
rt a
A As
ia ia
T T
en enggara
J J
aw awa,
a, K
Kal al
im im
antan, da
da n
n Fi
Fi li
li i
pi na
S Sudar
r to
to , 19
1990. Di Jaw
aw a
a ba
b ny
y ak d
d it
it em
ukan pada ke ketinggian
n 1
1-1200 m dpl, l
t t
er er
ut u
ama tumb mbuh dengan
baik pada ketinggian 500 m dpl, banyak tum
mbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput Backe
ker dan van n den Brink, 1965. Tanaman sambung
nyawa umumnya dapat dipanen se
s tela
ah umur 4 bulan, kemudian dilakukan peremajaan hingga dapat dipanen selama
m 4 tahun Aryanti dkk., 2007.
Kedudukan taksonomi sambung nyawa menurut Backer dan van den Brink 1965 :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Gynura
Jenis : Gynura procumbens Lour. Merr.
a b
c d
Gambar 1. Tanaman Sambung Nyawa a Daun b Batang c Akar d Bunga Dokumentasi pribadi, 2014; Zadel, 2013; Richter, 2014
B. Kandungan Kimia Sambung Nyawa