Gambar 11. Steromikroskop
2.6 Kerangka Teori
Restorasi Resin Komposit Klas V
adaptasi yang sulit dan sisa enamel yang sedikit menyebabkan kekuatan bonding yang kurang baik dan tidak mampu menahan stress shrinkage pada saat polimerisasi
Penanganan “mengurangi polimerisasi shrinkage”
Sistem Adhesif Intermediate Layer
Self- etchingprime
Total- Etch
Resin Komposit flowable
Stress Decreasing Resin SDR
Stress yang dihasilkan selama polimerisasi
1,4Mpa Stress yang dihasilkan
selama polimerisasi1,4M
pa Perlekatan enamel dan
dentin lemah Perlekatan enamel dan
dentin kuat
celah mikro
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah yang sering terjadi pada lesi servikal sangat erat kaitannya dengan sistem adhesif. Hal ini disebabkan morfologi kavitas pada lesi servikal lebih banyak
dijumpai kandungan dentin daripada enamel. Dentin lebih lembab dan lebih organik dibandingkan enamel sehingga membuat adhesi sulit, tidak seperti enamel yang
sebagian besar anorganik. Adhesi yang kurang baik dari bahan restorasi ini menyebabkan integritas adaptasi marginal yang tidak optimal dari bahan restorasi.
1
Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang menjadi pilihan saat ini. Hal ini disebabkan bahan ini memiliki warna yang mirip
dengan struktur gigi, shrinkage rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi.
Selain itu, bahan ini dapat dipakai sebagai bahan restorasi gigi anterior maupun posterior karena kekuatan yang adekuat, estetik yang bagus, harga lebih murah jika
dibandingkan dengan restorasi keramik, mampu berikatan dengan struktur gigi dan lebih aman daripada amalgam.
2-4
Masalah utama resin komposit adalah polimerisasi shrinkage.Polimerisasi shrinkage tidak dapat dihilangkan, namun berbagai cara telah diupayakan dalam hal
mengurangi terjadinya polimerisasi shrinkage, salah satu cara yang digunakan adalah dengan teknik penumpatannya ke dalam kavitas, yakni secara incremental. Sejauh ini
teknik incremental dianggap dapat mengurangi stress polimerisasi sehingga mencegah terjadinya celah mikro. Kemudian diperkenalkannya bahan yang memiliki
kandungan filler anorganik yang rendah dan bersifat flow yang menyebabkan adaptasi marginal dapat meningkat dan stress breaking liner dapat diminimalkan.
5-7
Shrinkage dapat menyebabkan celah antar resin komposit dan struktur gigi. Bakteri, cairan molekul-molekul atau ion-ion dapat melewati celah antara resin
komposit dan dinding kavitas, yang prosesnya disebut celah mikro. Celah mikro
dapat menyebabkan kegagalan restorasi. Selain itu stress yang terjadi akibat kontraksi selama polimerisasi dari resin komposit dapat menyebabkan integritas tepi tambalan
menjadi terganggu. Akibatnya adaptasi tepi yang buruk dan adanya celah mikro masih sering ditemui secara in vitro antara tepi kavitas dengan bahan restorasi.
Biasanya antara tepi restorasi dengan dentin lebih tinggi kebocoran mikronya dari pada email. Adanya celah mikro dapat memicu terjadinya karies sekunder,
hipersensitivitas, iritasi pulpa, dan diskolorisasi margin.
8-10
Salah satu cara untuk mendapatkan adaptasi yang baik pada restorasi resin komposit pada kavitas Klas V adalah dengan menggunakan resin komposit
flowableatau SDR sebagai intermediate layer, karena viskositasnya rendah, laju alirnya tinggi sehingga dapat memberikan bond-strength pada restorasi dan adaptasi
yang lebih baik dapat dicapai.
5,11
Stress Decreasing Resin SDR memiliki polimerisasi shrinkage yang rendah dan stress yang rendah, yang dapat digunakan secara bulk dengan ketebalan 4 mm.
Bahan ini termasuk grup fotoactivedi dalam modifikasi urethane dimethacrylate. Aktivasi resinnya telah menunjukkan aktivasi polimerisasi radikal yang rendah,
fotoinisiator yang dimasukkan kedalam resin dapat mempengaruhi proses polimerisasi. Selain itu penggabungan dari aktivasi resin ini mengurangi pengerutan
polimerisasi 60-70.SDR memiliki konsistensi flowable sehingga dapat mengisi celah yang ada di bagian yang di preparasi. SDR direkomendasikan sebagai
pengganti dentin kerena memiliki modulus elastisitas yang sama dengan dentin, Namun bahan ini kontra indikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat alergi resin
berbasis methacylate.
5,12
Resin komposit flowable memiliki ukuran partikel yang sama dengan komposit hybrid, namun mengurangi kandungan filler sehingga matriks meningkat
dan menyebabkan penurunan viskositas bahan. Peningkatan daya alir akan memudahkan perlekatan bahan keseluruh dinding kavitas sehingga mengurangi
terjadinya celah antara kavitas dan restorasi.
5
Furthermore dkk 2004 menyimpulkan bahwa 0,5-1,0 mm lapisan dari lining resin komposit flowableyang digunakan di bawah tambalan resin komposit