Kelayakan Usahatani Bawang Merah Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hipotesis 5 yang menyatakan faktor- faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani bawang merah adalah lama bertani dan tenaga kerja dalam keluarga TKDK ditolak.

5.7. Kelayakan Usahatani Bawang Merah

Analisis usahatani bawang merah dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani bawang merah di daerah penelitian layak atau tidak layak untuk diusahakan. Untuk mengetahui kelayakan usahatani digunakan kriteria Break Even Poin BEP dan Return Of Cost ratio RC. Hasil perhitungan diperlihatkan pada tabel 21. Tabel 21. Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian No Uraian Per Petani Per Hektar 1 BEP Produksi kg 222 1.850 2 BEP Harga Rpkg 6.614 6.614 3 RC Rp 2,48 2,48 Sumber. Data diolah dari Lampiran 20,21,22,23 Dari tabel di atas dapat diketahui BEP produksi per petani sebesar 222 kg, BEP produksi per hektar sebesar 1.850 kg. BEP harga bawang merah adalah sebesar Rp. 6.614kg. Jika BEP harga tersebut di atas dibandingkan dengan rata – rata harga jual di tingkat petani Rp 16.367, maka harga jual bawang merah berada 2,4 kali di atas harga Break Even Poin BEP. Artinya dari sisi harga jual, usahatani tergolong layak. Jika BEP produksi per hektar 1.850 kg dibandingkan dengan produksi per hektar aktual 4.506 kg, maka produksi per hektar aktual lebih tinggi 2,4 kali di Universitas Sumatera Utara atas nilai perhitungan BEP produksi. Artinya dari sisi produksi, usahatani tergolong layak Untuk RC Ratio diketahui sebesar 2,48 artinya setiap biaya Rp 1000,- yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2.480 atau dengan kata lain, hasil penjualan bawang merah mencapai 248 dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan kriteria yang menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai RC Ratio 1, maka usahatani bawang merah di daerah penelitian layak untuk diusahakan. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Produktivitas bawang merah di daerah penelitian sebesar 4,5 ton per hektar lebih rendah dari produktivitas bawang merah tingkat Kabupaten Samosir 6,2 ton per hektar dan tingkat Kabupaten Simalungun 14,6 ton per hektar. Disimpulkan bahwa produktivitas bawang merah di daerah penelitian masih tergolong rendah. 2. Penggunaan faktor produksi: - Analisis secara parsial menunjukkan bahwa hanya faktor benih dan pupuk yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah, sedangkan faktor pestisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. - Secara serempak menunjukkan bahwa semua faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di daerah penelitian. - Koefisien determinasi sebesar 0,927 menunjukkan bahwa variabel produksi, pengaruhnya dapat dijelaskan oleh variabel benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 92,7 , sedangkan 7,3 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. 3. Komponen biaya produksi usahatani bawang merah di daerah penelitian didominasi oleh biaya saprodi dengan proporsi 87,8 yang terdiri dari benih, pupuk dan pestisida. 4. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani, pendapatan keluarga petani dan pendapatan bersih usahatani di daerah penelitian tergolong tinggi Universitas Sumatera Utara 5. Faktor yang mempengaruhi pendapatan : - Analisis secara parsial menunjukkan bahwa hanya faktor harga jual dan produksi yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani bawang merah, sedangkan faktor lama bertani dan tenaga kerja dalam keluarga tidak berpengaruh nyata. - Secara serempak menunjukkan bahwa semua faktor pendapatan berpengaruh nyata terhadap pendapatan bersih usahatani di daerah penelitian. - Koefisien determinasi sebesar 0,532 menunjukkan bahwa variabel pendapatan, pengaruhnya dapat dijelaskan oleh variabel lama bertani, tenaga kerja dalam keluarga, harga jual dan produksi sebesar 53,2 , sedangkan 46,8 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. 6. Usahatani bawang merah di daerah penelitian layak diusahakan karena: - Produksi bawang merah di daerah penelitian lebih besar dari BEP produksi yaitu sebesar 222 kg. - Harga bawang merah daerah penelitian lebih besar dari BEP harga yaitu sebesar Rp 6.614 per kg - RC Ratio bawang merah di daerah penelitian sebesar 2,48 lebih besar dari 1. Universitas Sumatera Utara

6.2. Saran