13
Menurut hipotesis ini, harga mencerminkan semua informasi public yang relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham historis, harga yang
tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan sebagaimana diwajibkan oleh
peraturan akuntansi. Menurut konsep ini, investor tidak akan mampu untuk memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi yang dibangun
berdasarkan informasi yang tersedia di publik. 3. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat Strong Form
Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik maupun
informasi pribadi private information. Dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal
return, untuk suatu periode tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di publik dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi
yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu. Hipotesis pasar efisien secara potensial memiliki implikasi penting terhadap
akuntansi dan keuangan, sebagai contoh, informasi dengan cepat tercermin dalam harga sekuritas sehingga mendorong pengungkapan disclosure informasi
keuangan Bastian, 2006:212.
2.2 Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang akrab dengan implikasi perilaku dari mempercayakan pengambilan keputusan kepada pihak
ketiga Dunn, 2010:7. Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan teori
Universitas Sumatera utara
14
keagenan sebagai kontrak antara satu orang atau lebih principal yang menggunakan orang lain agent untuk melakukan beberapa jasa atas nama
mereka termasuk mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori keagenan mengasumsikan bahwa prinsipal menginginkan
pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang mereka tanamkan, salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap
saham yang mereka miliki. Masalah keagenan sering terjadi prinsipal dan agen. Masalah ini dapat diatasi
dengan beberapa cara, dengan mendesain suatu penghargaan reward yang memotivasi agen agar bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Cara lain
adalah dengan mengawasi tindakan dari agen, dan itu adalah ketika informasi keuangan ditampilkan. Jika prinsipal memiliki akses kepada laporan keuangan
yang informatif, mereka dapat menilai prestasi dari agen Dunn, 2010:8. Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya memperbesar
laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Semakin tinggi laba, harga saham dan semakin besar deviden, maka agen dianggap berhasil dan memiliki
kinerja yang baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan kondisi
keuangan dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka, dalam hal ini hubungannya dengan pemilik, kreditur, maupun pemerintah.
Praktik IFR bisa dijadikan alat bagi agen untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan. Alasan yang mendasari
perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan
Universitas Sumatera utara
15
kepada shareholder dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga
sebagai wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas
Dunn, 2010:8.
2.3 Teori Sinyal