2.3.1 Peningkatan Akumulasi Plak dan Jumlah Koloni Bakteri Akibat Kebiasaan Merokok
Tar dalam asap rokok memperbesar peluang terjadinya gingivitis, disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak
disekitar gingiva. Tar dapat mengendap pada permukaan gigi sehingga permukannya menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak.
7
Penelitian Sreedevi dkk menunjukkan bahwa deposisi kalkulus, debris dan stein semakin bertambah pada perokok dibandingkan bukan perokok. Akumulasi plak
dalam rongga mulut juga lebih besar pada perokok dibandingkan bukan perokok.
8
Penelitian yang dilakukan oleh Torkazaban dkk menujukkan bahwa tidak adanya perbedaan jumlah koloni bakteri pada perokok dan bukan perokok.
46
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kumar menunjukkan jumlah koloni bakteri pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.
18
2.3.2 Perubahan Vaskularisasi
Perubahan vaskularisasi pada perokok, disebabkan terjadinya iritasi kronis dan perubahan panas pada mukosa dan gingiva. Zat dalam asap rokok yang terabsorbsi
melalui mukosa mulut dan infiltrasi agen-agen inflamasi, menimbulkan terjadinya pembesaran gingiva. Kondisi ini dikuti dengan perubahan populasi sel, yaitu dengan
bertambahnya jumlah limfosit dan makrofag.
14,47
Banyak penelitian yang menemukan berkurangnya aliran darah ke gingiva disebabkan oleh nikotin.
7
Nikotin pada rokok merangsang ganglia simpatetik untuk memproduksi neurotransmitter termasuk katekolamin. Hal ini mem
engaruhi α- reseptor pada pembuluh darah perifer yang disebabkan merokok mempunyai tanda-
tanda gingivitis yang lebih sedikit dibanding yang bukan merokok dan tanda-tanda klinis gingiva seperti kemerahan, berdarah dan eksudasi bukan sebagai bukti pada
perokok.
16
Shizamaki dkk melaporkan bahwa merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan kedalaman probing dan kehilangan perlekatan pada perokok dan
bekas perokok. Merokok memiliki efek penurunan pendarahan pada gingiva.
48
Universitas Sumatera Utara
2.4 GC Tri Plaque ID Gel