Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sarosa 2006 dengan judul “ Pengaruh

relasionalism adalah flexibilitas, solidaritas, mutuality dan harmonisasi konflik.

2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sarosa 2006 dengan judul “ Pengaruh

Faktor Dukungan dari Franchisor, Alasan Ekonomis, Pemasaran, dan Pribadi pada Keputusan memilih Format dan Merek Franchise” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise dan faktor mana yang paling dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise, sedangkan faktor dukungan dari franchisor, alasan ekonomis, dan pribadi berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise. Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata 2012 dengan judul ”Analisis peranan franchisor terhadap Suksesnya bisnis franchise pada Mc. Donald’s cabang ring road Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan franchisor dalam promotion, support service, training, control system dan communication terhadap suksesnya bisnis franchise pada Mc Donald’s Cabang Ring Road Medan. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa promotion, support service, training, control system, communication yang dilakukan oleh franchisor memiliki peranan yang sangat penting sekali. Karena segala sesuatunya sangat membutuhkan dukungan langsung dari pihak franchisor. Dimulai dari pemberian awal waralaba hingga prosedur, standard perusahaan, pelatihan karyawan, pemasaran dan lain - lain. Bahkan setelah franchise telah berjalan Universitas Sumatera Utara sesuai dengan prosedur dan telah berhasil, franchise masih memerlukan peranan franchisor dalam segi pengawasan dan penyelesaian masalah. Peranan yang paling dominan dalam penelitian ini adalah promosi. 2.7 Kerangka Konseptual Dalam perluasan dan meningkatnya sistem franchise diperlukan sebuah inovasi manajerial dalam improvisasi peningkatan sinergi dan pembagian sumberdaya agar optimal dalam mengelola franchise diperlukan kualitas kerjasama yang baik. Sehingga improvisasi perusahaan dapat dinyatakan dalam hubungan franchisor dan franchise dalam jangka panjang untuk membentuk jaringan yang kuat. Sistem franchise tidak hanya sekedar sistem ekonomi tapi juga sistem sosial karena adanya unsur relationship yang berdasarkan dimensi ketergantungan, komunikasi dan konflik Stern dan Reve dalam Tikoo, 2005: 331. Hubungan antara franchisor dalam mempengaruhi franchisee sering disertai dengan konflik. Dari hasil penelitian Tikoo 2005: 329 peran franchisor meliputi permintaan, ancaman dan perjanjian mempunyai hubungan positif terhadap perselisihan hubungan franchise. Konflik sendiri biasanya terjadi disebabkan oleh asimetri distribusi atas kekuatan franchisor Quinn dan Doherty, 2000: 354 Aspek konflik harus dikelola untuk menciptakan hubungan baik antara franchisor dan franchisee. Hubungan franchise tidak dapat dikendalikan oleh ketergantungan franchisee, sehingga peran franchisor diatas mempunyai hubungan negatif terhadap ketergantungan franchisee. Artinya keterikatan franchisee tidak bisa dilakukan dengan tekanan pihak franchisor. Sehingga solusi terbaik adalah Universitas Sumatera Utara terciptanya hubungan fairadil atas 2 arah antara franchisor dengan franchisee Tikoo,2005:329 misal menggunakan pertukaran informasi information exchange, kesanggupan promise, pengendalian diri restrain atas penekanan sebelumnya demand, treat dan legalistic dalam mempengaruhi franchisee. Sangat penting bagi franchisor yang memiliki kapabilitas untuk dapat dijelaskan kepada franchisee dalam memudahkan mengatur unit kualitas hubungan franchise kepercayaan komitmen kalkulatif komitmen kekeluargaan afektif franchise. Atas pertimbangan tersebut penting untuk menentukan faktor yang menentukan kesuksesan berorganisasi terutama dalam sitem franchise. Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan merek jasa, ciri khas maupun hal- hal pendukung lainnya kepada franchise. Pemberi waralaba atau franchisor akan secara terus menerus memberikan berbagai jenis pelayanan yang berbeda-beda menurut tipe format bisnis yang diwaralabakan. Kunjungan berkala dari Franchisor atau ke staf pendukung lapangan guna membantu memperbaiki atau mencegah penyimpangan-penyimpangan terhadap pelaksanaan yang dapat menyebabkan kesulitan dagang bagi franchisee, menghubungkan antara franchisor dan seluruh franchisee secara bersama-sama untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman, adanya inovasi produk atau konsep termasuk penelitian mengenai kemungkinan-kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan bisnis yang ada, diberikannya pelatihan dan fasilitas- fasilitas pelatihan dan dilakukan riset pasar, penerbitan iklan dan promosi pada tingkat local dan nasional. Universitas Sumatera Utara Franchisor harus dapat memberikan dukungan penuh untuk mengadakan pelatihan untuk membantu franchisee dalam meningkatkan kemampuan mereka mengenai franchisee, menyajikan pengarahan yang bermanfaat terhadap kegiatan usahabisnis franchisee untuk tujuan mempertahankan intergrasi system franchisee secara keseluruhan bagi semua pihak yang berkepentingan, memberikan perhatian khusus untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh franchisee dan Franchisor dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchisee untuk melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama. Kontrak franchise mengacu pada aspek operasional unit franchisee seperti produk yang ditawarkan, jam kerja pelatihan untuk franchisee yang disediakan franchisor. Selanjutnya aspek yang membentuk dimensi konten adalah Training Franchisor memberikan kontribusi kepada franchisee pengetahuan yang diperlukan pengembangan dan pemenuhan konsep bisnis dimana yang utama mengacu pada transfer kepemilikan know-how mengenai produksi dan operasi pelayanan. Lebih dari itu franchisor memberikan semangat kepada franchisee untuk menggunakan program pelatihan tanpa dikenakan biaya hasilnya peserta meningkat dan masalah prasangka buruk akan menurun Bradach, 1998.

a. Support