43
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu opini audit going concern GCAO, merupakan skala nominal yang menggunakan
variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going
concern diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang menerima opini audit going concern sebanyak 15 perusahaan
atau 26,8 sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern sebanyak 41 perusahaan atau 73,2.
4.2 Pengujian Data
4.2.1 Uji Multikoliniearitas
Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel- variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi antar variabel-
variabel tersebut berarti terjadi problem multikolinearitas multikol. Sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki
problem multikolinearitas. Uji multikolineritas disini dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerence. Jika angka
tolerance mempunyai angka 0,10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikoliniearitas dengan variabel lainnya.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficien
ts t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Toleran ce
VIF 1
Constant .262
.276 .949
.347 ADTR
-.061 .164
-.042 -.371 .712
.958 1.044 DER
.012 .005
.260 2.254 .029
.942 1.062 LN_SIZE
-.015 .019
-.093 -.790 .433
.905 1.105 PRIOR
.538 .112
.567 4.789 .000
.893 1.120 a.
Dependent variable: GCAO Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa tidak ada gejala
mulikoliniearitas antar variabel independen dalam penelitian ini. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari
0,10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih besar dari 10. Hal ini terjadi bahwa tidak ada masalah multikoliniearitas antara independennya.
4.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi penggangu pada periode tahun berjalan dengan
kesalahan penggangu pada periode sebelumnya. Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
durbin-watson. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
45
a. 1,65 DW 2,35 tidak terjadi autokorelasi
b. 1,21 DW atau 2,35 DW 2,79 tidak dapat disimpulkan
c. DW 1,21 atau DW 2,79 terjadi autokorelasi
Tabel 4.7 Uji Autokolerasi
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.601
a
.362
.312 .371
2.194
a. Predictors: Constant, PRIOR, ADTR, DER, LN_SIZE b. Dependent Variable: GCAO
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.7 durbin-watson dapat dilihat dari nilai tabel durbin-
watson DW sebesar 2.194. Dengan analisis 1.65 2.194 2.35. Hal ini
berarti tidak terjadi autokorelasi pada regresi dan residualnya random.
4.3 Pengujian Model