49
variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square
dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda Ghozali,2006. Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox Snell
R Square dengan nilai maksimumnya.
Tabel 4.11 Tabel Nagelkerke R Square
Step -2 Log
likelihood Cox Snell
R Square Nagelkerke R
Square 1
44.170
a
.312 .454
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel 4.11 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari
hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0.454 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen adalah sebesar 45.4, sisanya sebesar 54,6 100-45.4 dijelaskan variabilitas variabel-variabel lain di luar model
penelitian.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu Kualitas Audit ADTR, leverage DER,
ukuran perusahaan SIZE, dan Opini audit tahun sebelumnya PRIOR terhadap
Universitas Sumatera Utara
50
opini going concern. Metode regresi logistik dapat dilihat dalam tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis
56 100.0
Missing Cases .0
Total 56
100.0 Unselected Cases
.0 Total
56 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Sumber: Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.12 maka diperoleh hasil analisa sebagai berikut
a. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 56 sampel, dan seluruh sampel
telah diperhitungkan kedalam pengujian hipotesis b.
Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan missing dengan nilai variabel dummy : 1 untuk opini going concern dan 0 untuk opini non
going concern. c.
Metode yang digunakan adalah metode enter dimana dengan metode ini seluruh variabel independen disertakan dalam pengolahan data untuk
mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam uji regresi pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada Variabel in the Equation. Dalam uji hipotesis
Universitas Sumatera Utara
51
dengan regresi logistic cukup dengan melihat Variabel in the Equation, pada kolom significant dibandingkan dengan tingkat kealpahan 0,05 5. Apabila
tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima.
Tabel 4.13 Uji Koefisien Regresi
Variables in the Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
95.0 C.I.for EXPB
Lower Upper Step 1
a
ADTR -.814 1.392
.342 1
.559 .443
.029 6.783
DER .075
.045 2.796
1 .095
1.078 .987
1.178 LN_SIZE -.114
.143 .638
1 .424
.892 .674
1.181 PRIOR
3.049 .845 13.015
1 .000
21.094 4.025 110.550 Constant -1.109 2.041
.295 1
.587 .330
a. Variables entered on step 1: ADTR, DER, LN_SIZE, PRIOR.
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel 4.13 diatas telah menunjukkan hasil pengujian dengan regresi
logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh persamaan regresi logistik berikut :
���� = -1.109 - 0.814 ADTR + 0.075 DER – 0.114 SIZE + 3.049 PRIOR
+ ε
Konstanta sebesar -1.109 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai kualitas audit, leverage, debt to equity ratio, dan opini audit tahun
sebelumnya, maka kemungkinan penerimaan opini going concern adalah sebesar - 1.109.
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 4.14 Hasil Hipotesis
N0 Hipotesis
Beta Sig
Kesimpulan
1 H1
-0.814 0.559
Tidak Didukung 2
H2 0.075
0.095 Tidak didukung
3 H3
-0.114 0.424
Tidak Didukung 4
H4 3.049
0.000 Didukung
Berdasarkan tabel 4.14 maka diperoleh hasil uji regresi logistik. Hasil pengujian hipotesis adalah
H1 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap penerimaan opini going
concern. Kualitas Audit pada tabel di atas menunjukkan koefisien negatif sebesar -0.814 dengan tingkat signifikansi 0.559 0.05 yang
berarti H1 tidak dapat didukung atau kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit
going concern.
H2 : Leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern. Debt to equity ratio pada tabel di atas menunjukkan koefisien positif sebesar 0.075 dengan tingkat signifikansi 0.095
0.05 yang berarti H2 tidak dapat didukung atau pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap opini audit going concern.
H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern. Ukuran perusahaan pada tabel di atas menunjukkan koefisien negatif sebesar -0.114 dengan tingkat signifikansi 0.424
Universitas Sumatera Utara
53
0.05 yang berarti H3 tidak dapat didukung atau ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern.
H4 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya pada tabel di atas menunjukkan koefisien positif sebesar 3.049 dengan tingkat
signifikansi 0 0.05 yang berarti H4 dapat didukung atau opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap opini audit going concern .
4.5 Hasil Penelitian dan Pembahasan