8
Gambar 2.1. Anatomi Mata Sumber : National Eye Institute. 2013
2.2. Fisiologi Refraksi
2.2.1. Prinsip Refraksi
Hasil pembiasaan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, vitreus humor , aqueus humor, lensa, dan panjangnya bola
mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah
melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda
tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat. Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau 66 atau 100.
Bila media penglihatan, seperti kornea, lensa dan badan kaca keruh maka sinar tidak dapat diteruskan ke makula lutea. Pada keadaan media penglihatan keruh
maka penglihatan tidak akan normal. Keseimbangan dalam pembiasaan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan, kelengkungan kornea, dan panjangnya bola
mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat
Universitas Sumatera Utara
9
melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Bila terdapat kelainan pembiasaan sinar oleh kornea mendatar atau mencekung atau adanya perubahan
panjang lebih panjang atau lebih pendek bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat
berupa miopia, hipermetropia, atau astigmat Ilyas, 2010.
2.2.2. Akomodasi
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasaan lensa bertambah
kuat. Kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi mencembung. Kekuatan akomodasi
diatur oleh refleks akomodasi. Dikenal beberapa teori akomodasi seperti :
1. Teori Akomodasi Hemholtz : Dimana Zonula Zinn kendor akibat
kontraksi otor siliar sirkuler, mengakibatkan lensa yang elastis menjadi cembung dan diater menjadi kecil.
2. Teori akomodasi Thsemig : Dasarnya adalah bahwa nukleus lensa tidak
dapat berubah bentuk, tetapi yang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa superfisial atau korteks lensa. Pada waktu akomodasi terjadi
tegangan pada zonula zinn sehingga nukleus lensa terjepit dan bagian superfisial di depan nukleus akan mencembung Ilyas, 2010
Pada keadaan istirahat, lensa dipertahankan berada dalam keadaan tegang oleh ligamentum lensa. Karena bahan lensa bersifat lentur dan kapsul lensa
memiliki elastisitas yang tinggi, lensa tertarik menjadi gepeng. Apabila pandangan diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini
mengurangi jarak antara tepi badan siliaris dan melemaskan ligamentum lensa sehingga lensa mengerut mengambil bentuk yang lebih cembung Ganong, 2008.
Universitas Sumatera Utara
10
2.3. Computer Vision Syndrome