PENUTUP Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

105

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Jaringan Bambu merupakan sebuah jaringan yang dibentuk oleh masyarakat etnis Tionghoa di seluruh kawasan Asia Tenggara dalam menjalankan kegiatan bisnis. Jaringan bambu dibentuk oleh para pengusaha atau pebisnis berdarah Tionghoa atau Cina yang meliputi pengusaha Tionghoa dari Malaysia, Vietnam, Indonesia, Singapura, Thailand, zona pantai Cina Tiongkok dan Taiwan. Anggota jaringan bambu adalah pemain penting dalam transisi kebijakan Cina dari totaliter menjadi arah perdagangan dan pasar serta ekspansi ekonomi sangat cepat.Para pengusaha etnis Cina sangat tangguh dalam urusan perdagangan diluar negara asal mereka sehingga perekonomian negara Tiongkok sendiri menjadi terangkat dan semakin maju.Hal ini mengukuhkan pebisnis Cina sebagai kompetitor yang patut diwaspadai oleh para pebisnis dari barat seperti Eropa dan Amerika. Pengusaha Tionghoa atau Cina memiliki landasan dalam berbisnis yakni bekerja sama dengan kerabat atau rekan yang juga memiliki kesamaan etnis dengan mereka. Kerabat, keluarga atau rekan sesama etnis Tionghoa dianggap lebih dekat dan dapat dipercaya untuk menjalankan suatu usaha atau menjalin kerja sama untuk memajukan perusahaan. Pengusaha atau pebisnis Tionghoa juga memiliki prinsip hidup yang membuat mereka menjadi bangsa yang maju saat ini yaitu prinsip bekerja keras, berhemat dan tekun.Prinsip-prinsip demikian mereka terapkan dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi dan pendidikan.Dari aspek ekonomi sudah terlihat jelas bahwa bekerja keras dan bertekun sangat diamalkan Universitas Sumatera Utara 106 oleh masyarakat etnis Tionghoa sehingga perekonomian mereka terus menerus berkembang dan masyarakat semakin lebih baik perekonomiannya.Sifat berhemat atau tidak menghambur-hamburkan harta juga menjadi kekuatan masyarakat untuk dapat bertahan hidup di tengah kehidupan yang tidak selalu stabil.Demikian juga dengan aspek pendidikan dimana prinsip tersebut juga berlaku. Dalam proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa masyarakat etnis Tionghoa Kota Medan sangat menghargai pendidikan dan menganggap pendidikan sebagai sebuah gerbang pembuka bagi seseorang untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup mereka dan bekerja keras juag tekun dalam menjalankan pendidikan. Dengan sikap demikian terlihat bahwa masyarakat etnis Tionghoa sangat teliti dan penuh dengan pertimbangan dalam menjalani pendidikan. Para orangtua etnis Tionghoa selalu memastikan apa pendidikan yang tepat untuk anak-anak mereka karena anak-anak tak hanya diharapkan untuk sukses untuk kehidupan pribadinya tetapi juga sukses menaikkan derajat orangtua dan keluarganya. Maka banyak para orangtua etnis Tionghoa yang sangat selektif dalam memberikan dorongan bagi anak-anak nya untuk mengejar pendidikan yang dianggap pantas dan sesuai dengan harapan orangtua sendiri. Tak hanya memberikan saran tetapi kadang kala orangtua cenderung memaksa anak-anak mereka untuk mengikuti kemauan orangtua saat menentukan pilihan jenis pendidikan, bidang ilmu yang akan dipelajari hingga tempat menempuh pendidikan tersebut. Dalam menentukan pilihan soal pendidikan, baik orangtua maupun anak- anak mereka mendapatkan informasi atau saran dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Informasi atau saran tersebut diberikan oleh orang-orang yang memiliki etnis yang sama dengan mereka seperti keluarga atau teman. Ini artinya bahwa ada Universitas Sumatera Utara 107 sebuah jaringan sosial yang terbentuk di dalam komunitas masyarakat etnis Tionghoa yang mampu mempengaruhi aspek kehidupan seseorang sampai ke persoalan pendidikan.Jaringan sosial ini mirip dengan jaringan bambu dimana kerjasama atau hubungan yang erat terjalin untuk mencapai suatu tujuan dilakukan hanya dengan sesama etnis Tionghoa saja. Kepercayaan dan rasa kesamaan sebagai sesama etnis Tionghoa sangat kuat didalam masyarakat sehingga segala informasi yang diperoleh akan di sebarkan dengan sesama rekan etnis Tionghoa dan akan dipertimbangkan dengan seksama. Beberapa alasan yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi tentang pemilihan pendidikan tinggi berkisar pada alasan saran orangtua dan keluarga atau teman dekat yang diberikan ketika seseorang akan memilih pendidikan tinggi mereka, kemudian adanya teman yang juga sesama etnis Tionghoa yang memilih melanjutkan pendidikan tinggi di kedua perguruan tinggi tersebut, serta kenyamanan berkuliah dengan beragam fasilitas di kampus yang dapat menunjang aktivitas perkuliahan para mahasiswanya. Selain itu ada juga alasan mengenai fleksibilitas jadwal perkuliahan sehingga memudahkan mahasiswa nya melakukan aktivitas lain diluar kegiatan perkuliahan seperti bekerja. Dari keterangan narasumber mereka mengetahui pengaturan jadwal yang demikian dari berbagai promosi dan juga informasi dari orang-orang terdekat mereka baik keluarga atau teman. Semua alasan-alasan yang dikemukakan oleh narasumber tak hanya dipengaruhi oleh jaringan sosial atau jaringan bambu dalam lingkup pergaulan masyarakat saja tetapi juga ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan perguruan tinggi seperti faktor ekonomi dan faktor budaya. Dari segi faktor ekonomi yang mendorong masyarakat termasuk didalamnya orangtua dan anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan tinggi Universitas Sumatera Utara 108 mereka antara lain kemudahan untuk seseorang mahasiswa menjalankan pekerjaan namun tetap berkuliah karena dengan bekerja para mahasiswa mampu membantu perekonomian keluarga dan membiayai kuliah mereka sendiri serta mendapatkan pengalaman kerja yang akan berguna kelak untuk pekerjaan mereka. Selain itu berkuliah di perguruan tinggi negeri atau di luar negeri dianggap lebih mahal dari segi biaya kuliahnya dan juga kampus tempat berkuliah cukup dekat dengan permukiman padat penduduk sehingga mudah dijangkau oleh mahasiswa secara ekonomis menjadi faktor yang mendorong pemilihan perguruan tinggi secara ekonomi.Lalu dari segi faktor budaya, yamng mempengaruhi pemilihan pendidikan tinggi dan perguruan tinggi adalah prinsip hidup etnis Tionghoa yang sangat bekerja keras dan itu diterapkan ke setiap generasi. Anak-anak yang telah menyelesaikan sekolah menengah maka akan diarahkan untuk mencari jalan mengatur masa depan mereka salah satunya lewat pendidikan. Pendidikan sangat penting sehingga para orangtua mengarahkan anak-anak mereka untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi dan dalam memilih pendidikan tinggi maka yang akan dilihat adalah bidang ilmu yang ditawarkan dan bagaimana jenis perguruan tinggi yang menjadi tempat menuntut ilmu. Didukung dengan budaya kerja yang keras dan banyaknya orang-orang Cina yang bergelut didunia bisnis atau dagang maka bidang ilmu yang dipilih juga berkaitan dengan ekonomi.Untuk perguruan tingginya dipilih perguruan tinggi yang memberikan jadwal kuliah yang fleksibel agar para mahasiswa nya dapat bekerja sambil berkuliah dan ini merupakan salah satu budaya kerja keras. Pola pemikiran masyarakat etnis Tionghoa yang selalu menjunjung pendidikan dan juga pekerjaan membuat munculnya beragam kampus yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan perguruan tinggi yang Universitas Sumatera Utara 109 menjembatani keinginan masyarakat untuk menjalankan kegiatan kuliah sambil bekerja. Kuliah sambil bekerja dianggap penting karena dapat membantu perkonomian keluarga termasuk membuat para mahasiswa mampu membiayai uang kuliahnya sendiri tanpa dibantu lagi oleh orangtua, selain itu dengan kuliah sambil bekerja dapat memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa sehingga lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang cocok di masa depan mereka. Dengan memilih pendidikan yang dianggap tepat dan cocok bagi suksesnya masa depan seseorang maka status sosial mereka dihadapan masyarakat baik sesama etnis Tionghoa atau etnis lainnya juga secara otomatis akan naik. Anggapan tersebut diharapkan akan menimbulkan efek pandangan orang lain melihat bahwa seseorang yang berkuliah di sebuah kampus swasta dan dengan bidang ilmu yang banyak diperlukan di dunia kerja menjadi sesorang yang sukses memiliki pekerjaan yang bagus dan finansisal mereka akan terjamin. Selain budaya kerja tersebut faktor kesamaan etnis juga menjadi alasan memilih sebuah perguruan tinggi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dengan berkuliah di sebuah lembaga pendidikan yang didalamnya banyak masyarakat etnis Tionghoa semakin memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi seseorang etnis Tionghoa untuk menjalankan kegiatan perkuliahannya ditambah lagi dengan adanya unsur unsur kebudayaan etnis Tionghoa atau Cina yang ada di dalam sebuah perguruan tinggi seperti diajarkannya bahasa Mandarin yang menjadi salah satu mata kuliah dalam kedua kampus tersebut. Hal ini tentu semakin menguatkan budaya Tionghoa dan membuat masyarakat tertarik, khususnya masyarakat etnis Tionghoa, untuk menempuh pendidikan tinggi di kedua perguruan tinggi tersebut. Universitas Sumatera Utara 110 5. 2 Saran Adapun saran-saran yang dapat di kemukakan dalam hasil penelitian tentang pemilihan pendidikan tinggi pada masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan antara lain : 1. Jaringan bambu masyarakat etnis Tionghoa memiliki beragam dampak positif seperti menguatkan hubungan sosial sesama etnis Tionghoa dalam berbagai hal termasuk kegiatan kerja sama dalam bidang pekerjaan. Jaringan bambu menggambarkan bagaimana para pengusaha etnis Tionghoa saling bertukar informasi atau menjalin kerja sama untuk meningkatkan usaha mereka dan menguasai perekonomian dunia. Masyarakat etnis lainnya di Indonesia dapat mengambil contoh dari jaringan bambu etnis Tionghoa untuk semakin memajukan kehidupan masyarakat terutama di bidang ekonomi, bahkan menjadikan jaringan bambu sebagai landasan bagi masyarakat untuk menjalankan kegiatan perekonomian sehingga berdampak positif bagi kehidupan masyarakat secara luas. Namun sebaiknya beberapa prinsip jaringan bambu yang mungkin dapat diterapkan pada masyarakat diluar etnis Tionghoa disesuaikan dengan keadaan masyarakat Indonesia sehingga tak hanya satu etnis yang memiliki kemajuan tetapi juga seluruh etnis di Indonesia. 2. Setiap masyarakat memiliki pola pemikiran yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya demikian juga dengan masyarakat etnis Tionghoa. Masyarakat etnis Tionghoa di Kota Medan cenderung sangat tertutup untuk beberapa hal misalnya pola pergaulan yang cenderung eksklusif Universitas Sumatera Utara 111 dengan sesama etnis Tionghoa. Perlu adanya sikap dan pemikiran yang terbuka dalam diri masyarakat etnis Tionghoa khususnya di Kota Medan untuk menjalin interaksi yang lebih intensif dengan masyarakat etnis lainnya sehingga tidak akan menimbulkan prasangka negatif terhadap etnis mereka oleh masyarakat yang bukan berasal dari etnis Tionghoa. Apalagi dengan situasi sosial dan politik di Indonesia yang lebih kondusif dibandingkan dengan era orde baru yang lebih mengintimidasi hak-hak masyarakat etnis Tionghoa seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat etnis Tionghoa untuk tidak takut akan diskriminasi dan lebih dalam serta erat menjalin hubungan sosial dengan masyarakat yang berasal dari etnis atau suku lainnya. 3. Dalam dunia pendidikan terlihat bagaimana masyarakat etnis Tionghoa seakan terbagi dalam kelompok-kelompok sesama etnis Tionghoa yang mendiami suatu lembaga pendidikan. Seharusnya ada keterbukaan yang lebih di publikasikan kepada masyarakat etnis Tionghoa untuk tidak secara berkelompok menempuh pendidikan di sebuah lembaga pendidikan saja tetapi lembaga pendidikan lain juga dapat menerima masyarakat etnis Tionghoa untuk masuk ke lembaga pendidikan tersebut agar terjadi pembauran didalam masyarakat kota Medan. 4. Lembaga Pendidikan seperti perguruan tinggi yang bergerak dalam pendidikan tinggi khususnya perguruan tinggi berjenis negeri dapat mempelajari konsep perkuliahan yang di terapkan oleh perguruan tinggi berjenis swasta agar dapat menarik mahasiswa etnis Tionghoa untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri. Selama ini konsep Universitas Sumatera Utara 112 perkuliahan di perguruan tinggi negeri dirasakan kurang menarik para calon mahasiswa yang berasal dari etnis Tionghoa. Jadi sebaiknya perguruan tinggi negeri dapat mempelajari dan mengambil intisari dari konsep perkuliahan di perguruan tinggi swasta agar kualitas perguruan tinggi negeri semakin meningkat dan mahasiswa atau calon mahasiswa etnis Tionghoa tidak ragu untuk memilih kuliah di sana. Universitas Sumatera Utara 25

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Modal Sosial Nelayan Etnis Tionghoa (Studi Pada : Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

0 55 116

Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Taoisme : Studi Kasus Masyarakat Tionghoa di Medan

2 64 138

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie) Ibbi Medan

2 48 173

Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan

22 135 87

Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

0 0 1

Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

0 0 18

Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

0 0 21

Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

0 1 7

Jaringan Bambu (Bamboo Network) Dalam Memilih Pendidikan Tinggi Pada Masyarakat Etnis Tionghoa Medan (Studi Kasus di Universitas Prima Indonesia dan STIE & STMIK IBBI Medan)

0 0 2