23
Praktek pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan Internet Financial Reporting- IFR merupakan salah satu contoh bentuk
pengungkapan sukarela.
2.5.3.2 Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure
Menurut keputusan ketua Bapepam No. Kep-38 PM 1996 tanggal 17 Januari 1996, perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
dan perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan yang memuat Ikhtisar Data Keuangan Penting, Analisis dan
Pembahasan Umum oleh Manajemen, Laporan Keuangan yang telah diaudit dan Laporan Manajemen. Laporan keuangan yang disampaikan
harus disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam
dalam bidang akuntansi serta harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai IFR cukup banyak dilakukan oleh para peneliti. Ettredge et al. mencoba meneliti pengaruh Ukuran perusahaan, reputasi perusahaan
terhadap penyajian informasi sukarela. Mereka mengambil sampel dari Association for Investment Management and Research AIMR sebanyak 220
perusahaan, dan ada 193 yang memiliki Website perusahaan. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ukuran dan reputasi perusahaan berpengaruh terhadap
penyajian informasi secara sukarela.
Universitas Sumatera utara
24
Lodhia et al. 2004 melakukan penelitian mengenai pelaporan perusahaan melalui internet pada perusahaan di Australia. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa walaupun di Australia pelaporan perusahaan melalui internet sedang berkembang tapi perusahaan - perusahaan tersebut tidak secara maksimal
menggunakan internet untuk mengungkapkan informasi keuangan pada pemegang saham.
Ezat dan El-Masry 2008 menguji pengaruh corporate governance terhadap timeliness IFR. Hasilnya, terdapat hubungan yang positif antara ketepatan waktu
IFR dengan ukuran perusahaan, sektor industri, likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi dewan direksi dan ukuran dewan direksi.
Lai et al., 2009 yang mencoba menghubungkan antara IFR dengan saham. Lai menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan dengan
tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal return yang lebih besar dan harga saham yang bergerak lebih cepat.
Di Indonesia, penelitian mengenai IFR sudah cukup banyak dilakukan. Lestari dan Chariri 2005, Sari 2011, Kusumawardani 2011, melakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik IFR di perusahaan. Lestari dan Chariri 2005 menemukan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas,
leverage, reputasi auditor dan umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR.
Hasil penelitian Sari 2011 adalah bahwa ukuran perusahaan pada sektor perbankan berpengaruh positif terhadap IFR, dan kinerja keuangan serta
ketersediaan internet mempengaruhi IFR secara tidak langsung. Sedangkan
Universitas Sumatera utara
25
penelitian Kusumawardani 2011 menemukan dari variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur listing,
public ownership, dan foreign ownership yang berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan dalam menerapkan IFR hanyalah variabel profitabilitas
dan public ownership. Penelitian yang mengaitkan IFR dan saham juga telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Seperti Santiko 2013 yang mengambil sampel perusahaan yang terdaftar di LQ45 menemukan bahwa IFR berpengaruh negatif terhadap
frekuensi perdagangan saham, sedangkan tingkat pengungkapan website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Hasil ini
berbeda dengan penelitian Hargyantoro 2010 yang menemukan bahwa IFR dan tingkat pengungkapan website sama-sama berpengaruh positif terhadap frekuensi
perdagangan saham perusahaan. Penelitian terdahulu diatas dapat diringkas ke dalam tabel, sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti tahun Variabel yang
Digunakan Hasil
Santiko 2013 IFR, tingkat
pengungkapan informasi website, frekuensi
perdagangan saham IFR tidak berpengaruh
sedangkan tingkat pengungkapan informasi
website berpengaruh positif terhdap frekuensi
perdagangan saham
Kusumawardani 2011
Ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,
jenis industri, leverage, reputasi auditor, umur
listing, public ownership, Profitabilitas dan public
ownership berpengaruh positif terhadap probabilitas
perusahaan dalam menerapkan IFR
Universitas Sumatera utara
26
foreign ownership, IFR Sari 2011
Ukuran perusahaan, kinerja keuangan,
ketersediaan internet, IFR Ukuran berpengaruh positif
terhadap praktik IFR, kinerja keuangan ketersediaan
internet berpengaruh secara tidak langsung
Hargyantoro 2010 IFR, tingkat pengungkapan informasi
website, frekuensi perdagangan saham
IFR dan tingkat pengungkapan informasi
website berpengaruh positif terhadap frekuensi
perdagangan saham perusahaan
Lai et al., 2009 Implikasi IFR terhadap
harga saham Perusahaan yang
menerapkan IFR dan perusahaan dengan tingkat
pengungkapan informasi yang tinggi cenderung
mempunyai abnormal return yang lebih besar dan
harga saham yang bergerak lebih cepat.
Ezat dan El-Masry 2008
Corporate governance dan timeliness IFR.
Terdapat hubungan yang positif antara ketepatan
waktu IFR dengan ukuran perusahaan, sektor industri,
likuiditas, struktur kepemilikan, komposisi
dewan direksi dan ukuran dewan direksi.
Chariri dan Lestari 2005
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage,
reputasi auditor, profitabilitas, tipe
industri, umur listing dan IFR
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi
auditor, umur listing berpengaruh terhadap
praktek IFR
Lodhia et al. 2004 Pengungkapan informasi
keuangan di website Di Australia pelaporan
perusahaan melalui internet sedang berkembang tapi
perusahaan- perusahaan tersebut tidak secara
maksimal menggunakan internet untuk
mengungkapkan informasi keuangan pada pemegang
Universitas Sumatera utara
27
saham.
Ettredge et. al., 2002
Ukuran perusahaan, reputasi perusahaan dan
penyajian informasi sukarela
Ukuran perusahaan dan reputasi perusahaan
berpengaruh terhadap penyajian semua informasi
yang bersifat sukarela
2.7. Kerangka Konseptual