monomer resin SDR yang berpolimerisasi. Polimerisasi modulator berinteraksi sinergis dengan foto-inisiator camphorquinone yang menghasilkan perkembangan
modulus yang lebih lambat, sehingga memungkinkan mengurangi stress polimerisasi tanpa mengurangi tingkat polimerisasi tanpa konvensi. pada dasarnya seluruh proses
foto-polimerisasi dimediasi oleh polimerisasi modulator terutama dibangun pada SDR yang memungkinkan lebih banyak rantai cabang propagasi, sehingga tidak
hanya memaksimalkan derajat konvensi tapi juga meminimalkan stress polimerisasi saat penyinaran dan berat molekul yang tinggi disekitar pusat modulator memberikan
fleksibilitas dan struktur jaringan resin SDR yang baik Gambar 10.
12
Gambar 10. Struktur kimia resin komposit flowable SDR
12
2.4.2 Kelebihan Stress Decreasing Resin SDR
Salah satu yang menjadi kelebihan dari SDR adalah dapat diaplikasikan dengan sistem bulk dengan ketebalan 4 mm, hal ini disebabkan pada SDR terdapat
polimerisasi modulator yang merupakan struktur kimia yang memediasi foto polimerisasi saat penyinaran dengan meningkatkan rantai cabang sehingga dapat
menambah atau menyambungkan jalan sinar pada saat curing phase.SDR menunjukkan perbedaan yang sangat singnifikan meskipun berada di posisi yang
sama dengan resin komposit konvensional, yaitu stress polimerisasi yang sangat berkurang hampir 80 dan pengurangan volumetric shrinkage sekitar 20. Stress
yang dihasilkan oleh SDR selama polimerisasi adalah 1,4 Mpa, sedangkan resin komposit flowable konvensional lainnya melebihi 4 Mpa.
12
2.5 Metode Evaluasi Celah Mikro
Mikroskop stereo adalah salah satu cara untuk menilai tingkat celah mikro pada permukaan interfasial restorasi gigi melalui penetrasi warna. Kerja mikroskop
stereo melibatkan dua set sistem optik, yang pada gilirannya menghasilkan pembentukan dua jalur cahaya yang berbeda. Tujuan dari konfigurasi lensa adalah
untuk menciptakan gambar tiga dimensi yang lebih jelas. Dengan demikian, dibandingkan dengan mikroskop lain yang memberikan gambar dua dimensi,
mikroskop stereo lebih unggul. Prinsip kerja alat ini ilmiah hampir mirip dengan stereo lainnya. Dalam
mikroskop majemuk, gambar diperbesar dari sampel di bawah pengamatan dibentuk oleh pencahayaan ditransmisikan. Dalam istilah sederhana, cahaya melewati
spesimen dan kemudian mencapai mata. Di sisi lain, sebuah mikroskop stereo bekerja dengan cara iluminasi tercermin. Di sini, cahaya tidak mengirimkan melalui objek,
tapi dipantulkan kembali untuk membentuk gambar 3D dari sampel. Secara rinci, mikroskop stereo memiliki pembesaran objek 1x atau 2x, okuler
10x atau 15x dan pembesaran total sampai 30x, memiliki 2 lensa objektif dan lensa okuler sehingga bayangan 3 di mensi dari pengamatan 2 mata, memiliki bidang
penglihatan yang luas dan jarak kerja yang panjang.Dengan demikian benda yang diamati cukup jauh, sehingga mikroskop ini dapat digunakn untuk pembedahan.
Benda yang diamati dapat kering atau dalam medium air, tebal maupun tipis. Namun mikoskop stereo tidak di lengkapi dengan kondensor maupun alat pengatur halus
serta difragma.