BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dalam kedokteran gigi seiring dengan perkembangan pada sistem dental adhesive. Selain
itu kebutuhan masyarakat akan estetika akhir-akhir ini juga sangat meningkat yang didukung pengetahuan teknologi restorasi baik bahan maupun prosedurnya agar bisa
memberikan penampilan yang alami seperti gigi asli. Bertolak belakang dengan keunggulan resin komposit ini, polymerization shrinkage seringkali menjadi masalah
utama yang dapat menyebabkan kegagalan awal ikatan antara komposit dan dentin, terbentuknya celah interfasial, sehingga dapat menimbulkan celah mikro, diskolorasi
tepi, serta karies sekunder.
6,8,9
Untuk memecahkan masalah tersebut maka digunakan Stress Decreasing Resin SDR sebagai intermediate layer.
2.1 Sistem Adhesif
Adhesif berasal dari bahasa latin adhaerere yang merupakangabungan dari kata, ad, atau to dan adhaerere atau to stick. Menurut terminologi, adhesi atau
bonding adalah perlekatan antara satu subtansi dengan yang lain. Adhesif atau adheren atau disebut juga dengan agen bonding atau sistem adhesif, diartikan
sebagai material yang ketika diaplikasikan kepermukaan bahan dapat mengikat satu sama lain Gambar 1.
18,19
Adhesi merupakan proses pembentukan dari penggabungan bahan, yang terdiri dari 2 substrat secara bersama. Adhesi dapat digolongkan sebagai adhesi fisik,
adhesi kimiawi dan adhesi mekanik, dan perlekatan resin ke struktur gigi adalah hasil dari empat mekanisme yakni mekanisme mekanik mekanisme difusi
mekanisme absorpsi dan kombinasi dari ketiga mekanisme tersebut. Sistem adhesif membentuk ikatan yang adekuat, tahan lama terhadap pemakaian dan penyerapan
air, stabilisasi warna baik, mempunyai kontak yang rapat antara adhesif dan substrat enamel dan dentin dan tidak menimbulkan toksik.
15,19,20
Gambar 1. Defenisi terminologi sistem adhesif
21
2.1.1 Klasifikasi Sistem Adhesif
Menurut Van Meerbeek dkk mengklasifikasikan sistem adhesif menjadi dua bagian besar yakni total etch dan self-etchGambar 2.
15
Gambar 2. Klasifikasi mekanisme sistem adhesif.
15
2.1.1.1 Total-Etch Adhesif Etch-and-Rinse
Teknik etsa asam dengan aplikasi asam posfat 35-37 digunakan untuk memperoleh ikatan mekanik antara bahan restorasi resin komposit dan struktur gigi.
Asan posfat 37 yang diaplikasikan dalam waktu singkat, akan menghasilkan pori- pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir jika
ditempatkan kedalam kavitas sehingga memberikan tambahan retensi mekanis pada
restorasi dan mengurangi kemungkinan kebocoran tepi antara permukaan restorasi dan struktur gigi.
22
Total-etch terbagi menjadi dua yakni total etch three step dan total etch two step. Total etch three step terdiri dari tiga tahap aplikasi yakni aplikasi conditioner
atau etsa asam,primer atau promoting agent dan tahap bonding, sistem adhesif ini merupakan generasi ke-4 dalam sistem bonding. Kemudian untuk menyederhanakan
langkah prosedur klinis sistem adhesif diperkenalkanlah total etch two step terdiri dari penggabungan primers dan resin adhesif kedalam satu larutanyang diaplikasikan
setelah mengetsa enamel dan dentin, sehingga terdiri dari dua tahap aplikasi yakni tahap etching dan rinsing. Sistem ini termasuk dalam generasi ke -5 sistem bonding
dan paling efektif, efesien serta memiliki perlekatan yang stabil terhadap enamel.
23
Sistem bonding ini menghasilkan mechanical interlocking dengan dentin yang dietsa melalui resin tag, ikatan adhesif lateral dan formasi hybrid layer sehingga
menunjukkan nilai kekuatan bonding yang cukup tinggi baik dengan enamel maupun dentin Gambar 3. Keberhasilan sistem bonding ini dapat dicapai namun sensitivitas
setelah perawatan, waktu aplikasi bahan dan sulitnya mendapatkan permukaan dentin dengan kelembaban yang ideal menjadi permasalahan.
Gambar 3. Bonding dentin menggunakan total etch
19
2.1.1.2 Adhesif Self-Etch
Sistem ini semakin berkembang dimulai dengan sistem self-etch yang terdiri dari dua tahap aplikasi hingga satu tahap aplikasi. Self-etch two step termasuk dalam
generasi ke-6, sistem ini terdiri dari tahap aplikasi resin self etch, kemudian dilanjutkan dengan tahap aplikasi resin adhesif. Pada sistem adhesif ini resiko
kolapsnya kolagen dapat diminimalisasi, namun larutan harus diperbaharui secara terus menerus karena formulasi liquidnya tidak dapat dikendalikan. Sedangkan self-
etch one step yang merupakan generasi ke-7 dikombinasikan dalam satu kemasan sehingga terdiri dari satu tahap aplikasi saja dan hal ini berkaitan erat dengan
pengurangan prosedur restorasi yang menjadi lebih singkat.
8,14
Bahan adhesif self-etch dapat diaplikasikan secara langsung pada permukaan dentin yang sudah dipreparasi. Bahan ini mengandung monomer asam yang
digabungkan dengan monomer hidrofilik sehingga etsa dan primer bekerja secara simultan. Bahan primer yang terkandung didalam bahan adhesif dapat berpenetrasi
langsung kedalam tubuli dentin bersamaan dengan asam dan resin bonding Gambar 4. Unsur-unsur yang terkandung didalam bahan primer berpolimerisasi di dalam
tubuli dentin dan bergabung dengan debris di dalam saluran akar smear plug sehingga dapat mengurangi atau bahkan mencegah sensitivitas setelah perawatan. Hal
ini juga akan menghasilkan nilai kekuatan rekat komposit resin yang tinggi pada dentin.
22,23
Gambar 4. Bonding dentin menggunakan self etch primer
19
2.1.2 Perlekatan pada Enamel
Secara mikroskopik, email terdiri dari prisma-prisma email yang saling berkaitan dan tersusun rapi. Kemudian antara prisma-prisma terdapat substansi
interprisma yang juga tersusun rapi, berisikan kristal hidroksi apatit yang akan larut oleh pengetsaan, sehingga permukaan email yang telah teretsa akan berbentuk
rongga-rongga seperti sarang lebah. Rongga ini akan menjadi retensi mekanik bagi bahan bonding yang dikenal dengan istilah resin tag. Mekanisme dasar dari
perlekatan resin-enamel adalah pembentukan resin tag didalam permukaan enamel Gambar 5. Email yang telah teretsa memiliki energi permukaan yang tinggi dan
memungkinkan resin dengan mudah membasahi permukaan serta menembus sampai kedalam mikroporus, kegunaan etsa asam adalah untuk menghilangkan smear layers
dan terutama untuk melarutkan kristal hidroksiapatit pada permukaan luar di antara permukaan lainnya.Etsa asam mengubah permukaan enamel yang halus menjadi
sebuah permukaan yang tidak beraturan dan meningkatkan energi permukaan. Resin yang masuk ke dalam mikroporus akan terpolimerisasi untuk membentuk ikatan
mekanik atau resin tag yang menembus 10-21µm ke dalam porus email.
19,25
Gambar 5. Scanning Electron Microscopy ruang intertubular dan tubulus dentin yang terbuka pada dentin yang dietsa A. Pandangan cross-
sectionalmicromechanical retention sistem perlekatan pada dentin. Gambaran skematik komposit, hybrid layer dengan microtags dan
tubulus dengan resin microtags setelah larut dengan dentin B.
Resin tags yang terbentuk di sekitar enamel rods, yaitu diantara prisma- prisma enamel disebut dengan macrotags dan jaringan halus dari beberapa small tags
yang terbentuk di tiap-tiap ujung rod di tempat larutnya kristal hidroksiapatit disebut dengan microtags.Pembentukan microtag dan macrotag dengan permukaan enamel
merupakan mekanisme dasar dari perlekatan resin dan enamel, karena smear layer labil terhadap asam.
25
2.1.3 Perlekatan pada Dentin
Perlekatan bahan adhesif ke dentin tidak terlepas dari keadaan struktur dentin itu sendiri. Tidak seperti email yang komposisinya lebih banyak mengandung mineral
anorganik kristal hidroksiapatit. Dentin merupakan jaringan hidup, dentin bersifat heterogen dan memiliki kandungan anorganik hidroksiapatit 50 volume, bahan
organik khususnya kolagen tipe 1 30 volume dan cairan 20 volume. Kandungan air yang tinggi membuat persyaratan lebih ketat untuk bahan yang dapat secara
efektif menjembatani antara dentin dan bahan restorasi.
20,24
Perlekatan pada dentin menjadi sulit dengan keberadaan smear layer. Smear layer merupakan lapisan debris
organik yang terdapat pada permukaan dentin akibat preparasi. Smear layer menghalangi tubulus dentin dan berperan sebagai barier, sehingga menurunkan
permeabilitas dentin dan sangat membantu bahan bonding yang bersifat hidrofobik dan menutupi tubulus dentin Gambar 6. Smear layer melalui pengetsaan akan
dihilangkan, sehingga menyebabkan tubulus dentin terbuka. Pengetsaan terhadap intertubular dan peritubular dentin mengakibatkan penetrasi dan perlekatan bagi
bahan bonding sehingga membentuk hybrid layer. Hybrid layer merupakan perlekatan resin adhesif yang terpolimerisasi dengan fibril kolagen pada sistem total
etch dan sisa kristal hidroksiapatit pada sistem self-etch menghasilkan struktur interfasial.
Gambar 6. SEM Scanning Electron Micrograph smear layer pada dentin.
26
2.2 Resin Komposit
Kandugan utama resin komposit adalah matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua komponen bahan tersebut, beberapa komponen lain
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling silane diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi
anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan untuk polimerisasi dini bahan penghambat seperti hidroquinon. Komposit harus pula mengandung
pigmen untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur gigi.
27
Bahan komposit kedokteran gigi mengandung monomer yang merupakan diakrilat aromatic atau alipatik. bis-GMA, urethane dimetakrilat UEDMA dan
trietilen glikol dimetakrilat TEGDMA adalah dimetakkrilat yang umum digunakan dalam komposit gigi Gambar 7.
27
Gambar 7. Kedua resin bis-GMA dan UEDMA digunakan sebagai basis resin, sementara TEGMA digunakan sebagai pengencer