Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk desa Cinta Dame berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu 802 jiwa 61,27, hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan penduduk di daerah penelitian cukup baik untuk mengusahakan usahataninya khususnya dalam membudidayakan usahatani
bawang merah.
4.3. Sarana dan Prasarana Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir No
Sarana Prasarana Jumlah Unit
1 Kantor Kepala Desa
1 2
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 2
3 Sekolah Dasar SD
3 4
Sekolah Menengah Pertama SMP 1
5 Posyandu
2 6
Puskesmas 1
7 Gereja
3 Jumlah
12 Sumber . Kantor Kepala Desa Cinta Dame, 2014
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa sarana prasarana di Desa Cinta Dame sudah cukup untuk menunjang kegiatan penduduk setempat. Hal ini dapat dilihat
dari adanya fasilitas-fasilitas yang membantu kegiatan penduduk seperti fasilitas kesehatan, rumah ibadah, kantor Kepala Desa, maupun fasilitas pendidikan.
4.5. Karakteristik Petani Sampel Tabel 11. Karakteristik petani
No Karakteristik Satuan
Range Rataan
1 Umur
Tahun 28 - 60
46,97 2
Tingkat Pendidikan Tahun
6 - 18 8,50
3 Luas Lahan
Ha 0,04 - 0,16
0,12 4
Lama Bertani Tahun
1 - 45 24,73
5 JumlahTanggungan
Jiwa 0 - 6
2,63 Sumber . Data diolah dari lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, lama bertani, dan jumlah tanggungan merupakan karakteristik petani
sampel di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Teknis Budidaya Usahatani Bawang Merah 5.1.1 Pengolahan lahan
Tanah yang paling baik untuk lahan bawang merah adalah tanah yang mempunyai keasaman sedikit agak asam sampai normal, yaitu pH-nya antara 6,0-6,8.
Keasaman dengan pH antara 5,5-7,0 masih termasuk kisaran keasaman yang dapat digunakan untuk lahan bawang merah. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah
lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik. Tanah yang demikian ini mempunyai
perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu. Pengolahan lahan di daerah penelitian dilakukan dengan mencangkul tanah
sedalam 20-40 cm, dilanjutkan dengan menggemburkan tanah hingga benar-benar gembur. Lahan disiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan lebar 100-200 cm dan
panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-40 cm, sekaligus sebagai parit untuk memudahkan pemupukan dan penyemprotan serta
melindungi umbi dari genangan air terutama pada musim hujan.
5.1.2. Penanaman
Petani di Desa Cinta Dame terlebih dahulu melakukan pemupukan secara merata sebelum melakukan penanaman. Pupuk yang digunakan petani di daerah
penelitian beranekaragam yaitu pupuk Mabar, ZA, NPK, Ponska, TSP, dan pupuk Organik pada lubang tanam yang sudah disiapkan, dengan jarak tanam antara
15x15 cm dan 20x20 cm.
Universitas Sumatera Utara
Jenis benih yang digunakan petani adalah bawang lokal atau bawang yang disisahkan pada panen sebelumnya untuk dijadikan benih. Harga benih bawang
merah adalah Rp.30.000kg dengan kebutuhan benih rata-rata sebanyak 670 KgHa tergantung jarak tanam yang digunakan. Benih yang telah disiapkan
ditanam pada lobang yang sudah diberi pupuk dengan 1 umbi pada setiap lubang. Selanjutnya lubang ditutup tanah yang sudah digemburkan dengan menggunakan
cangkul.
5.1.3. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam usahatani bawang merah mencakup kegiatan penyiangan, pemupukan, penyemprotan dan penyiraman.
1. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan rumput-rumput atau gulma yang ada disekitar tanaman bawang merah, karena gulma tempat menompangnya hama dan
dapat menurunkan produksi bawang merah. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman dan pembumbunan pada saat tanaman berumur 21 hari
setelah tanam HST, selanjutnya dilakukan penyiangan susulan sesuai kondisi gulma di lapangan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyiangan di
daerah penelitian ± 20 HKOHa. 2.
Pemupukan Penggunaan pupuk pada umumnya ditentukan petani berdasarkan luas lahan,
kesuburan tanah dan ketersediaan modal petani. Pemupukan dilakukan pada saat sebelum penanaman. Kebutuhan pupuk dan dosis yang digunakan petani di daerah
penelitian sangat beragam sesuai kebutuhan tanaman bawang merah dan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan petani. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan pemupukan ± 21 HKOHa. Jenis dan harga pupuk yang digunakan petani di
daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Jenis dan Harga Pupuk yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
No Jenis Pupuk
KebutuhanKgHa Harga RpKg
1 Mabar
967,05 2.000
2 Za
191,05 1.500
3 NPK
95,88 9.000
4 Ponska
52,49 2.700
5 TSP
57,41 6.800
6 Organik
75,00 200
Sumber. Data diolah dari lampiran 4
3. Penyemprotan
Penyemprotan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit yang menganggu pertumbuhan tanaman bawang merah dengan menggunakan pestisida yang sesuai
dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang bawang merah. Jenis dan harga pestisida yang digunakan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13
berikut.
Tabel 13. Jenis dan Harga Pestisida yang Digunakan Petani Bawang Merah per Hektar di Daerah Penelitian
No Jenis Pestisida
Kebutuhan gramHa Harga Rp
1 Seprin
9.991,66 865.278
2 Gandastar
1.187,80 163.793
3 Curacron
148,81 104.167
4 Antracol
798,61 95.833
5 Porclaim
16,67 150.000
6 Alika
520,83 62.500
7 Matador
350,00 87.500
8 Trigard
38,19 324.653
9 Dithane
1.388,89 83.333
10 Agrimec
52,45 104.167
Sumber. Data diolah dari lampiran 6
Universitas Sumatera Utara
Penyemprotan dilaksanakan 1 sampai 3 kali dalam seminggu untuk menghilangkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah dan
juga untuk mencuci zat asam akibat turunnya hujan pada siang hari. Oleh karena itu, pestisida yang digunakan petani juga beragam sesuai jenis hama dan penyakit
tanaman bawang merah yang ada di lapangan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyemprotan ini ± 15 HKOHa.
4. Penyiraman
Penyiraman tidak selalu dilakukan, tergantung dari pada cuaca. Penyiraman dilakukan pada saat musim kemarau. Sistem penyiraman di daerah penelitian
dengan menggunakan ember dan alat penyiram menggunakan mesin, tergantung dari pada luas lahan dan ketersediaan modal petani untuk mengeluarkan biaya
penyiraman. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk penyiraman ini ± 15 HKOHa.
5.1.4. Panen dan Pascapanen
Tanaman bawang merah yang telah berumur 2 bulan sudah dapat dipanen dengan mencabut secara manual, lalu daunnya diikat untuk digantung di gudang maupun
diteras rumah. Setelah daun bawang merah kering selanjutnya daun bawang merah dipotong dan umbinya dijemur kembali sampai umbinya kering dan layak
untuk dijual. Rata-rata jumlah produksi bawang merah di daerah penelitian adalah 4.506 KgHa, dengan rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk panen ± 36
HKOHa dan untuk kegiatan penjemuran ± 17 HKOHa. Curahan tenaga kerja berasal dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan
tenaga kerja luar keluarga TKLK. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani
Universitas Sumatera Utara
bawang merah di daerah penelitian didasarkan pada hari kerja orang HKO dengan upah Rp.70.000 per HKO.
5.2. Produktivitas Bawang Merah di Daerah Penelitian
Produksi bawang merah di daerah penelitian adalah 538 kg per petani, atau 4.506 kg per hektar 4,506 ton per hektar. Jika dibandingkan dengan Produktivitas
bawang merah tingkat Kabupaten Samosir sebesar 6,2 ton per hektar dan produktivitas bawang merah tingkat Kabupaten Simalungun sebesar 14,6 ton per
hektar data Sumatera Utara dalam Angka 2011, maka produktivitas bawang merah di daerah penelitian lebih rendah dari produktivitas bawang merah
Kabupaten Samosir dan Kabupaten Simalungun. Dengan demikian produktivitas bawang merah di daerah penelitian tergolong tinggi tidak diterima ditolak.
5.3. Pengaruh Faktor Produksi terhadap Produksi Bawang Merah