Franchisor harus dapat memberikan dukungan penuh untuk mengadakan pelatihan untuk membantu
franchisee dalam meningkatkan kemampuan mereka mengenai
franchisee, menyajikan pengarahan yang bermanfaat terhadap kegiatan usahabisnis
franchisee untuk tujuan mempertahankan intergrasi system franchisee secara keseluruhan bagi semua pihak yang berkepentingan,
memberikan perhatian khusus untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh franchisee dan Franchisor dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai
dengan mekanisme terhadap franchisee untuk melakukan perubahan-perubahan
dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama. Kontrak
franchise mengacu pada aspek operasional unit franchisee seperti produk yang ditawarkan, jam kerja pelatihan untuk
franchisee yang disediakan
franchisor. Selanjutnya aspek yang membentuk dimensi konten adalah
Training
Franchisor memberikan kontribusi kepada franchisee pengetahuan yang
diperlukan pengembangan dan pemenuhan konsep bisnis dimana yang utama mengacu pada transfer kepemilikan
know-how mengenai produksi dan operasi pelayanan. Lebih dari itu
franchisor memberikan semangat kepada
franchisee untuk menggunakan program pelatihan tanpa dikenakan biaya hasilnya peserta meningkat dan masalah prasangka buruk akan
menurun Bradach, 1998.
a. Support
Franchisor bersedia mendukung dan menyarankan franchisee dalam setiap konsep bisnis star-up dan operasional. Kebanyakan
franchisor mau menyediakan praktek pendukung kepada
franchisee pemilihan letak dan
Universitas Sumatera Utara
asistensi secara umum dalam bisnis start-up Oleh karena itu franchisee
memperoleh kebebasan untuk mengoperasikan dalam kontrol, asistensi dan didukung linkungan, sementara itu pada saat yang sama diperoleh juga
manfaat dari merek, manajemen profesional Fulop, 2000: 27.
b. Informasi Franchisor juga menyediakan kepada franchisee dengan informasi penting
mengenai kondisi kontrak franchise baik itu kewajibannya misalnya
pertimbangan financial. Lebih lagi adanya sitem yang sah mengenai
keterbukaan informasi utama yang ada dalam kontrak
franchise Fulop,
2000. Pada kenyataannya informasi yang cukup terbuka oleh pihak franchisor akan memberikan kontribusi pada tingkat kepuasan franchisee
dalam melakukan pembelian dan operasional outlet franchise. Dimensi
asistensi bantuan oleh franchisor cukup penting menolong franchisee
dalam bentuk keuangan, supplay dan saran pemasaran. Dimensi ini dapat
disederhanakan dalam elemen berikut : 1. Supply
Franchisor yang menyediakan franchisee dengan berbagai material dan produk akan meningkatkan kewajiban kontrak dengan efektif.
Kontrak franchise memerlukan franchisee agar membeli input
spesifik dari franchisor. Franchisee juga dapat menggunakan
eksternal suplier dengan pemberian daftar nama suplier oleh franchisor. Namun seringkali franchisee menggunakan distribusi
rantai internal dalam kegiatan operasi dengan harga yang lebih baik dan pelayanan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Fasilitas Financial
Franchisor bersedia menyediakan bantuan financial untuk franchise tidak secara langsung maupun secara langsung dengan
menyediakan pinjaman 3. Asistensi manajemen
Franchisor membantu franchisee dalam pengelolaan bisnis. Franchisor menyediakan bantuan dengan menyediakan dukungan
praktek dalam manajemen praktek, akuntansi dan pelayanan pemasaran dan bantuan yang lain
4. Accessibility Kemudahan jalan
Accessibility mengacu pada hubungan franchisor dengan franchisee. Pada saat franchisee bergabung rantai hubungan akan
menjaga hubungan secara konstan Adanya komunikasi yang teratur dengan
franchisee merupakan salah satu sumber ketersediaan kekuatan tanpa paksaan oleh
franchisor. Berdasarkan teori, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Stern dan Reve dalam Tikoo, 2005.
Keberhasilan usaha bisnis Franchisee Indomaret
Y Peran Franchisor :
1. Pelatihan Training X
1
2. Dukungan Support X
2
3. MenyediakanSupply X
3
4. Fasilitas FinancialX
4
5. Asistensi manajemen X
5
6. Mudah diaksesKomunikasi yg teratur
X
6
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN