Saran Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebagai berikut: 1. Kepada Petani Dalam meningkatkan produktivitas bawang merah di daerah penelitian maka petani perlu : - Menggunakan benih yang unggul - Memberikan pupuk sesuai dosis kebutuhan tanaman 2. Kepada Pemerintah Untuk menaikkan pendapatan petani sebaiknya pemerintah perlu menjaga kestabilan harga bawang merah. 3. Peneliti Selanjutnya Melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel yang belum dimasukkan dalam model antara lain variabel iklim. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang

lalu. Dalam peninggalan sejarah banyak ditemukan bukti-bukti yang mengisahkan tentang khasiat dan kehebatan tanaman ini. Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah yaitu di deretan daerah sekitar India, Pakistan, sampai Palestina Rahayu, 1999. Varietas bawang merah di Indonesia bermacam-macam. Berikut adalah macam- macam varietas bawang merah di Indonesia. Bawang merah varietas Bima Brebes Bawang merah varietas Medan Bawang merah varietas Australia Bawang merah varietas Bali Bawang merah varietas Filipina Bawang merah varietas Ampenan Bawang merah varietas Sumenep Bawang merah varietas Bangkok Varietas Medan banyak ditanam di daerah Samosir, Sumatera Utara. Umur panennya lebih lama dari Bima Brebes, yakni 70 hari setelah tanam. Jumlah produksi umbi rata-rata 7 tonha umbi kering. Susut bobot umbi tergolong tinggi, yakni 25 dari bobot panen basah Tim Bina Karya Tani, 2008. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah.Jumlah Universitas Sumatera Utara perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter bervariasi antara 0,5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar AAK, 2004. Batang tanaman baswang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas titik tumbuh. Di bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis Rukmana, 1994. Daun bawang merah mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya. Warnanya hijau muda. Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya Rukmana, 1994. Bunga bawang merah merupakan bunga sempurna, yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Tiap kuntum bunga terdiri atas enam daun bunga yang berwarna putih, enam benang sari yang berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik. Kadang-kadang, di antara kuntum bunga bawang merah ditemukan bunga yang memiliki putik sangat kecil dan pendek atau rudimenter. Meskipun kuntum bunga banyak, namun bunga yang berhasil mengadakan persarian relatif sedikit Wibowo, 1995. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi Universitas Sumatera Utara setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tenaman secara generatif Rukmana, 1994. Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu udara25ºC-32ºC. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari juga sangan diutamakan dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam Wibowo, 1995. Bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian tempat 10-250 m dpl. Pada ketinggian 800-900 m dpl bawang merah juga dapat tumbuh, namun pada ketinggian tersebut yang berarti suhunya rendah pertumbuhan tanaman terhambat dan umbinya kurang baik Wibowo, 1995. Tanah yang gembur, subur, banyak mengandung bahan organis atau humus sangat baik untuk bawang merah. Tanah yang gembur dan subur akan mendorong perkembangan umbi sehingga hasilnya besar-besar. Jenis tanah yang paling baik adalah tanah lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik Wibowo, 1995. Tanah yang paling baik untuk lahan bawang merah adalah tanah yang mempunyai keasaman sedikit agak asam sampai normal, yaitu pH-nya antara 6,0-6,8. Keasaman dengan pH antara 5,5-7,0 masih termasuk kisaran keasaman yang dapat digunakan untuk lahan bawang merah Wibowo, 1995. Suhu yang baik untuk bawang merah adalah pada suhu yang agak panaslah bawang merah sebaiknya ditanam, pada suhu yang rendah memang kurang baik. Pada suhu 22ºC memang masih mudah untuk membentuk umbi , tetapi hasilnya Universitas Sumatera Utara tidak sebaik jika ditanam di dataran rendah yang bersuhu panas. Di bawah 22ºC bawang merah sulit untuk berumbi atau bahkan tidak dapat membentuk umbi. Sebaiknya ditanam di daerah yang bersuhu antara 25ºC-32ºC dengan iklim kering, dan yang paling baik jika suhu rata-rata tahunannya 30ºC Wibowo, 1995.

2.2 Landasan Teori