Pembahasan Karakteristik Penderita Kanker Paru Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2014

Distribusi data pasien berdasarkan jenis kanker paru dapat dilihat pada tabel di atas yaitu dengan jenis sel kanker yang terbanyak yaitu adenokarsinoma sebanyak 70 orang 49,3, sel skuamus karsinoma sebanyak 41 orang 28,9, Ca paru tidak spesifik sebanyak 31 orang 21,8 pada tahun 2014.

5.3. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada 142 pasien kanker paru yang datang berobat ke RSUP HAM dan dirujuk ke Departemen Pulmonologi pada periode Januari 2014 hingga Desember 2014. Pada tabel 5.2.1. menunjukkan kelompok usia tertinggi di atas usia 40 tahun yaitu sebanyak 135 orang 95,1 dibandingkan dengan kelompok usia ≤ 40 tahun yaitu sebanyak 7 orang 4,2. Hasil ini sesuai dengan Jurnal Kesehatan Andalas yang menunjukkan penderita karsinoma paru terbanyak berusia 40 tahun yaitu sebanyak 85,2 dan rata-rata berusia 56,29 ± 13,30 tahun. Nilai rata-rata usia pasien 40 tahun menunjukkan semakin meningkat usianya, semakin meningkat penderita karsinoma paru. Usia merupakan faktor resiko penting terjadinya kanker. Insiden kanker semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Hal ini karena semakin banyaknya pajanan faktor resiko dan kemampuan sistem imun yang semakin menurun Hulma, 2014. Penelitian Aisah 2013 menunjukkan pasien kanker paru terjadi pada usia rata-rata sekitar 57 tahun yaitu sekitar 29,85. Selama proses penuaan, kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan sel menurun dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam proses metabolisme. Hal ini meningkatkan proses karsinogenesis dalam tubuh. Kemudian menurut penelitian Surjanto 2010, berdasarkan kelompok umur, maka paling banyak didapatkan pada penderita berusia diatas 40 tahun yaitu sebesar 54 orang 94,8 sedangkan kelompok umur dibawah 40 tahun terdapat 3 orang 5,2. Menurut Mahesh 2012, rata –rata umur pasien kanker paru adalah 56,78 ± 13,32 tahun. Berdasarkan penelitian yang lain, kelompok umur 51-60 tahun yaitu sebanyak 64 penderita 38,32 dan diikuti 41-50 tahun sebanyak 36 penderita 21,55 sedangkan yang Universitas Sumatera Utara terendah pada kelompok umur kurang dari 11-20 tahun sebanyak 2 orang Soeroso, 2014. Tabel 5.2.2 menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih cenderung terdiagnosa dengan kanker paru yaitu sebanyak 117 orang 82,4 dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 orang 17,6. Ada sebanyak 128 laki-laki terdiagnosa dengan kanker paru dibandingkan dengan perempuan yaitu sebanyak 42 orang Mahesh, 2012. Pada penelitian Surjanto 2010, jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita kanker paru dibandingkan dengan perempuan yaitu pada laki-laki sebanyak 40 orang 70 dan 17 orang perempuan 30. Menurut Icksan 2008, pasien laki-laki sebanyak 18 orang 64,3 dan 10 pasien perempuan 35,7. Kebanyakan pasien kanker paru adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 76,12 dan rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Menurut teori, perbandingan ini cukup signifikan antara laki-laki dan perempuan karena laki –laki mempunyai kebiasaan merokok Aisah, 2013. Menurut penelitian Hulma 2014, penderita karsinoma paru sebagian besar adalah laki-laki 71.1. Berdasarkan penelitian Soeroso 2014, penderita kanker paru paling banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 83,43 dan dalam kalangan orang bukan perokok terutama perempuan, asap tembakau lingkungan bertanggungjawab terhadap sekitar 3.000 kematian kanker paru di Amerika Serikat setiap tahun. Menurut tabel 5.2.3,riwayat merokok menunjukkan sebanyak 115 orang 81,0 merokok dan 27 orang 19,0 yang lain tidak merokok. Riwayat merokok sebagai perokok aktif terbanyak yaitu 66,4 Hulma, 2014. Berdasarkan suatu penelitian, didapatkan 40 orang 70 dengan riwayat merokok dan 17 orang 30 yang tidak pernah merokok. Asap rokok dapat menyebabkan mutasi gen dan formasi DNA sehingga bias memacu kanker paru Surjanto, 2010. Pada penelitian Soeroso 2014, penderita rokok terbanyak dijumpai pada laki-laki 85,62 dan pada penderita yang tidak merokok terbanyak dijumpai pada perempuan sekitar 14,37. Hal ini karena perokok mempunyai resiko 22 kali lebih sering meninggal akibat Universitas Sumatera Utara kanker paru dibandingkan dengan orang yang bukan perokok dan lebih dari 63 jenis bahan yang dikandung asap rokok itu bersifat karsinogen. Berdasarkan tabel 5.2.4, Indeks Brinkman menunjukkan sebanyak 84 orang 59,2 tergolong dalam kelompok perokok berat sedangkan sekitar 26 orang 18,3 tergolong dalam perokok sedang dan perokok ringan sekitar 32 orang 22,5. Hasil ini sesuai dengan penelitian Hulma 2014 yang menunjukkan sekitar 63 penderita kanker paru yaitu sekitar 49,2 mempunyai derajat merokok yang berat diikuti dengan sebanyak 22 orang yaitu sekitar 17,2 mempunyai derajat merokok yang sedang dan sebanyak 43 orang penderita kanker yaitu sekitar 33,6 mempunyai derajat merokok yang ringan. Berdasarkan tabel 5.2.5,gejala klinis yang paling utama adalah sesak napas sebanyak yaitu sebanyak 77 orang 54,2, diikuti dengan nyeri dada sebanyak 32 orang 22,5, batuk sebanyak 29 orang 20,4 dan batuk berdarah sebanyak 4 orang 2,8. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa penderita sesak napas sebanyak 73 orang 43,71, nyeri dada sekitar 53 orang 31,73 diikuti oleh batuk darah dan batuk. Menurut Aisah 2013, keluhan yang paling utama adalah sesak napas sebesar 53,73. Penyebab utama terjadi sesak napas adalah disebabkan oleh tumor yang menggangu sistem pernapasan atau komplikasi yang timbul akibat kanker pneumonia obstruktif dan efusi pleura pasca kemoterapi atau infeksi. Kemudian kecemasan atau takut mati juga sering menyebabkan sesak napas Soeroso, 2014. Tabel 5.2.6 menunjukkan pekerjaan terpapar karsinogen yang paling tinggi adalah petani sebanyak 43 orang 30,3, diikuti dengan wiraswasta sebanyak 42 orang 29,6, pegawai negeri sebanyak 14 orang 9,9, ibu rumah tangga sebanyak 12 orang 8,5, nelayan sebanyak 6 orang 4,2, supir sebanyak 1 orang 7 dan pekerjaan lainnya sebanyak 24 orang 16,9. Hasil ini sesuai dengan penelitian Soeroso 2014 yang menunjukkan pekerjaan utama yang menimbulkan faktor resiko kanker paru adalah pekerjaan petani sebanyak 62 orang 37,12. Penelitian Hulma 2014 juga menunjukkan jenis pekerjaan yang terpapar karsinogen sebesar 53,9 dan profesi sebagai petani sebesar 46,6. Hal ini karena kebanyakan Universitas Sumatera Utara penderita karsinoma paru berasal dari pekerjaan yang terpapar karsinogen. Karsinogen berasal dari polusi udara akibat pembakaran batu bata dan biomassa, agen di lingkungan pekerjaan seperti asbestos dan radon, logam berat seperti arsen dan pestisida pertanian. Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kanker paru adalah pemeriksaan sitologi. Dari tabel 5.2.7. jenis kanker paru yang paling banyak diderita pasien kanker paru adalah adenokarsinoma yaitu sebanyak 70 orang 49,3, diikuti dengan sel skuamus karsinoma sebanyak 41 orang 28,9, dan Ca paru tidak spesifik sebanyak 31 orang 21,8. Pada penelitian Mahesh 2012 yang menunjukkan bahwa sel adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang tertinggi diderita oleh pasien kanker paru yaitu sekitar 30 orang 42,9, diikuti oleh Ca paru tidak spesifik sebanyak 23 orang 32,9, sel skuamus sebanyak 7 orang 10, sel kecil karsinoma sekitar 8 orang 11,4 dan sel besar karsinoma sebanyak 2 orang 2,9. Berdasarkan penelitian Soeroso 2014, dijumpai pada pemeriksaan histopatologi sekitar 99 KPKBSK, yaitu terdiri dari adenokarsinoma 95, sekitar 62 merupakan sel skuamus karsinoma dan karsinoma sel besar sekitar 5,98. Menurut teori Aisah 2013, jenis kanker paru tergantung pada jenis rokok yang dihisap filter dan nonfilter serta komposisi rokok tersebut. Asap dari rokok nonfilter terhirup dangkal , sehingga zat-zat karsinogenik yang masuk melalui saluran napas terdeposisi pada bronkus yang menyebabkan timbulnya karsinoma sel skuamosa. Asap rokok filter terhirup lebih dalam sehingga deposisi zat-zat karsinogenik pada bagian perifer bronkus sehingga timbulnya adenokarsinoma. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan